Istilah open relationship atau open marriage populer setelah digunakan penulis Nena O'Neill and George O'Neill dalam buku mereka Open Marriage yang dirilis pada 1972. Dalam buku tersebut, keduanya menjelaskan open marriage atau open relationship adalah sebuah hubungan di mana masing-masing pihak memiliki ruang untuk mengembangkan diri mereka dan mengizinkan satu sama lain membangun hubungan dengan orang lain.
Riset yang dilakukan National Opinion Research Center's General Social Survey mengungkapkan 4-5% pria dan wanita setuju dengan open marriage ini. Daripada diam-diam selingkuh, mereka memilih secara terbuka menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangan di pernikahan tersebut.
Psikolog Meity Arianty STP., M. Psi menjelaskan lebih lanjut apa arti open relationship. Menurut Meity, open relationship adalah hubungan yang memperbolehkan masing-masing pihak untuk bercinta atau berhubungan seks dengan orang lain selain pasangannya.
"Hubungan ini bersifat konsensual atau terjadi atas persetujuan kedua pihak dalam pasangan tersebut. Hubungan ini diyakini tidak melibatkan perasaan. Dengan kata lain dia bisa bercinta dengan siapa saja tapi tidak boleh jatuh cinta ke orang tersebut. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada pasangan yang melakukan hal ini?" ungkap Mei saat dihubungi Wolipop.
Dalam menjalani open relationship atau open marriage ini pastinya pasangan yang terlibat memiliki aturan tersendiri. Kata Meity aturan open relationship tergantung dari pasangan yang menjalaninya.
"Mereka membuat aturan yang paling pas buat mereka. Misal tidak boleh cemburu, tidak boleh mengatur, tidak boleh melihat handphone pasangannya, tidak boleh membahas atau membandingkan dirinya dengan orang lain. Hanya boleh melakukan hubungan satu kali dengan orang yang sama, tidak boleh kencan dan melakukan hal romantis," jelas Mei soal open marriage.