• Health

    Informasi Seputar Kesehatan

  • Parenting

    Informasi Seputar Keluarga

  • Relationship

    Informasi Seputar Hubungan Pacaran

  • Wedding

    Informasi Seputar Pernikahan dan Rumah Tangga

  • Sex

    Informasi Seputar Seks

  • Life

    Informasi Seputar Kehidupan

  • General

    Informasi Hal-hal Umum

  • Entrepreneur

    Informasi Seputar Wirausaha

Showing posts with label Sex. Show all posts
Showing posts with label Sex. Show all posts

Tuesday, December 29, 2020

Open Marriage Atau Open Relationship

Istilah open relationship atau open marriage populer setelah digunakan penulis Nena O'Neill and George O'Neill dalam buku mereka Open Marriage yang dirilis pada 1972. Dalam buku tersebut, keduanya menjelaskan open marriage atau open relationship adalah sebuah hubungan di mana masing-masing pihak memiliki ruang untuk mengembangkan diri mereka dan mengizinkan satu sama lain membangun hubungan dengan orang lain.

Riset yang dilakukan National Opinion Research Center's General Social Survey mengungkapkan 4-5% pria dan wanita setuju dengan open marriage ini. Daripada diam-diam selingkuh, mereka memilih secara terbuka menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangan di pernikahan tersebut.

Psikolog Meity Arianty STP., M. Psi menjelaskan lebih lanjut apa arti open relationship. Menurut Meity, open relationship adalah hubungan yang memperbolehkan masing-masing pihak untuk bercinta atau berhubungan seks dengan orang lain selain pasangannya.

"Hubungan ini bersifat konsensual atau terjadi atas persetujuan kedua pihak dalam pasangan tersebut. Hubungan ini diyakini tidak melibatkan perasaan. Dengan kata lain dia bisa bercinta dengan siapa saja tapi tidak boleh jatuh cinta ke orang tersebut. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada pasangan yang melakukan hal ini?" ungkap Mei saat dihubungi Wolipop.

Dalam menjalani open relationship atau open marriage ini pastinya pasangan yang terlibat memiliki aturan tersendiri. Kata Meity aturan open relationship tergantung dari pasangan yang menjalaninya.

"Mereka membuat aturan yang paling pas buat mereka. Misal tidak boleh cemburu, tidak boleh mengatur, tidak boleh melihat handphone pasangannya, tidak boleh membahas atau membandingkan dirinya dengan orang lain. Hanya boleh melakukan hubungan satu kali dengan orang yang sama, tidak boleh kencan dan melakukan hal romantis," jelas Mei soal open marriage.

Wednesday, September 16, 2020

5 Ketakutan Perempuan Saat Berhubungan Seks

Sebagian perempuan melihat hubungan seksual sebagai sesuatu yang menyenangkan. Tak hanya penuh gairah, hubungan intim juga dianggap semakin meningkatkan keintiman dengan pasangan. Namun, bagi sebagian perempuan lainnya, seks justru dipandang sebagai sesuatu yang menakutkan dan kerap diidentikkan dengan rasa sakit.

Ahli kejiwaan yang berbasis di Mumbai, India, Anuneet Sabharwal mencontohkan beberapa kondisi yang terkait dengan rasa takut akan hubungan seks. Beberapa kondisi itu seperti genophobia atau coitophobia.
"Ini [genophobia adalah] ketakutan akan penetrasi seksual. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami kondisi ini bisa takut terhadap semua aktivitas seksual," ujar Sabharwal, mengutip Femina.

Genophobia, lanjut Sabharwal, kebanyakan dialami setelah mendapatkan pengalaman seksual yang traumatis.
Selain genophobia, ada beberapa ketakutan lain yang dialami perempuan terkait dengan hubungan seks.

1. Tidak bisa orgasme
Orgasme adalah puncak kenikmatan hubungan intim. Namun, tak semua perempuan bisa mencapai orgasme.
Sebuah studi pada 2013 yang dipublikasikan dalam Archives of Sexual Behavior menyebut, sekitar 75-90 persen perempuan tidak bisa orgasme secara konsisten selama berhubungan intim. Bahkan, sekitar 5-10 persen perempuan tidak orgasme sama sekali.

Peneliti menambahkan, ada sejumlah faktor yang memicu kondisi 'orgasm gap' ini. Beberapa faktor itu di antaranya emosi yang tidak stabil dan hilangnya semangat saat bercinta.
"Stres atau cemas bisa memperbesar [kemungkinan] orgasm gap dengan pasangan," kata ahli andrologi India, Vijay Kulkarni. Kondisi ini bisa diminimalisasi dengan memperdalam hubungan interpersoal bersama pasangan dan menghilangkan ketegangan atau kecemasan.

2. Takut tak bisa memuaskan pasangan
Kecemasan akan performa di ranjang tak hanya dialami laki-laki, tapi juga perempuan. Faktor psikologis berperan dalam memunculkan kecemasan ini.
"Banyak perempuan, khususnya mereka yang mengalami genophobia atau coitophobia, takut tidak bisa menyenangkan pasangan mereka," kata Sabharwal.
Jika mengalami kondisi ini, Sabharwal menyarankan Anda untuk mengunjungi tenaga profesional seperti psikolog, seksolog, dan terapis demi memahami penyebab kecemasan.

3. Timbul rasa sakit
Kadang perempuan mengalami rasa sakit selama penetrasi. Rasa sakit ini berkaitan dengan kondisi kesehatan yang disebut vaginismus.
Vaginismus terjadi saat otot organ intim kewanitaan berkontraksi secara spontan atau munculnya kram pada otot dasar pelvis. Perempuan dengan vaginismus akan merasa terisolasi dan tak bisa menikmati hubungan seks.

"Tak ada penjelasan pasti mengenai vaginismus, tetapi penyebabnya termasuk ketakutan perempuan bahwa organ intim mereka terlalu kecil, pengalaman seks pertama yang buruk, keyakinan bahwa seks itu memalukan, dan kondisi medis yang menimbulkan rasa sakit," jelas ahli obstetri dan ginekologi, Sowmya Lakshmi.

4. Dihakimi
Para ahli menyebut, perempuan umumnya takut dihakimi pasangannya. Padmini Dutta Sharma, penulis tentang pernikahan, hubungan, dan seksualitas mengatakan, rasa takut akan dihakimi ini membuat perempuan tidak bisa mengekspresikan diri seutuhnya. Sebagai contoh, perempuan sebenarnya memiliki fantasi seksual atau mempunyai keinginan untuk mencoba posisi seks tertentu, tetapi dia takut dianggap terlalu liar atau aneh oleh pasangan jika melakukannya.

5. Tubuh kurang indah
'Bagaimana ya jika dia tidak suka tubuhku?' Hal ini terbesit di benak Rina Paul--bukan nama sebenarnya--sesaat sebelum bercinta dengan pasangannya. Namun, hal ini tak hanya dialami Rina. Sebagian perempuan merasa tak percaya diri atas tubuhnya. Sabharwal melihat isu ini jadi faktor terbesar genophobia atau coitophobia.

Sumber:
cnnindonesia.com

7 Hal yang Diam-diam Wanita Sukai Saat Berhubungan Seks

Komunikasi merupakan kunci kepuasaan dalam berhungan seks. Namun, pada pasangan baru menikah hal ini belum terlalu diungkapkan. Masih malu, kerap jadi alasan utama yang dilontarkan.
Padahal, ada banyak hal-hal sederhana yang ternyata bisa membuat gairah istri meletup-letup saat berhubungan seks. Bagi Anda para pria yang ingin makin mengerti istri.

1. Pelan-pelan
Mungkin banyak suami yang sebelum menikah terpapar film-film yang menyajikan aktivitas seks yang cepat. Dalam kehidupan nyata, sesungguhnya wanita begitu menikmati sesi bercinta yang pelan-pelan seperti disampaikan pakar hubungan Megan Stubbs.
"Sesi bercinta yang berjalan pelan-pelan, semacam sebuah cara menikmati kehidupan yang sebelumnya tadi seharian sangat sibuk dan cepat. Hal ini membuat istri jadi lebih rileks yang membantunya mencapai orgasme," kata Stubbs.

2. Merasa diinginkan
Mengungkapkan rasa rindu lewat pesan singkat kepada pasangan di tengah-tengah bekerja membuatnya tak sabar menanti malam hari. Bagi wanita, ketika dirinya begitu diinginkan, berarti suami serius memang menginginkannya seperti disampaikan psikolog asal Columbia University, Amerika Serikat, Laurel Steinberg.

3. Bicara nakal
Saat sesi bercinta, wanita sesungguhnya tak begitu suka bila suami hanya diam saja. Mengucapkan hal-hal nakal yang menggoda sesungguhnya hal yang begitu dinikmati istri seperti disampaikan Stubbs.

4. Memberi tahu nilai performanya
"Banyak wanita yang menginginkan tahu kapan mereka bisa memuaskan pasangan. Jadi, jangan takut untuk mengungkapkan bahwa performa bercinta mereka seperti apa tadi," kata Steinberg.

5. Sedikit kasar
Hal ini memang tak berlaku bagi semua wanita. Ada wanita yang lebih merasa meletup-letup ketika sesi bercinta tak selalu diisi kecupan dan ciuman tapi juga tepukan nakal atau gigitan manja di telinganya.

6. Mencoba hal baru, kenapa tidak?
Tak selalu istri, suami juga perlu mencari tahu hal-hal seru yang bisa dilakukan saat bercinta. Menurut survei kecil-kecilan yang dilakukan majalah Maxim, menjajal posisi seks baru bisa menyuntikkan semangat dan rasa senang dalam kehidupan seks.

7. Bereaksi
"Wanita amat senang ketika diberi kesempatan bereaksi atas apa yang baru saja terjadi," kata Stubbs.
Jadi, tak perlu buru-buru ya saat bercinta.

Sumber:
liputan6.com