Tuesday, October 20, 2020

Tips Berbicara agar Berkualitas Cocok untuk Pasangan Suami Istri

Berbicara sedikit namun berkualitas rasanya lebih baik daripada berbicara banyak tapi tidak ada artinya sama sekali, benar menurut Anda?
Tips berbicara ini masih seputar buku "Bicara itu Ada Seninya" karangan Oh Su Hyang. Kami sengaja tetap mengutip dari buku ini, agar pembahasan tersampaikan menyeluruh dan tidak putus-putus. Anda pun bisa memahami isi buku tersebut dari yang kami paparkan.
Baik, langsung kita mulai. Pada buku tersebut, tertera judul yang cukup menyita perhatian.

Pasangan yang Tidak mengobrol 30 menit dalam Sehari
Pada buku tersebut diceritakan bahwa ada pasangan suami istri yang jarang berbicarapun kalau berbicara maka akan terjadi pertengkaran antara keduanya. Hal ini disebabkan karena dari awal kurangnya percakapan antara keduanya sehingga terbawa-bawa sampai usia pernikahan yang tidak muda lagi.

Kesibukan bekerja menjadi salah satu faktor pasangan suami istri malas untuk berbicara. Suami pulang kerja dengan keadaan lelah, atau istri pulang kerja dengan penuh masalah di tempat kerjanya, kemungkinan besar malas untuk berbicara karena terlalu lelah untuk mengungkapkan yang ia alami.

Sebenarnya, dengan berbicara, salah satu cara agar masalah yang dialami bisa berkurang. Konfilik selain bisa muncul karena terlalu banyak bicara, kurangnya bicara juga menjadi salah satu faktor konflik.

Namun, rumus seperti yang diuraikan pada pembahasan sebelumnya masih bisa diterapkan, yakni dengan teknik C=QxPxR.

Tanya + Puji + Reaksi. Inilah teknik yang bisa Anda gunakan setiap saat.

Berikut ini percakapan suami istri yang baik dan bisa dijadikan sebagai contoh dalam berbicara.
“Menurutmu bagaimana hasil promosi jabatan kali ini?”

la yang tadinya menatap televisi langsung menoleh ke arah saya. Lalu dengan wajah tidak enak hati ia menjawab,
“Aku tidak terlalu berharap”.

Kemudian saya berkata,
“Ya, kesempatan bukan kali ini saja. Kalau bukan kali ini, mungkin lain kali. Semoga yang terbaik”.

la pun tersenyum hangat. Tidak berhenti sampai di sini. la mungkin tidak tertarik lagi kepada televisi, dan langsung bangkit serta duduk di dekat saya dan bercerita.

la yang biasanya pendiam dan tidak banyak bicara mengemukakan kontribusi, prestasi, dan kehebatannya selama di perusahaan. Saya akan mendengarkan sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan “Oh Ya” “Oh, begitu.” Dengan demikian, suami saya pun dapat mengungkapkan seluruh isi pikirannya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Korea, penyebab utama pasangan suami istri kurang berkomunikasi karena pekerjaan. Selain itu, ditambah dengan adanya televisi, computer, handphone, maka dialog antara suami istri semakin berkurang.

Teknik berdialog bukanlah tentang waktu, namun mengenai rumus berkomunikasi, yakni kemampuan berdialog dengan baik. Banyak pasangan lupa bahwa pentingnya teknik dalam berbicara selain meluangkan waktu untuk bersama.

Faktor Positif dan Negatif dalam Dialog
National Institute of the Korean Language mengeluarkan bahan riset yang menarik, bahwa semakin banyak waktu berdialog, maka semakin tinggi indeks kebahagiaan, dan sebaliknya semakin sedikit dialog maka semakin rendah indeks kebahagiaan.

Di dalamnya terungkap pula faktor positif dan negatif dalam sebuah percakapan, yaitu sebagai berikut:
Faktor Positif Dialog
Menggunakan panggilan yang diinginkan satu sama lain, saling menyapa saat pulang ke rumah, menggunakan bahasa yang sopan, saling memuji dan mensyukuri, berusaha mencapai kesepakatan, mendengarkan lawan bicara hingga selesai, menunjukkan reaksi mengerti saat lawan sedang bicara.

Faktor Negatif Dialog
Menggunakan umpatan atau kata-kata kasar saat marah, membanding-bandingkan dengan orang lain, berbohong situasi mendesak, meluapkan perasaan yang terpendam saat marah, tidak nyaman berbicara sambil menatap wajah lawan. tidak menggunakan humor, saling mengkritik dan menuding mengungkit-ungkit kebaikan diri sendiri, mengakhiri obrolan dengan pertengkaran.

Kita harus mengetahui hal-hal seperti ini dengan lebih banyak berdialog. Di “faktor positif dialog”, kita dapat melihat rumus komunikasi. Tertarik terhadap lawan bicara, memberi pujian, dan bereaksi.

Sementara untuk “faktor negatif dialog” perlu diingat dan dihindari. Alih-alih memberikan pujan, berbicara menggunakan kata-kata kasar atau umpatan dan membandingkan dengan orang lain akan membuat komunikasi tidak terbentuk sama sekali.

“Lelaki sebelah rumah katanya naik pangkat.” (Membandingkan dengan orang lain)
“Bisa apa kita dengan gaji sekecil itu?” (Mengkritik dan menuding)
“Penghargaan ini kita dapat berkat kemampuanku yang hebat.” (Menyebut-nyebut kebaikan diri sendiri)
“Aku capek. Berhentilah.” (Mengakhiri obrolan dengan pertengkaran)

Dalam hubungan dengan orang yang sering dijumpai seperti keluarga, teman, atau rekan kerja kita dapat menemukan kesulitan akibat komunikasi.

Karena kita mengira orang lain dapat mengerti perasaan kita hanya dengan berbicara secukupnya. Mari kita eratkan hubungan dengan orang terdekat dengan “faktor positif dialog.”

Dengan berbicara seperti contoh di bawah ini, waktu dialog pasti akan menjadi lebih banyak.
“Semua baik-baik saja di kantor?” (Saling menyapa saat pulang ke rumah)
“Terima kasih, Sayang.” (Saling memuji dan mensyukuri)
“Benarkah?” (Menggunakan bahasa yang sopan)
“Capek, ya? Aku mengerti.” (Menunjukkan reaksi mengerti dan mendengar)

Tips Berbicara yang Memikat Hati Lakukan ini Agar Anda Terus Diingat Pasangan
Pastinya Anda ingin berbicara dengan nyaman, lawan bicara nyaman mendengar Anda bicara, pun dengan Anda sendiri, dengan bebas serta tidak merasa tertekan. 
Ada beberapa ucapan baik bila diucapkan maka yang mendengar akan lebih menyentuh hati, terlebih bila Anda mengharapkan sesuatu pada lawan bicara. 

Coba deh, Anda berbicara dengan orang baru Anda kenal sebelumnya. Hasilnya hanya ada dua, jika bukan Anda dianggap ramah karena menegur, Anda bisa saja dianggap sok kenal sok dekat, intinya kembali pada bagaimana Anda berbicara pada permulaan pertemuan. 

Masih seputar buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, pada buku tersebut tertulis mengenai bagaimana berbicara sehingga ucapan bisa memikat hati yang mendengar. 

Bagaimana caranya? mau tahu? Yakin? yaudah ayok kita bahas. 
Ucapan Khusus Memikat Hati

Beberapa orang sering bertanya, karena mereka memiliki kesulitan dalam berbicara dan menyampaikan keinginannya seperti :

“Apakah aku berubah?”
“Ucapan apa yang bisa menyenangkan pacar saya?”
“Apa yang harus saya katakan agar pacar saya senang?”

Ucapan yang disenangi oleh laki-laki maupun perempuan tentunya ada, siapa saja bila bisa menguasainya kemungkinan besar bisa menjadi ahli dalam mengambil hati lawan bicara, (ambil hati maksudnya mendapat perhatian ya guys, bukan ambil pisau belah dada terus ambil hati). 

Beberapa orang bermasalah dalam ucapannya, jika Anda seorang wanita, laki-laki biasanya tidak menyukai pertanyaan yang mengarah pada pertanyaan “Ini cantik, ya?” atau “Apakah aku berubah?”. 
Ucapan demikian sebenarnya kurang disenangi oleh laki-laki. Jika bisa jangan tanyakan hal demikian pada mereka. 
Selain itu, ada beberapa ucapan lain yang kurang disenangi oleh pria, sebaiknya Anda menghindarinya agar para pria tidak bosan kepada Anda dan memilih mencari perempuan lain yang bisa mengerti dirinya dan menghargai keberadaannya. Seperti : 

“Minta maaf, dong!”
“Sayang, ini bagus, ya?” 
“Apakah aku berubah?”
“Terserah.”

Ucapan “Minta maaf, dong!” membuat seorang pria merasa serba salah, karena biasanya pria tidak mengetahui apa kesalahannya, maka sebaiknya diskusikan dahulu apa yang menjadi permasalahan sebelum menjudge ia bersalah. Bukankah permintaan maaf lebih bermakna jika diucapkan dengan penuh kesadaran? 

Selanjutnya pertanyaan “Sayang, ini bagus, ya?” akan membuat pria merasa terbebani, karena pria ini jika ditanyakan demikian, ibarat sebagai kode bagi dirinya untuk mendapatkan barang yang Anda anggap bagus, ini sama saja seperti Anda meminta kepada dirinya membelikan barang itu. 

Jika ia memiliki cukup uang untuk membelanjakan Anda barang keinginan Anda, tidak menjadi masalah, namun yang menjadi masalahnya, tidak semua laki-laki memiliki cukup uang untuk membelanjakan pasangannya dalam waktu dekat, ada juga sebagian laki-laki harus menabung terlebih dahulu untuk membelikan barang keinginan perempuannya. 

Pertanyaan ketiga “Apakah aku berubah?” membuat pria tidak tahu harus menjawab apa, berbeda dengan wanita, pria lebih banyak yang tidak perduli pada fashion. Memang sebagian ada juga yang sangat memperhatikan fashionnya, namun lebih banyak yang tidak peduli. 

Sehingga jika Anda bertanya mengenai fashion, maka laki-laki akan lama memberikan jawaban, ia harus berpikir mendalam sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan Anda. 

Kalimat keempat, “Terserah.” Kalimat ini sangat sering digunakan wanita kepada laki-laki. Dibalik ucapan terserah, perempuan ingin laki-laki untuk menebak keinginannya. Namun, sebagian pria tidak mengetahui atau bisa menebak keinginan dari wanitanya. 

Ucapan yang memberikan masalah baru kepada laki-laki ini sebenarnya tidak terlalu disukai, karena menambah beban bagi laki-laki maupun perempuannya. Sarannya, ucapkan terus terang apa yang para wanita inginkan pada laki-laki, setidaknya ia tahu keinginan Anda, bila pun keinginan Anda tidak mampu ia penuhi, kalian bisa diskusikan apa yang terbaik dilakukan, agar kedua belah pihak merasa menguntungkan.

Satu Kata yang Menarik
Kita coba mencari tahu, ucapan apa yang disukai pria kepada wanitanya. 
Pria itu mudah hanyut dengan ucapan atau gaya berbicara yang bersifat manja. 

Misalnya jika seorang berbicara yang mendayu, itu akan membuat hati pria lebih bergetar daripada ucapan sinis dan ucapan tegas. 
Wanita bisa memenangkan hati pria dengan nada bicara yang memikat. Lalu bagaimana cara bicaranya ? begini

Akhir Kata Dipanjangkan
ini membuat ucapan terdengar lebih lembut dan manis, seperti “sayaang”, “makasiih”, “I love youuu”. Tetapi, jika terlalu panjang juga dapat mengurangi efeknya.
Sedikit Menyalahi Tata Bahasa

Misalnya “bocen” (bosan) dan “tayang” (sayang) terdengar lebih memikat. Namun, cara ini pun harus digunakan seperlunya. Jika tidak, maka Anda akan terlihat konyol dan mungkin membuat ilfeel.

Mengulang-ulang Kata
Misalnya kata “maaf” atau “sabar” yang diulang dua kali akan terdengar lebih bagus. Sangat bagus untuk melelehkan hati pria seperti rengekan anak bayi.
Seruan yang Lucu dan Hidup

Seruan seperti “ih”, “huh”, “ya ampun” membuat wanita terkesan lebih feminin. Semakin mudah wanita mengeluarkan Seruan yang hidup dan lucu, semakin terlihat lucu wanita.

Selanjutnya ada beberapa ucapan pria yang disenangi wanita. Menurut Dr. Melanie Green dari Buffalo University dan Dr. John Donahue dari North Carolina University, wanita lebih langgeng berhubungan dengan pria yang pandai berbicara daripada yang bertampang keren.

Pernyataan mereka seperti ini, “Wanita menilai pria yang pandai berbicara akan lebih menarik dan pantas untuk dihormati, serta dapat menjadi pemimpin yang baik.” Oleh karena itu, ingatlah baik-baik ucapan yang disukai wanita agar ia selalu dalam pelukan Anda.

Ada empat jenis ucapan yang disukai wanita:
Respons yang Membuat Tersentuh
Beberapa respons seperti “Hah!”, “Yang benar”, “Kok bisa?”, dan “Ada apa?” sebenarnya membuat hubungan Anda semakin mesra.
Kata-kata ini memperlihatkan ikatan emosional yang kuat dan saling berempati. 

Kalimat yang Semakin Sering Diucapkan
Semakin Berefek Ungkapkan perasaan dengan kalimat seperti “Cantik”, “Kamu kok semakin semakin cantik, sih?”, “Hari ini kamu terlihat cantik”, atau “Kamu dandan seperti ini di depanku saja kan” dan sesuaikan dengan situasi yang ada.
Memuji wanita dengan ungkapan cantik seperti membuat hati wanita seolah-olah telah memiliki segalanya di dunia. 

Kalimat Penghibur di Situasi Kurang Baik
“Kenapa kamu bisa sakit?”, “Capek?”, “Kamu nggak apa-apa? Aku khawatir.” Wanita akan tersanjung saat ada seorang pria mencemaskannya dengan kalimat-kalimat seperti itu.
Bagi wanita, ucapan tersebut membuatnya berbunga-bunga karena seperti mendapat dukungan yang sangat kuat.

Menanggapi Cerita dengan Pertanyaan
Memang ada sebagian kurang bisa membuat pembicaraan menjadi menarik. Untuk mengakalinya, serta tetap mendapat antusias dari wanita, pria harus bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar pembicaraan wanita. 

Misalnya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembicaraannya misalnya ketika ia berkata “Hari aku ikut klub bulu tangkis,” jawablah dengan “Hmm, klub yang mana? “Demikian pula saat ia bercerita, “Sabtu lalu aku bertemu Yejin, maka jawablah, “Yejin teman SMA kamu, kan?

Sumber:
mediapeneliti.com