Tuesday, October 20, 2020

6 Strategi Perusahaan Besar agar Berhasil Lolos dari Kebangkrutan

Dalam bisnis, tidak ada hal yang benar-benar abadi. Bukankah tak sedikit perusahaan besar yang pada akhirnya merugi? Meski demikian, kita sebaiknya belajar dari perusahaan besar yang berhasil lolos dari kebangkrutan melalui beberapa strategi.

Maju mundurnya suatu perusahaan merupakan suatu dinamika yang wajar dan tak dapat dielakkan. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan besar yang datang dan pergi layaknya proses seleksi alam. Kerasnya persaingan dan makin jelinya konsumen dalam memilih barang hingga perkembangan dunia digital yang memberikan dampak signifikan merupakan hal yang perlu dipahami agar kita dapat merancang strategi bisnis yang tepat sasaran.

Setiap perusahaan memiliki masa kejayaannya masing-masing. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa perusahaan yang sempat berjaya di masa lalu tetap mampu bertahan dan berhasil lolos dari kebangkrutan? Kira-kira, strategi apa saja yang mereka terapkan?

Nokia (Hak Paten)
Nokia memang sudah kalah bersaing dari Apple dan Android dalam hal pengembangan dan produksi smartphone. Pasar Nokia juga telah kalah jauh dari dua brand smartphone yang paling dominan menguasai dunia telekomunikasi tersebut. Namun, pernahkah Anda berpikir bagaimana Nokia bisa bertahan dari panasnya persaingan di dunia smartphone?

Mungkin hanya sebagian kecil orang yang mengetahui apa alasan utama mengapa Nokia tak kunjung bangkrut ketika pangsa pasarnya berhasil direbut Apple dan Android. Kegigihan Nokia dalam membangun pertahanan bisnis ternyata terletak pada strategi hak paten yang dimiliki oleh Nokia. Nokia memiliki hak paten yang begitu banyak diantaranya adalah antena handpone, kamera handphone, kontrol layar sentuh, click wheels, dan wireless standards.

Paten teknologi yang dimiliki oleh Nokia tersebut juga banyak sekali dipakai oleh perusahaan seperti Apple, Samsung, HTC, dan lain sebagainya. Dengan begitu banyaknya jumlah hak paten yang dimiliki oleh Nokia, diperkirakan Nokia mampu mendapatkan pendapatan sebesar US$ 600 juta setiap tahunnya. Hal ini tentu membawa angin segar bagi Nokia yang saat ini sedang fokus pada pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi dengan skala besar. Sebuah pelajaran berharga bagi para pebisnis ketika sebuah perusahaan bisa diselamatkan oleh kreativitas dan orisinalitas.

IBM (Hak Paten)
Siapakah raja dunia komputer atau IT sebelum Microsoft dan Apple? Tepat sekali jika jawaban Anda adalah IBM. Bill Gates sendiri mengakui bahwa saat pertama kali Microsoft didirikan, pengaruh IBM di Amerika Serikat tinggi sekali. Salah satu produk andalan IBM pada zaman dulu ialah personal komputer. Namun secara perlahan di medio 80-an, Microsoft mampu mengembangkan teknologinya dengan sangat mapan dan berhasil mengalahkan IBM dengan cukup telak.

Sudah 30 tahun berlalu, namun IBM tidak lantas bangkrut meskipun banyak saingan berdatangan. Kira-kira, apa yang menyebabkan mereka mampu bertahan dalam kurun waktu 30 tahun belakangan ini? Sama dengan Nokia, IBM diselamatkan oleh hak paten yang dimilikinya.

IBM memiliki 12 laboratorium Research and Development (R&D) di seluruh dunia dan pada tahun 2013 tercatat sebagai perusahaan pemegang rekor hak paten selama 22 tahun terakhir. Teknologi yang berhasil mereka ciptakan antara lain ialah mesin ATM (Automated Teller Machine), Hard Disk Drive (HDD), Universal Product Code (UPC), Magnetic Stripe Card, SABRE Airline Reservation System, The Financial Swap, kabel tembaga pada semikonduktor, Dynamic Random Access Memory (DRAM), dan Watson Artificial Intelligence.

Dengan banyaknya hak paten yang dimiliki IBM, tentu keuntungan yang mereka dapatkan juga masih sangat banyak. Apalagi paten yang mereka ciptakan masih menjadi alat yang memiliki fungsi yang vital hingga saat ini misalnya seperti ATM, financial swap system, UPC, dan HDD. IBM memang sangat menekankan pentingnya riset dalam memajukan perusahaannya. Tak tanggung-tanggung, IBM pernah mempekerjakan 5 orang peraih nobel, 6 orang peraih Turing Awards, 10 orang peraih National Medal of Technology, dan 5 orang peraih National Medals of Science dari sejak berdiri. Sebuah bukti bahwa mereka sangat konsen terhadap pengembangan R&D.

Sony (Hak Paten dan Diversifikasi Bisnis)
Sony dulunya memiliki manufaktur kamera terbesar di dunia. Namun setelah kemunculan Nikon dan Canon, Sony mulai kalah dalam persaingan. Saat ini tercatat Sony berada di peringkat ketiga manufaktur kamera terbesar di dunia setelah Canon dan Nikon. Bisa dikatakan kamera produksi Sony saat ini tidak lagi dilirik oleh kebanyakan orang. Namun, apa rahasia Sony tetap mampu bertahan dari gempuran para pesaing barunya?

Berbeda dengan dua perusahaan di atas yang hanya mengandalkan faktor tunggal sebagai pertahanan terakhirnya, Sony memiliki banyak faktor. Pertama, diversifikasi bisnis. Sony tidak hanya mengandalkan satu unit bisnis sebagai andalannya. Tercatat adalah beberapa unit bisnis penting lainnya yang dimiliki oleh Sony, diantaranya adalah unit bisnis semikonduktor, unit bisnis komputerisasi, Sony Computer Entertainment, unit bisnis medis, Sony Pictures Entertainment, dan Sony Music Entertainment.

Sementara yang kedua, untuk unit bisnis kamera, Sony memiliki hak paten atas lensa kamera yang masih digunakan hingga saat ini. Jadi kalau anda saat ini memiliki kamera bermerk Canon atau Nikon maka lensa kamera tersebut patennya dimiliki oleh Sony. Jadi, dari dua faktor utama tersebut Sony tetap mampu menjadi perusahaan besar walaupun diterjang oleh banyak pesaingnya.

Volvo (Diversifikasi Bisnis)
Mobil Volvo sempat menjadi mobil yang dipakai pemerintah Republik Indonesia sebagai mobil pemerintah di zaman Orde Baru. Saat itu, Mantan presiden Soeharto beserta jajaran kabinetnya memakai mobil ini sebagai mobil dinas. Namun, entah kenapa setelah reformasi tahun 1998 mobil pabrikan asal Swedia ini juga turut hengkang dari Indonesia.

Di luar negeri, pamor mobil Volvo juga cenderung menurun. Volvo kalah jauh dari mobil-mobil produksi Jepang dan Jerman, terutama untuk spesifikasi mobil sedan. Bisa dibilang bahwa industri mobil sedan Volvo telah mati.

Lalu apa yang membuat Volvo mampu bertahan di tengah-tengah gempuran para pesaingnya? Kalah di bisnis mobil sedan, Volvo mengubah arah bisnisnya sehingga kini mampu memperkuat pasarnya di bidang karoseri. Rata-rata produk Volvo yang diminati pasaran saat ini justru mobil-mobil bus besar dan truk. Saat ini, Volvo membawahi beberapa unit bisnis seperti Volvo Buses, UD Trucks, Renault Trucks, dan Volvo Trucks. Untuk diversifikasi bisnis lainnya, Volvo juga memiliki unit bisnis di bidang keuangan (Volvo Financial Services), unit bisnis sistem permesinan kendaraan laut (Volvo Penta), unit bisnis kontruksi mesin (Volvo Construction System) dan Volvo Information Technology.

Fujifilm (Merger dan Diversifikasi Bisnis)
Dulu Fujifilm sempat menjadi salah satu perusahaan raksasa yang dimiliki Jepang. Fujifilm berada di masa keemasan saat dunia fotografi belum terpengaruh oleh dampak teknologi digital. Produk-produk terkenal dari Fujifilm di masa lalu antara lain kamera, rol film, motion picture, kertas foto, kertas printer, microfilm, dan lain sebagainya.

Ketika Canon dan Nikon menjelma menjadi perusahaan besar di bidang fotografi, Fujifilm harus kalah bersaing. Memasuki abad ke-21, gaung Fujifilm di bidang bisnis fotograf semakin senyap terdengar. Meskipun demikian, bukan berarti hal itu menandakan bahwa bisnis Fujifilm sudah runtuh. Fujifilm masih tetap eksis sampai sekarang dengan beberapa langkah dan strategi bisnis yang dilakukannya, yaitu dengan melakukan merger dengan Xerox Corporation yang merupakan perusahaan multinasional Amerika Serikat.

Jalan yang ditempuh Fujifilm hampir sama dengan strategi yang ditempuh oleh Volvo dan Sony. Fujifilm saat ini memiliki beberapa unit bisnis di luar bidang fotografi, diantaranya adalah Fujifilm Medical, Fujifilm Fine Chemicals, Fujifilm Engineering, Fujifilm Electronic Material Fujifilm Logistics, dan lain sebagainya. Mereka melancarkan strategi merger dan diversifikasi bisnis sebagai langkah utama dalam penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan.

BlackBerry Ltd (Aplikasi Populer dan Restrukturasi Organisasi)
Perusahaan yang satu ini sempat menjadi perusahaan telekomunikasi paling laris di dunia dengan produk smartphone BlackBerry-nya. Tercatat semenjak tahun 2001 sampai 2012, BlackBerry mengalami perjalanan ekspansi global yang mencengangkan. Tercatat pada tahun 2011 dan 2012, BlackBerry mencatat penjualan terbaiknya masing-masing sebesar US$ 19,9 Miliar dan US$ 18,4 Miliar.

Namun setelah tahun 2013 sampai saat ini penjualan BlackBerry terus menurun. Tahun 2015 yang lalu, penjualan BlackBerry hanya mencapai angka US$ 3,3 Miliar. BlackBerry juga telah melakukan banyak perombakan dalam manajemennya. Terhitung semenjak tahun 2011, hampir setiap tahunnya BlackBerry selalu melakukan PHK terhadap karyawannya sebagai bentuk restrukturisasi organisasi.

Salah satu hal yang membuat BlackBerry mampu bertahan adalah masih adanya sejumlah besar kalangan masyarakat yang menggunakan aplikasi BlackBerry Messenger di smartphone miliknya. Walaupun saat ini sudah ada WhatsApp sebagai pesaing baru yang lebih kuat namun sebagaimana dilaporkan oleh CEO BlackBerry John Chen pada September 2014 yang lalu aplikasi BlackBerry Messenger masih digunakan sebanyak 91 juta pengguna aktif.

Jika mengambil benang merah dari beberapa kasus di atas, kita akan mendapatkan kesamaan bahwa perusahaan besar yang ada di atas melakukan beberapa langkah dalam melakukan penyelamatan perusahaannya. Penciptaan dan pembuatan hak paten merupakan contoh dari salah satu faktor besar agar perusahaan bisa terselamatkan dari kehancuran. Terlebih lagi jika hak paten tersebut digunakan secara universal.

Strategi lain yang perlu dilaksanakan oleh pebisnis untuk menyelamatkan bisnisnya adalah dengan melakukan diversifikasi bisnis. Diversifikasi bisnis sangat membantu perusahaan agar tetap mendapatkan keuntungan dari pasar bisnis yang lebih besar melalui unit bisnis yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan inti. Restrukturisasi organisasi juga bisa menjadi jalan untuk membuat perusahaan tetap selamat dari kebangkrutan. Selain itu, merger perusahaan juga bisa dilakukan untuk mengokohkan kembali kondisi perusahaan yang kurang kuat di salah satu atau beberapa sisi sehingga kemungkinan untuk eksis di pasar akan lebih besar.

Sumber:
newsindotrading.com