Komunikasi memiliki aturan, bukan hanya cuap-cuap selesai. Tidak demikianlah saudara, bicara juga punya aturan agar bisa dipahami oleh pendengar dengan baik.
Aturan komunikasi tidak banyak, hanya ada beberapa point dan tidak sulit untuk dimengerti. Namun, kalau tidak dipahami juga gak bakalan ngerti lu.
Seperti pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, dijelaskan beberapa aturan komunikasi yang bisa Anda pelajari.
Aturan yang dijelaskan pada buku juga tidak rumit, kami merangkum pembahasan tersebut kepada Anda, agar lebih mudah dibaca, kurang apa lagi? kami sajikan kepada Tuan dan Nyonya.
Serius, baik kita mulai saja pembahasan mengenai 10 aturan komunikasi, agar bicara Anda memiliki daya tarik.
Bicara Seperti Pembawa Acara
Jika Anda mengenal tokoh Korea satu ini yang bernama Yoo Jae Suk, jika ia berbicara maka penonton akan terkagum dan takjub.
Ia merupakan salah satu pembawa acara terbaik di Korea. Yoo Jae Suk memiliki kelebihan bisa membuat bintang tamu nyaman berbicara dengan dirinya.
Ia tidak pernah mengurui atau mendominasi acara yang ia bawakan. Bahkan ia tidak pernah berdiri di depan lalu banyak bicara. Yoo Jae Suk mampu mengendalikan diri dengan bicara seperlunya pada waktu yang benar-benar tepat.
Selain itu Yoo Jae Suk memiliki kelebihan pada suara yang tinggi, sehingga sangat cocok untuk memandu acara hiburan.
Yoo Jae Suk bisa menjadi komunikator yang baik karena menerapkan aturan dalam komunikasi. Aturan ini dibuatnya berdasarkan pengalaman-pengalamannya selama menjadi pembicara.
Aturan ini merupakan pengetahuan umum bagi Anda yang tertarik dengan speaking dan komunikasi.
10 aturan aturan komunikasi, agar bicara Anda memiliki daya tarik.
- Kata-kata yang tidak bisa diucapkan di “depan”, jangan dikatakan di “belakang”. Gunjingan sangatlah buruk.
- Memonopoli pembicaraan akan memperbanyak musuh. Sedikit berbicara dan perbanyak mendengar. Semakin banyak mendengar akan semakin baik.
- Semakin tinggi intonasi suara, makna dari ucapan akan semakin terdistorsi. Jangan menggebu-gebu. Suara yang rendah justru memiliki daya tarik.
- Berkata yang menenangkan hati, bukan sekadar enak.
- Katakan yang ingin didengar lawan bicara, bukan yang ingin diutarakan. Berbicara yang mudah dimengerti, bukan yang mudah diucapkan.
- Berbicara dengan menutupi aib dan sering memuji.
- Berbicara hal-hal yang menyenangkan, bukan yang menyebalkan.
- Jangan hanya berkata dengan lidah, tetapi juga dengan mata dan ekspresi. Unsur non-verbal lebih kuat daripada unsur verbal.
- Tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati. Sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang.
- Kita mengendalikan lidah, tapi ucapan yang keluar akan mengendalikan kita.
Maka, jangan asal berbicara, Anda bertanggung jawab penuh dengan apa yang Anda ucapkan.
Memang kemahiran berbicara tidak semudah itu bisa dimiliki oleh seseorang, diperlukan latihan dan percobaan berpuluh kali bahkan ratusan kali untuk mendapatkan ketenangan ketika berbicara.
Sama juga dengan Yoo Jae Sook yang memberikan aturan dalam komunikasi ini. Bukan berarti ia mahir berbicara di depan umum bawaan lahir. Ia juga berusaha menjadi pembicara yang baik dengan latihan keras.
Ia juga pernah bicara gugup seperti Anda, semua orang juga pernah gugup, tidak mungkin pertama bicara depan umum langsung mahir dan bisa menguasai panggung. Pasti ada rasa gugup, meski hanya sedikit.
Jadi tidak ada yang instan, semua butuh proses, Anda hanya perlu berlatih lebih keras dan sering berbicara di depan cermin seolah Anda sedang berbicara dengan orang lain.
Semua bisa diubah dengan keinginan yang keras, semua orang hebat tidak instan, ia sudah mengalami banyak kegagalan sehingga dirinya berhasil menjadi salah satu orang yang bisa berdiri di depan umum dan menceritakan pengalamannya semasa berjuang.
Kemampuan Bicara Bukanlah Bawaan Lahir
Kemahiran berbicara sebagian orang dipengaharui oleh masa kecil. Tapi ingat bukan bawaan lahir ya, tidak ada orang lahir langsung bisa berbicara di depan umum.
Seorang anak mahir berbicara ada dipengaharui oleh apa yang diperolehnya dari orang tua. Orang yang mahir berbicara mendapat pengaruh banyak dari orang tuanya.
Orang tua yang bisa melatih anaknya sedini mungkin untuk bisa berani berbicara dan bisa menjadi teladan bagi anaknya dalam hal bicara.
Orang tua harus bisa membentuk anaknya supaya ketika bicara bisa menyampaikan idenya dengan baik.
“Saat berbicara, tatap mata lawan bicara.”
“Saat berbicara, selalu pikirkan posisi lawan bicara.”
“Lawan bicara tidak akan mengerti bila kita berbicara terlalo cepat. Karena itu, pelan-pelan saja.”
Lawan bicara Anda tidak akan mengerti jika bicara Anda seperti dikejar hewan buas, karena itu cobalah pelan-pelan dalam bicara dan kontrol ketenangan diri Anda.
Sebaliknya jika orang tua tidak bisa berbicara baik kepada anak maka memberikan pengaruh buruk bagi anaknya.
Bila orang tua bicara terbata-bata, berbicara seenak hatinya, serta tidak dapat mengungkapkan sesuatu dengan tepat. Maka mereka biasanya akan berkata begini pada anaknya.
“Kenapa kamu kalau bicara ujungnya selalu menggantung?”
“Kami tidak perlu mendengarkan ucapanmu.”
“Kamu benar-benar bodoh dalam berbicara.”
Kekurangan mereka dalam berbicara ini terbentuk dari kecil bahkan bisa dikatakan menjadi penyebab anak-anak tidak berani mengungkapkan keinginannya, karena ketika ia berbicara, ucapannya tidak didengar dan selalu diremehkan.
Inilah yang bisa membentuk anak-anak takut untuk berbicara di depan umum.
Kemahiran berbicara besar terbentuk dari lingkungan keluarga ia tumbuh. Sehingga penyebab awal seorang anak tidak mampu bicara karena kebiasaan buruk dari keluarga.
Meski demikian, sebagian orang memang memiliki titik awal yang buruk dalam suatu hal. Namun itu semua bisa diperbaiki. Anda harus berubah, meski Anda memiliki pengalaman buruk ketika berbicara, jangan jadikan itu penghalang Anda untuk menggapai cita.
Sumber:
mediapeneliti.com