• Health

    Informasi Seputar Kesehatan

  • Parenting

    Informasi Seputar Keluarga

  • Relationship

    Informasi Seputar Hubungan Pacaran

  • Wedding

    Informasi Seputar Pernikahan dan Rumah Tangga

  • Sex

    Informasi Seputar Seks

  • Life

    Informasi Seputar Kehidupan

  • General

    Informasi Hal-hal Umum

  • Entrepreneur

    Informasi Seputar Wirausaha

Showing posts with label Parenting. Show all posts
Showing posts with label Parenting. Show all posts

Saturday, February 6, 2021

8 Manfaat Dongeng Sebelum Tidur untuk Perkembangan Anak

Ada banyak cara membuat anak agar lebih cepat tertidur. Salah satu cara yang paling sering dilakukan oleh para orang tua adalah membacakan dongeng untuk anak sebelum tidur. Faktanya, ternyata ada banyak manfaat dongeng sebelum tidur.

Banyak yang menganggap bahwa manfaat membacakan dongeng untuk anak adalah untuk menemaninya hingga tertidur. Ternyata bukan hanya itu.

1. Melatih Imajinasi Anak
Setiap orang yang mendengarkan cerita tentu akan berimajinasi seperti apa kejadiannya. Begitu pun dengan anak-anak. Jika para orang tua rutin membacakan dongeng di malam hari, maka akan membantu melatih dan meningkatkan kemampuan berimajinasi anak. Secara jangka panjang, biasa berimajinasi akan membuat anak

2. Melatih Fokus dan Konsentrasi Anak
Tanpa disadari, manfaat membacakan dongeng untuk anak ternyata juga bisa menjadi salah satu cara untuk melatih fokus dan konsentrasi si kecil. Anak yang dalam posisi sudah siap tidur di kasur kesayangannya tentu akan menyimak dengan baik rangkaian kata berisi dongeng yang diucapkan oleh orang tuanya. Berikan juga pertanyaan-pertanyaan sederhana yang berkaitan dengan isi dongeng untuk membiasakannya lebih fokus.

3. Mengasah Daya Ingat Anak
Salah satu manfaat dongeng sebelum tidur untuk si kecil adalah mengasah daya ingatnya sejak dini. Kamu juga bisa lebih mengasah daya ingatnya dengan cara membuat berdongeng jadi lebih menarik, misalnya buat ceritanya bersambung untuk keesokan harinya. Dengan demikian, anak akan berusaha menyimak dan mengingat-ingat seperti apa cerita sebelumnya.

4. Memperkaya Kosa Kata
Manfaat dongeng untuk anak yang berikutnya adalah bisa menambah kosa kata. Anak-anak perlahan-lahan akan menyerap kata-kata orang tua. Jadi, jangan kesal jika anak banyak bertanya ketika kamu sedang menceritakan dongeng sebelum tidur. Anak yang dibekali kosa kata akan tampil lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya.

5. Meningkatkan Pemahaman Berbahasa
Selain menambah kosakata, manfaat membaca dongeng juga bisa menambah kemampuan berbahasa anak. Setiap anak tentu akan menyimak apa yang diceritaka untuk bisa membayangkan kejadian sebenarnya, maka kata demi kata akan mereka perhatikan. Oleh karena itu, manfaatkan momen ini dengan menggunakan kalimat yang baik agar si kecil lebih memahami pola dan struktur kalimat.

6. Membuat Anak Jadi Suka Membaca
Percaya atau tidak, manfaat dongeng anak sebelum tidu mampu memupuk kegemaran membaca pada anak. Sebagian besar anak akan merasa penasaran dan tidak puas dengan mendengarkan beberapa cerita. Anak akan penasaran dan bahkan tidak jarang meminta untuk dibacakan cerita yang sama berulang kali. Jika seperti ini, maka ajak anak membaca buku cerita bersama-sama sebelum tidur agar membuatnya gemar membaca.

7. Membentuk Karakter Anak
Manfaat membaca dongeng sebelum tidur untuk anak juga bisa turut membentuk karakternya. Imajinai anak yang kuat akan membuatnya belajar dari kisah dongeng yang diceritakan setiap sebelum tidur. Oleh karena itu, jangan lupa untuk menyelipkan pesan moral setiap kali bercerita secara sederhana agar anak mengikuti hal-hal yang positif.

8. Memperkuat Ikatan Orang Tua dengan Anak
Tidak jarang anak dan orang tua tidak memiliki unsur kedekatan. Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang bekerja dan sibuk, sehingga tidak memiliki waktu ekstra untuk sang buah hati. Cara menyiasatinya sebenarnya mudah. Salah satu manfaat membacakan dongeng untuk anak adalah bisa memperkuat ikatan orang tua dengan anak sejak kecil. Anak akan merasa nyaman dan momen bercerita sebelum tidur akan selalu dinantikannya.

Friday, December 11, 2020

8 Tipe Kecerdasan Anak

Setiap anak terlahir dengan kecerdasan di bidangnya masing-masing. Apakah Anda sudah tahu tipe kecerdasan yang dimiliki secara dominan oleh anak Anda? 
Agar kecerdasan dan bakat anak bisa dikembangkan dengan lebih optimal, orang tua memegang peran penting untuk mengenalinya sejak mereka kecil. Jika masih bingung, Anda bisa mencoba mengidentifikasinya berdasarkan konsep Multiple Intelligence yang dikembangkan oleh Dr. Howard Gardner.

1. Kecerdasan Logika Matematika 
Anak yang memiliki kecerdasan logika matematika biasanya memiliki ketertarikan yang besar terhadap hal-hal yeng berhubungan dengan matematika, angka, dan logika. Untuk mengasah kecerdasannya ini, Anda dapat menantangnya untuk mencoba menyelesaikan suatu permasalahan. Ia juga pasti akan tertarik untuk mengerjakan permainan seperti puzzle, teka teki silang, sudoku, dan permainan asah otak lainnya. 

2. Kecerdasan Visual Spasial 
Anak Anda senang menggambar serta memiliki daya imajinasi yang tinggi? Dua hal ini bisa menandakan bahwa ia memiliki jenis kecerdasan visual spasial. Anak dengan kemampuan visual yang kuat dapat mengingat wajah, gambar, hingga detail-detail visual lainnya dengan sangat baik. Untuk memaksimalkan potensinya, Anda bisa lebih banyak memberikan stimulasi pembelajaran dengan media visual dibandingkan kata-kata. Selain itu, ajak juga ia untuk berimajinasi seluas-luasnya dan menuangkannya ke dalam karya. 

3. Kecerdasan Musikal 
Anak dengan kecerdasan musikal memiliki kemampuan untuk memahami, mengekspresikan, dan menciptakan sesuatu melalui musik. Hal ini dapat terungkap melalui beberapa tanda, seperti misalnya jika ia sangat senang mendengakan musik, gemar bersenandung, mampu mengenali nada dengan cepat, dan dapat meningat irama musik dengan mudah. Terdapat sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kecerdasannya ini, seperti banyak mengajaknya bernyanyi dan bermain musik sejak kecil, bermain tebak bunyi atau tebak lagu dengan anak, hingga menciptakan musik dari benda-benda di sekitanya. 

4. Kecerdasan Verbal Linguistik 
Kecerdasan verbal linguistik berhubungan erat dengan kemampuan seseorang untuk berbicara serta berkomunikasi, baik lewat berbicara maupun menulis. Anak dengan kecerdasan verbal linguistik memiliki sejumlah ciri. Contohnya adalah ia senang bercerita dan mendengarkan cerita, sangat tertarik dengan buku, senang dan pandai berbicara, dan memiliki ketertarikan untuk mempelajari berbagai bahasa yang ada. Untuk mendukungnya, Anda dapat sering mengajaknya membaca buku bersama, memintanya untuk bercerita dan menuliskan apa yang ada di pikirannya, dan juga mengajarinya belajar bahasa asing. Supaya lebih optimal, Anda bisa mendaftarkannya di EF untuk mempelajari bahasa Inggris dengan guru secara menyenangkan. 

5. Kecerdasan Interpersonal 
Anak dengan kecerdasan interpersonal memiliki kelebihan saat berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Biasanya ia memiliki rasa empati yang tinggi, mampu memahami perasaan orang lain dengan baik, mudah beradaptasi, dan juga cakap berkomunikasi. Anda bisa membantu anak Anda mengembangkan kecerdasan ini dengan sering mengajaknya berinteraksi. Misalnya Anda aktif menanyakan perasaannya atau mengajaknya bercerita. Selain itu, Anda juga bisa mendorongnya untuk bergabung ke kelompok belajar atau komunitas, supaya ia dapat bersosialiasi dengan lebih banyak orang. 

6. Kecerdasan Intrapersonal 
Dengan kecerdasan intrapersonal, anak memiliki kemampuan lebih untuk memahami dirinya sendiri. Ia biasanya dapat mengelola emosinya dengan baik, tahu apa yang ia inginkan, dan juga senang berpikir secara independen. Untuk mendukung anak dengan kecerdasan ini, Anda dapat melakukannya dengan memberikannya cukup ruang untuk mengekspresikan perasaan atau pemikirannya. Misalnya dengan memberinya buku harian dan memintanya ia menulis secara rutin di sana. 

7. Kecerdasan Kinestetik 
Anak Anda senang bergerak atau berlarian? Hal ini bisa menandakan bahwa ia memiliki kecerdasan kinestetik. Pada umumnya, anak dengan kecerdasan ini mahir dalam bidang yang mengandalkan gerak tubuh, seperti misalnya olahraga atau menari. Anda tentunya dapat mengembangkan kemampuannya ini dengan memberikan ruang yang cukup baginya untuk bergerak dan rajin mengajaknya melakukan aktivitas fisik. Agar lebih optimal, Anda juga bisa memasukkannya ke klub olahraga, teater, atau tari. 

8. Kecerdasan Naturalis 
Anak dengan kecerdasan naturalis memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap alam. Ia biasanya menyukai aneka tumbuhan dan hewan, serta peduli dengan lingkungan. Untuk mendukungnya, Anda dapat mengajak menanam aneka tanaman di rumah dan memintanya merawatanya atau memelihara hewan peliharaan. Selain itu, Anda bisa rutin mengajaknya pergi ke tempat-tempat seperti kebun binatang, taman, dan alam terbuka. 

Thursday, October 29, 2020

10 Cara Pintar Menghadapi Anak yang Tidak Mau Belajar

Buah hati kita merupakan manusia-manusia kecil yang sedang mengalami tumbuh kembang. Tak hanya fisiknya yang makin besar, seyogyanya kepandaiannya pun juga terus meningkat. Oleh sebab itulah, anak-anak perlu dilatih untuk mencintai kegiatan belajar sejak dini.

Dengan belajar, pengetahuan mereka akan semakin kaya. Dan dengan belajar, mereka bisa mengasah keterampilan berpikir kritis.
Namun karena satu atau lain hal, kita kadang harus menghadapi anak yang tidak mau belajar. Kalau sudah seperti ini, tidak sedikit dari kita yang tak sabaran dan merasa frustasi.

Apalagi ketika anak sudah memasuki jenjang sekolah. Kekhawatiran kita membuncah-buncah memikirkan peringkat anak di kelas nantinya.

1. Ketahui Penyebabnya
Ketahui dulu apa penyebab anak Anda tidak mau belajar. Sebab selain rasa malas, ada kalanya anak Anda enggan belajar karena alasan yang jauh lebih serius.
Misalnya, ia memiliki disleksia yang membuatnya sulit membaca. Atau, ia punya pengalaman buruk dengan gurunya di sekolah.
Sebagai orangtua yang baik, tentu Anda harus mengerti alasan yang sebenarnya sebelum mengambil tindakan. Dengan demikian, solusi yang Anda terapkan pun nantinya tidak akan sia-sia belaka.

2. Semangati Anak
Apakah anak Anda tidak mau belajar karena ia merasa tidak pintar? Banyak lho anak yang merasa seperti ini. Sehingga mereka menganggap belajar adalah kegiatan sia-sia karena hasilnya pun sama saja.
Bila anak Anda memiliki mindset demikian, jangan dulu memarahinya secara membabi-buta. Bujuk dia secara perlahan dan semangati dirinya agar tidak menjadi orang yang mudah menyerah.
Agar makin afdol, Anda bisa membelikan komik atau buku yang mengisahkan murid yang pantang mundur dalam meraih cita-citanya.

3. Jangan Membanding-bandingkan
Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan ketika Anda sedang menghadapi anak yang tidak mau belajar adalah membanding-bandingkannya. Apalagi membanding-bandingkannya secara berlebihan.
Sayangnya, di lapangan banyak orangtua yang melakukan ini. Para orangtua itu membandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain yang jauh lebih pandai.

Maksud hati ingin memotivasi anak, tapi kadang hasilnya kontraproduktif. Bukannya merasa termotivasi, anak bisa jadi malah depresi dan rendah diri.
Daripada melakukan itu, sebaiknya Anda bandingkan anak dengan dirinya pada masa lalu. Misalnya, dulu anak Anda rajin sekali.

Nah, bandingkan dirinya dengan ia di masa lalu itu. Atau, bila anak Anda rajin olahraga, katakan bahwa Anda pun ingin ia rajin saat belajar.
Perbandingan seperti ini jauh lebih sehat. Anak tidak akan merasa insecure. Ia justru merasa mampu untuk menjadi rajin karena toh, ia dulu pernah rajin.

4. Ciptakan Suasana Belajar Menyenangkan
Beberapa anak tidak bermasalah ketika menghadapi suasana belajar yang serius. Namun tidak bagi sebagian lainnya.
Sebagian anak memerlukan suasana yang lebih asyik dan tidak membosankan. Mereka umumnya senang ketika gurunya mengajar materi di kelas sembari melakukan permainan tertentu.

Nah, apabila anak Anda seperti ini, cobalah ciptakan suasana belajar yang asyik di rumah. Gunakan nyanyi-nyanyian bila anak Anda masih kecil, atau tebak-tebakan berhadiah untuk anak Anda yang sudah lebih besar.

5. Batasi Penggunaan Gadget
Kecanduan gadget di generasi muda zaman sekarang memang sudah sangat parah. Ada yang kecanduan media sosial, game online, sampai vlog. Saking kecanduannya, mereka mengabaikan kegiatan yang lain termasuk belajar.

Bila dibiarkan terus-menerus, mental malas akan mengakar di kepala anak-anak ini. Otak pun menjadi sulit untuk berpikir karena terbiasa melakukan hal-hal yang menyenangkan saja. Maka dari itulah, sebagai orangtua kita wajib membatasi penggunaan gadget pada anak.
Anda bisa menerapkan jadwal penggunaan gadget di jam-jam tertentu. Namun selebihnya, anak harus bisa melakukan kegiatan yang lain termasuk belajar.

6. Ajak Teman Anak Belajar Bersama
Tips berikutnya yang bisa dilakukan kala menghadapi anak yang tidak mau belajar adalah mengundang temannya. Ya, Anda bisa menciptakan kegiatan belajar kelompok yang menyenangkan.
Kenapa belajar kelompok? Sebab beberapa anak memang lebih suka belajar bersama dibanding sendiri.
Tentu, ada juga anak-anak yang lebih memilih belajar sendiri. Tapi bila anak Anda adalah tipe siswa yang suka belajar kelompok, maka ikutilah preferensinya itu.

7. Hindari Kegiatan yang Mengganggu
Selama anak Anda belajar, jangan melakukan aktivitas yang membuatnya terganggu. Apalagi ketika anak Anda sedang berusaha agar bisa belajar dengan disiplin.
Contoh-contoh kegiatan yang mengganggu antara lain menonton TV keras-keras, menyapu di ruangan di mana anak sedang belajar, hingga ngobrol dengan nada suara yang terdengar di mana-mana.
Anak jelas akan sangat terganggu oleh perilaku-perilaku seperti itu. Selain tidak bisa berkonsentrasi, bisa-bisa ia malah tertarik untuk mengikuti kegiatan yang Anda lakukan.

8. Berikan Asupan Gizi yang Baik
Percaya tak percaya, asupan gizi yang baik bisa memengaruhi kecepatan belajar kita. Mereka yang asupan gizinya buruk, biasanya lebih lambat berpikir. Akibatnya, mereka pun tidak suka belajar, karena bagi mereka belajar adalah aktivitas yang melelahkan.
Sebaliknya, bila asupan gizinya baik, otak akan lebih cepat berpikir. Dengan demikian, belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Oleh karena itulah, jaga asupan gizi anak Anda. Pastikan ia mendapatkan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang cukup.
Soal harga, Anda tak perlu khawatir. Makanan yang murah pun bisa sangat menyehatkan. Misalnya saja tempe dan tahu untuk sumber protein yang bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau.

9. Berikan Waktu Istirahat Cukup
Jangan pernah memaksa dan memforsir anak. Saat menghadapi anak yang tidak mau belajar, Anda juga harus memberinya waktu untuk beristirahat. Sebab, bila Anda terlalu memaksanya, semua hal yang dipelajari pun pasti tak ada yang masuk ke otak.

Idealnya, anak harus tidur 8 jam sehari. Untuk buah hati yang lebih kecil, mereka juga harus tidur siang.
Jam-jam istirahat ini jangan diganggu dan dipakai untuk belajar. Selain tidak efektif, anak juga bisa sakit bila istirahatnya tak cukup.

10. Puji Anak dengan Kemajuannya
Sekecil apapun kemajuan yang dibuat anak, Anda harus menyemangatinya. Misalnya, dua minggu lalu, ulangan matematikanya mendapatkan nilai 3. Setelah bersusah payah belajar, minggu ini ia mendapatkan nilai 6.
Baik nilai 3 ataupun nilai 6 memang bukan nilai yang baik. Tapi lihatlah, si anak sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan pesat dengan mengubah nilai 3 menjadi 6!

Tentu saja ini sebuah hasil yang sangat baik. Bila ia tetap semangat belajar, bukan tak mungkin nanti nilainya bertambah 3 lagi menjadi 9.
Be optimist! Percayalah pada anak Anda. Agar anak semakin bersemangat, jangan segan untuk membelikan kado sesuatu yang ia inginkan ketika sudah mencapai target yang tinggi.

Penutup
Pada akhirnya, memang kita harus bersabar kala menghadapi anak yang tidak mau belajar. Setiap anak itu unik. Mereka memiliki karakter diri dan kesulitan yang berbeda-beda.
Ketika kita ingin membantunya agar lebih rajin belajar pun, kita harus tahu dulu mengenai hal-hal tersebut. Menerapkan cara di atas pun, pastinya juga tidak semudah sekadar memarahi anak yang malas saja.
Tapi percayalah, dengan 10 cara di atas, anak Anda berpeluang menjadi pribadi yang lebih rajin dibanding bila Anda hanya mengomel padanya saja.

Sumber:

Wednesday, September 16, 2020

11 Ciri Anak yang Cerdas, Pintar dan Berbakat

Anak yang cerdas dan berprestasi tentu sangat membanggakan. Setiap orangtuapun menginginkan agar buah hatinya tumbuh menjadi anak yang cerdas, pintar dan berbakat.

1. Mempunyai Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Anak-anak cenderung ingin tahu terhadap berbagai macam hal. Ia pun akan sering bertanya seperti, “Ibu, itu apa?”, “Kenapa bisa seperti itu?”, dan semacamnya. Namun jika pertanyaan yang ia lontarkan lebih dari itu dan lebih mendetail, itu menandakan rasa ingin tahunya cukup tinggi dan menjadi ciri bahwa ia termasuk anak yang cerdas. Saat ia sudah tumbuh lebih besar, maka ia akan mencari tahu sendiri jawaban dari pertanyaan yang ia miliki dengan antusias.

2. Memiliki Kemampuan Berpikir Cepat dan Tepat
Buah hati Ibu memiliki kemampuan berpikir cepat dan tepat? Itu salah satu ciri anak cerdas, pintar, dan berbakat lainnya, Bu. Si Kecil terlihat sangat mudah memahami sesuatu, bahkan meresponnya dengan tepat. Seiring bertambahnya usia si Kecil, ia akan menguasai suatu pelajaran dengan semakin cepat.
Ibu pun akan terkagum-kagum saat ia dapat menyelesaikan buku jenis apapun dengan waktu yang cepat. Waktunya untuk memberikan ia buku lebih banyak lagi nih, Bu! Semakin banyak ia membaca buku, maka semakin banyak pula ilmu yang ia peroleh.

3. Mempunyai Kemampuan Verbal yang Baik
Bahkan sejak si Kecil berusia dini, Ibu sudah bisa melihat tanda bahwa ia tergolong anak yang pintar, yaitu dengan melihat kemampuan verbalnya. Biasanya anak yang pintar, cerdas, dan berbakat sudah memiliki kemampuan verbal yang baik sejak ia berusia dini. Kosakata yang ia miliki pun lebih luas dibandingkan dengan teman seusianya, sehingga terkesan lebih dewasa.

Sayangnya, banyak orangtua yang salah dalam memberikan respons dan menganggapnya sebagai hal yang tidak wajar. Bahkan beberapa orangtua justru melabeli buah hatinya dengan kalimat seperti “Kamu kok bicaranya seperti orang dewasa, sih.”.
Padahal, anak pintar memang cenderung lebih hati-hati dalam memilih kata-kata yang ia ucapkan. Mereka juga lebih suka berbicara dengan orang dewasa sebab anak seusia mereka kurang dapat memahami kata-katanya.

4. Jeli dan Memiliki Minat Kuat
Anak yang sering terlihat lebih jeli terhadap hal yang tidak disadari oleh anak sebaya bahkan orang dewasa, menandakan ia anak yang cerdas. Kejelian tersebut juga diiringi dengan minat yang kuat. Ia pun akan sering terlihat fokus pada sesuatu yang ia minati hingga menghabiskan cukup banyak waktu untuk mempelajarinya. Jika Ibu sudah menemukan minat pada diri si Kecil, maka kembangkanlah.

5. Mempunyai Daya Ingat Kuat
Si Kecil sering mengingat sesuatu meski sudah terjadi cukup lama? Berbahagialah, Bu, sebab itu termasuk ciri anak cerdas dan berbakat. Anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata cenderung mampu mengingat dan menyimpan informasi dalam jangka waktu yang lebih lama dibanding anak sebayanya. Hal ini akan berdampak positif saat si Kecil sudah sekolah untuk selalu mengingat ilmu yang sudah ia dapat.

6. Cenderung Sensitif
Bisa dikatakan kalau ada ciri yang kurang baik terdapat pada anak cerdas dan berbakat, yaitu cenderung sensitif baik secara fisik maupun emosional. Ia mungkin akan mudah menangisi sesuatu yang tidak anak lain tangisi. Selain itu ia juga akan sering mengeluhkan sesuatu yang mengganggu mereka.

7. Kreatif dan Daya Imajinasinya Tinggi
Coba amati si Kecil, apakah ia sering berimajinasi atau senang berkreasi? Misalnya saja ia membuat mainan baru dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya atau bercerita tentang hal-hal yang dikhayalkannya. Jika ya, maka ia bisa dikategorikan sebagai anak yang cerdas, pintar, dan berbakat.
Anak semacam ini memang cenderung suka berpikir yang tidak biasa, Bu. Kreativitas dan daya imajinasinya cukup tinggi, sehingga kadang terkesan terlalu berlebihan. Namun Ibu perlu untuk mendukung cara berpikir si Kecil tersebut. Jangan justru menghambatnya.

8. Mempunyai Selera Humor
Si Kecil suka melucu alias membuat humor, Bu? Ini juga bisa menjadi ciri anak cerdas, lho. Anak yang cerdas dan pintar suka bergaul dengan orang dewasa yang sering bercanda, sehingga ia akan menirunya. Biasanya ia akan menuangkan humornya secara lisan saat sedang mengobrol dengan keluarganya. Namun ada juga yang lebih suka menuangkannya dalam bentuk tulisan.

9. Ahli Menarik Kesimpulan dan Hubungan Sebab Akibat
Saat si Kecil yang masih berusia dini mampu menarik kesimpulan dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa, maka bisa dikatakan kalau ia memiliki kemampuan di atas rata-rata. Untuk membantu meningkatkan pola berpikir si Kecil, Ibu bisa memberikan ia permainan asah otak yang sesuai dengan usianya.

10. Susah Tidur
Dikutip dari Huffington Post, “Anak yang memiliki kecerdasan alamiah, biasanya memiliki kesulitan untuk tidur.”. Ini dikarenakan otak si Kecil mengalami terlalu banyak stimulasi, sehingga sulit untuk beristirahat dan menyebabkan ia susah untuk tidur. Jadi, jangan buru-buru memarahi si Kecil saat ia masih terjaga di jam tidurnya ya, Bu. Mungkin saja ia sulit tidur karena memiliki banyak ide cemerlang di otaknya.

11. Supel dan Mempunyai Karakter Kuat
Terakhir, ciri anak yang cerdas, pintar, dan berbakat adalah memiliki sifat supel dan gampang bergaul. Selain itu, ia juga mempunyai karakter yang kuat, sehingga membuat orang lain merasa tertarik dan nyaman saat bersosialisasi dengannya. Jadi, saat si Kecil mudah bergaul dengan siapa saja dan selalu membawa kebahagiaan terhadap orang-orang di sekelilingnya, berbanggalah, Bu. Bisa jadi ia akan tumbuh menjadi anak yang luar biasa.

Ibu bisa menstimulasi kecerdasan si Kecil sejak dini dengan cara memberikan ia asupan makanan bergizi setiap hari dan mestimulasi otaknya. Namun ingat, jangan berlebihan ya, Bu, karena si Kecil akan merasa tertekan yang dapat merusak tumbuh kembangnya.

Sumber:
doktersehat.com, id.theasianparent.com