• Health

    Informasi Seputar Kesehatan

  • Parenting

    Informasi Seputar Keluarga

  • Relationship

    Informasi Seputar Hubungan Pacaran

  • Wedding

    Informasi Seputar Pernikahan dan Rumah Tangga

  • Sex

    Informasi Seputar Seks

  • Life

    Informasi Seputar Kehidupan

  • General

    Informasi Hal-hal Umum

  • Entrepreneur

    Informasi Seputar Wirausaha

Tuesday, October 20, 2020

7 Kesalahan Public Speaker yang Bisa Merusak Reputasi Ini Harus Dihindari

Public speaker juga manusia. Meski telah terbiasa berbicara di depan banyak orang, adakalanya ia membuat kesalahan. Namun akan lebih baik lagi jika seorang public speaker bisa meminimalisasi kesalahan-kesalahan dalam berbicara yang mungkin bisa merusak reputasi.

Dalam ranah bisnis, seorang public speaker memiliki peranan yang cukup vital dan cukup diperhitungkan. Selain berperan sebagai komunikator dalam lingkup intern perusahaan, ia juga berperan untuk membangun relasi dengan pihak-pihak di luar perusahaan. Pentingnya peranan public speaker ini secara tidak langsung juga menuntut performa yang sempurna dalam setiap kesempatan yang ada.

Saat berbicara, nada suara, tinggi-rendahnya suara, dan volume suara memiliki peranan yang penting. Tanpa disadari, ketiga hal itu tut berperan dalam pembentukan persepsi orang lain terhadap diri kita. 

Tergagap atau Sering Mengulangi Kata-kata
Salah satu kesalahan mendasar yang paling sering dilakukan seorang public speaker ialah melakukan pengulangan kata. Pengulangan kata yang terlalu sering dilakukan akan membuat audiens lebih mudah bosan terhadap topik yang dibicarakan.

Suasana presentasi juga menjadi tidak efektif. Biasanya, pengulangan kata yang dilakukan oleh seseorang karena kurangnya penguasaan materi. Hal ini biasanya terjadi ketika kita sudah kehabisan kata-kata sementara waktu yang tersedia masih banyak.

Tergagap juga merupakan kesalahan pembicaraan yang biasa dilakukan oleh seorang pembicara. Tergagap biasanya dialami apabila seorang pembicara belum memiliki jam terbang tinggi dalam melakukan presentasi di depan banyak orang. Gagap dapat dihilangkan jika Anda membiasakan diri berbicara di depan kaca sebagai langkah awal.

Terlalu Cepat Berbicara
Berbicara terlalu cepat dan singkat merupakan efek dari kegugupan. Kegugupan inilah yang menyebabkan seseorang ingin segera menyelesaikan pembicaraanya dengan cara berbicara cepat. Dengan berbicara terlalu cepat, seorang public speaker akan membuat audiens sulit untuk menangkap pesan yang diutarakan.

Ingatlah bahwa dalam sebuah presentasi, kejelasan suara yang dibawakan adalah hal yang mutlak. Untuk mengatasi hal seperti ini tariklah nafas panjang sebelum Anda melakukan presentasi. Berdirilah dengan tegap dan busungkan dada Anda lalu hembuskan nafas secara perlahan. Dengan cara ini, Anda akan lebih rileks dalam memulai sebuah presentasi dan tidak terkendala dengan pembicaraan yang terlalu cepat.

Berbicara Terlalu Pelan
Selain harus memperhatikan kecepatan suara, Anda juga harus memperhatikan volume suara saat berbicara. Volume suara yang terlalu kecil juga akan membuat audiens tidak akan fokus terhadap anda. Meskipun begitu, memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia dibekali kemampuan pita suara yang berbeda-beda.

Ada yang bisa berbicara dengan keras hanya dengan menggunakan sedikit tenaga, namun ada juga yang harus mengeluarkan tenaga cukup besar untuk berbicara dengan lantang. Oleh karena itu, Sesuaikan jenis pita suara Anda dengan volume suara.

Pembawaan pita suara yang berbeda-beda tidaklah menjadi masalah karena berbicara dengan lantang bisa dilatih. Bagi orang-orang yang memiliki volume suara kecil dianjurkan untuk lebih sering melakukan pernapasan menggunakan otot perut. Para penyanyi rata-rata menggunakan teknik seperti ini supaya suara mereka terdengar lebih menggema di dalam ruangan.

Suara yang Serak
Pernahkah anda melihat seorang public speaker profesional yang berbicara dengan suara serak? Hampir tidak ada. Suara serak memang bisa menjadi karunia untuk bidang tarik suara tapi tidak untuk public speaking. Biasanya orang yang memiliki tipikal suara serak memiliki kebulatan suara yang kurang bagus. Hal ini yang membuat intonasi suara mereka menjadi tidak bagus. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa melakukannya dengan cara bernafas secara teratur sebelum berbicara.

Volume Suara mendadak merendah di setiap akhir frase
Pernahkah anda mendengar orang yang berbicara dengan suara rendah di setiap akhir frase kalimat? Hal ini akan sangat mengganggu karena audiens akan kehilangan fokus terhadap apa yang anda bicarakan.

Audiens juga akan kesulitan dalam menangkap pesan secara lengkap karena di setiap akhir kalimat suara Anda tiba-tiba menjadi pelan dan tak terdengar. Lakukanlah latihan untuk tetap menjaga konsistensi volume suara selama pembicaraan atau presentasi berlangsung.

Memperlakukan Kalimat Pernyataan Layaknya Pertanyaan
Pernyataan dan pertanyaan tentu merupakan dua hal yang bertolak belakang. Pernahkah Anda menemukan orang yang mengutarakan pernyataan, namun nada bicaranya seperti orang bertanya? Hal ini sebenarnya disebabkan karena penggunaan nada suara yang tidak tepat ketika mengucapkan sebuah kalimat. Akibatnya, kesalah pahaman bisa terjadi jika kita tidak menyadari hal ini.

Hampir sama dengan poin ke-5, untuk melatih hal ini sebenarnya hanya dibutuhkan konsistensi untuk melatih nada suara. Kita tidak boleh mempermainkan nada suara ketika berbicara di depan publik. Pesan yang Anda sampaikan bisa menjadi ambigu sehingga membuat orang lain salah paham.

Berbicara dengan Suara Monoton
Apakah ada orang yang senang ketika mendengarkan pembicaraan yang membosankan? Poin terakhir ini biasanya lebih sulit untuk dilatih. Mengapa demikian? Rata-rata seorang public speaker sudah memiliki talenta bawaan sehingga hanya perlu sedikit diasah layaknya sebuah berlian.

Sumber:
newsindotrading.com

6 Strategi Perusahaan Besar agar Berhasil Lolos dari Kebangkrutan

Dalam bisnis, tidak ada hal yang benar-benar abadi. Bukankah tak sedikit perusahaan besar yang pada akhirnya merugi? Meski demikian, kita sebaiknya belajar dari perusahaan besar yang berhasil lolos dari kebangkrutan melalui beberapa strategi.

Maju mundurnya suatu perusahaan merupakan suatu dinamika yang wajar dan tak dapat dielakkan. Sama halnya dengan perusahaan-perusahaan besar yang datang dan pergi layaknya proses seleksi alam. Kerasnya persaingan dan makin jelinya konsumen dalam memilih barang hingga perkembangan dunia digital yang memberikan dampak signifikan merupakan hal yang perlu dipahami agar kita dapat merancang strategi bisnis yang tepat sasaran.

Setiap perusahaan memiliki masa kejayaannya masing-masing. Namun, tahukah Anda bahwa beberapa perusahaan yang sempat berjaya di masa lalu tetap mampu bertahan dan berhasil lolos dari kebangkrutan? Kira-kira, strategi apa saja yang mereka terapkan?

Nokia (Hak Paten)
Nokia memang sudah kalah bersaing dari Apple dan Android dalam hal pengembangan dan produksi smartphone. Pasar Nokia juga telah kalah jauh dari dua brand smartphone yang paling dominan menguasai dunia telekomunikasi tersebut. Namun, pernahkah Anda berpikir bagaimana Nokia bisa bertahan dari panasnya persaingan di dunia smartphone?

Mungkin hanya sebagian kecil orang yang mengetahui apa alasan utama mengapa Nokia tak kunjung bangkrut ketika pangsa pasarnya berhasil direbut Apple dan Android. Kegigihan Nokia dalam membangun pertahanan bisnis ternyata terletak pada strategi hak paten yang dimiliki oleh Nokia. Nokia memiliki hak paten yang begitu banyak diantaranya adalah antena handpone, kamera handphone, kontrol layar sentuh, click wheels, dan wireless standards.

Paten teknologi yang dimiliki oleh Nokia tersebut juga banyak sekali dipakai oleh perusahaan seperti Apple, Samsung, HTC, dan lain sebagainya. Dengan begitu banyaknya jumlah hak paten yang dimiliki oleh Nokia, diperkirakan Nokia mampu mendapatkan pendapatan sebesar US$ 600 juta setiap tahunnya. Hal ini tentu membawa angin segar bagi Nokia yang saat ini sedang fokus pada pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi dengan skala besar. Sebuah pelajaran berharga bagi para pebisnis ketika sebuah perusahaan bisa diselamatkan oleh kreativitas dan orisinalitas.

IBM (Hak Paten)
Siapakah raja dunia komputer atau IT sebelum Microsoft dan Apple? Tepat sekali jika jawaban Anda adalah IBM. Bill Gates sendiri mengakui bahwa saat pertama kali Microsoft didirikan, pengaruh IBM di Amerika Serikat tinggi sekali. Salah satu produk andalan IBM pada zaman dulu ialah personal komputer. Namun secara perlahan di medio 80-an, Microsoft mampu mengembangkan teknologinya dengan sangat mapan dan berhasil mengalahkan IBM dengan cukup telak.

Sudah 30 tahun berlalu, namun IBM tidak lantas bangkrut meskipun banyak saingan berdatangan. Kira-kira, apa yang menyebabkan mereka mampu bertahan dalam kurun waktu 30 tahun belakangan ini? Sama dengan Nokia, IBM diselamatkan oleh hak paten yang dimilikinya.

IBM memiliki 12 laboratorium Research and Development (R&D) di seluruh dunia dan pada tahun 2013 tercatat sebagai perusahaan pemegang rekor hak paten selama 22 tahun terakhir. Teknologi yang berhasil mereka ciptakan antara lain ialah mesin ATM (Automated Teller Machine), Hard Disk Drive (HDD), Universal Product Code (UPC), Magnetic Stripe Card, SABRE Airline Reservation System, The Financial Swap, kabel tembaga pada semikonduktor, Dynamic Random Access Memory (DRAM), dan Watson Artificial Intelligence.

Dengan banyaknya hak paten yang dimiliki IBM, tentu keuntungan yang mereka dapatkan juga masih sangat banyak. Apalagi paten yang mereka ciptakan masih menjadi alat yang memiliki fungsi yang vital hingga saat ini misalnya seperti ATM, financial swap system, UPC, dan HDD. IBM memang sangat menekankan pentingnya riset dalam memajukan perusahaannya. Tak tanggung-tanggung, IBM pernah mempekerjakan 5 orang peraih nobel, 6 orang peraih Turing Awards, 10 orang peraih National Medal of Technology, dan 5 orang peraih National Medals of Science dari sejak berdiri. Sebuah bukti bahwa mereka sangat konsen terhadap pengembangan R&D.

Sony (Hak Paten dan Diversifikasi Bisnis)
Sony dulunya memiliki manufaktur kamera terbesar di dunia. Namun setelah kemunculan Nikon dan Canon, Sony mulai kalah dalam persaingan. Saat ini tercatat Sony berada di peringkat ketiga manufaktur kamera terbesar di dunia setelah Canon dan Nikon. Bisa dikatakan kamera produksi Sony saat ini tidak lagi dilirik oleh kebanyakan orang. Namun, apa rahasia Sony tetap mampu bertahan dari gempuran para pesaing barunya?

Berbeda dengan dua perusahaan di atas yang hanya mengandalkan faktor tunggal sebagai pertahanan terakhirnya, Sony memiliki banyak faktor. Pertama, diversifikasi bisnis. Sony tidak hanya mengandalkan satu unit bisnis sebagai andalannya. Tercatat adalah beberapa unit bisnis penting lainnya yang dimiliki oleh Sony, diantaranya adalah unit bisnis semikonduktor, unit bisnis komputerisasi, Sony Computer Entertainment, unit bisnis medis, Sony Pictures Entertainment, dan Sony Music Entertainment.

Sementara yang kedua, untuk unit bisnis kamera, Sony memiliki hak paten atas lensa kamera yang masih digunakan hingga saat ini. Jadi kalau anda saat ini memiliki kamera bermerk Canon atau Nikon maka lensa kamera tersebut patennya dimiliki oleh Sony. Jadi, dari dua faktor utama tersebut Sony tetap mampu menjadi perusahaan besar walaupun diterjang oleh banyak pesaingnya.

Volvo (Diversifikasi Bisnis)
Mobil Volvo sempat menjadi mobil yang dipakai pemerintah Republik Indonesia sebagai mobil pemerintah di zaman Orde Baru. Saat itu, Mantan presiden Soeharto beserta jajaran kabinetnya memakai mobil ini sebagai mobil dinas. Namun, entah kenapa setelah reformasi tahun 1998 mobil pabrikan asal Swedia ini juga turut hengkang dari Indonesia.

Di luar negeri, pamor mobil Volvo juga cenderung menurun. Volvo kalah jauh dari mobil-mobil produksi Jepang dan Jerman, terutama untuk spesifikasi mobil sedan. Bisa dibilang bahwa industri mobil sedan Volvo telah mati.

Lalu apa yang membuat Volvo mampu bertahan di tengah-tengah gempuran para pesaingnya? Kalah di bisnis mobil sedan, Volvo mengubah arah bisnisnya sehingga kini mampu memperkuat pasarnya di bidang karoseri. Rata-rata produk Volvo yang diminati pasaran saat ini justru mobil-mobil bus besar dan truk. Saat ini, Volvo membawahi beberapa unit bisnis seperti Volvo Buses, UD Trucks, Renault Trucks, dan Volvo Trucks. Untuk diversifikasi bisnis lainnya, Volvo juga memiliki unit bisnis di bidang keuangan (Volvo Financial Services), unit bisnis sistem permesinan kendaraan laut (Volvo Penta), unit bisnis kontruksi mesin (Volvo Construction System) dan Volvo Information Technology.

Fujifilm (Merger dan Diversifikasi Bisnis)
Dulu Fujifilm sempat menjadi salah satu perusahaan raksasa yang dimiliki Jepang. Fujifilm berada di masa keemasan saat dunia fotografi belum terpengaruh oleh dampak teknologi digital. Produk-produk terkenal dari Fujifilm di masa lalu antara lain kamera, rol film, motion picture, kertas foto, kertas printer, microfilm, dan lain sebagainya.

Ketika Canon dan Nikon menjelma menjadi perusahaan besar di bidang fotografi, Fujifilm harus kalah bersaing. Memasuki abad ke-21, gaung Fujifilm di bidang bisnis fotograf semakin senyap terdengar. Meskipun demikian, bukan berarti hal itu menandakan bahwa bisnis Fujifilm sudah runtuh. Fujifilm masih tetap eksis sampai sekarang dengan beberapa langkah dan strategi bisnis yang dilakukannya, yaitu dengan melakukan merger dengan Xerox Corporation yang merupakan perusahaan multinasional Amerika Serikat.

Jalan yang ditempuh Fujifilm hampir sama dengan strategi yang ditempuh oleh Volvo dan Sony. Fujifilm saat ini memiliki beberapa unit bisnis di luar bidang fotografi, diantaranya adalah Fujifilm Medical, Fujifilm Fine Chemicals, Fujifilm Engineering, Fujifilm Electronic Material Fujifilm Logistics, dan lain sebagainya. Mereka melancarkan strategi merger dan diversifikasi bisnis sebagai langkah utama dalam penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan.

BlackBerry Ltd (Aplikasi Populer dan Restrukturasi Organisasi)
Perusahaan yang satu ini sempat menjadi perusahaan telekomunikasi paling laris di dunia dengan produk smartphone BlackBerry-nya. Tercatat semenjak tahun 2001 sampai 2012, BlackBerry mengalami perjalanan ekspansi global yang mencengangkan. Tercatat pada tahun 2011 dan 2012, BlackBerry mencatat penjualan terbaiknya masing-masing sebesar US$ 19,9 Miliar dan US$ 18,4 Miliar.

Namun setelah tahun 2013 sampai saat ini penjualan BlackBerry terus menurun. Tahun 2015 yang lalu, penjualan BlackBerry hanya mencapai angka US$ 3,3 Miliar. BlackBerry juga telah melakukan banyak perombakan dalam manajemennya. Terhitung semenjak tahun 2011, hampir setiap tahunnya BlackBerry selalu melakukan PHK terhadap karyawannya sebagai bentuk restrukturisasi organisasi.

Salah satu hal yang membuat BlackBerry mampu bertahan adalah masih adanya sejumlah besar kalangan masyarakat yang menggunakan aplikasi BlackBerry Messenger di smartphone miliknya. Walaupun saat ini sudah ada WhatsApp sebagai pesaing baru yang lebih kuat namun sebagaimana dilaporkan oleh CEO BlackBerry John Chen pada September 2014 yang lalu aplikasi BlackBerry Messenger masih digunakan sebanyak 91 juta pengguna aktif.

Jika mengambil benang merah dari beberapa kasus di atas, kita akan mendapatkan kesamaan bahwa perusahaan besar yang ada di atas melakukan beberapa langkah dalam melakukan penyelamatan perusahaannya. Penciptaan dan pembuatan hak paten merupakan contoh dari salah satu faktor besar agar perusahaan bisa terselamatkan dari kehancuran. Terlebih lagi jika hak paten tersebut digunakan secara universal.

Strategi lain yang perlu dilaksanakan oleh pebisnis untuk menyelamatkan bisnisnya adalah dengan melakukan diversifikasi bisnis. Diversifikasi bisnis sangat membantu perusahaan agar tetap mendapatkan keuntungan dari pasar bisnis yang lebih besar melalui unit bisnis yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan inti. Restrukturisasi organisasi juga bisa menjadi jalan untuk membuat perusahaan tetap selamat dari kebangkrutan. Selain itu, merger perusahaan juga bisa dilakukan untuk mengokohkan kembali kondisi perusahaan yang kurang kuat di salah satu atau beberapa sisi sehingga kemungkinan untuk eksis di pasar akan lebih besar.

Sumber:
newsindotrading.com

8 Alasan Mengapa Entrepreneur Membutuhkan Lebih Banyak Relasi Bisnis daripada Teman

Menjadi seorang entrepreneur bukanlah hal yang mudah. Anda perlu menaklukkan tantangan dalam berbagai bidang, termasuk bidang networking. Lalu, benarkah ketika menjadi seorang entrepreneur yang kita butuhkan sebenarnya adalah relasi bisnis yang lebih banyak daripada teman?

Seorang entrepreneur yang sukses biasanya memahami perbedaan antara hubungan relasi bisnis yang baik dan hubungan pertemanan. Dalam dunia bisnis, khususnya start–up, hubungan relasi bisnis yang profesional merupakan hal yang sangat penting. Anda tidak bisa menjalankan sebuah bisnis hanya dengan mengandalkan teman. Anda membutuhkan partner bisnis agar dapat memenangkan hati para investor dan konsumen.

Fenomena yang terjadi saat ini ialah interaksi di dunia maya sudah menjadi hal yang umum dalam kehidupan kita sehari-hari. Meski telah memiliki ribuan followers atau ratusan friend list di jejaring sosial, nyatanya rata-rata Anda hanya menjalin sedikit relasi dari ribuan orang tersebut. Meski tak bisa dibantah bahwa kita membutuhkan teman dalam kehidupan, namun Anda juga perlu paham bahwa entrepreneur membutuhkan lebih banyak relasi bisnis daripada teman.

Setiap Orang Membutuhkan Pertemanan yang Privat
Memulai hubungan pertemanan yang akrab sejak usia dini mampu membuat seseorang membangun keterampilan sosial, keseimbangan moralitas, integritas, serta mampu memilih mana yang baik dan buruk dalam hidup. Hal ini jangan disamaartikan dengan pertemanan di media sosial yang dapat menciptakan pertemanan akrab dalam waktu sekejab, meski mungkin Anda tidak pernah bertemu dengan orang tersebut sebelumnya.

Relasi Bisnis Tidak Didasarkan pada Pertemanan Privat
Hubungan profesional mungkin saja melibatkan pertemanan, tetapi entrepreneur perlu memampukan dirinya untuk menjaga hubungan dengan partner bisnis, konsumen, atau kompetitor sekalipun yang pada dasarnya tidak tertarik untuk menjadi sahabat anda. Sahabat termotivasi untuk membantu Anda, sementara para pengusaha ingin mengembangkan bisnisnya.

Bersama Sahabat, Kualitas itu Lebih Penting daripada Kuantitas
Semakin matang usia seseorang, semakin orang akan menyusutkan lingkaran pertemanan mereka. Banyak orang yang hanya berfokus pada sedikit orang yang paling bisa dipercaya. Sebuah penelitian bahkan menunjukkan persentase tentang kepercayaan rata-rata orang yang semakin menurun seiring bertambahnya usia mulai dari 77% menjadi 37%.

Kuantitas Relasi adalah Hal yang Mutlak Dimiliki dalam Bisnis
Semakin banyak koneksi profesional yang dimiliki, semakin kredibilitas Anda akan diakui. Ketika Anda semakin memahami pasar, semakin mudah Anda mendapatkan konsumen. Banyak pengusaha yang akan mengakui bahwa mereka mendapatkan hasil dari pencapaian bisnis yang telah diraihnya karena kekuatan relasi yang dimilikinya.

Sahabat Sejati Membutuhkan Hubungan yang Personal
Hubungan personal yang terwujud dalam sebuah persahabatan melibatkan hubungan afektif dan emosional serta kemampuan untuk saling mengungkapkan pikiran dan perasaan. Dalam persahabatan, Anda bisa saja berbuat kesalahan tanpa harus takut mendapatkan penilaian bermacam-macam dari sahabat Anda. Banyak para entrepreneur menemukan dirinya sendirian dalam menghadapi tantangan bisnis, sedangkan dalam persahabatan Anda jarang sekali merasa sendirian.

Menjaga Relasi Bisnis Bergantung pada Perilaku Positif
Menumpahkan segala kesulitan yang dihadapi tidak akan membantu Anda menemukan solusi bisnis. Selain itu, tidak etis rasanya jika terlalu banyak mengutarakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan bisnis. Terlebih lagi, wibawa merupakan salah satu aspek yang harus dijaga seorang pebisnis jika ia ingin reputasinya baik di depan investor, rekanan bisnis, karyawan, serta konsumen.

Berteman Lewat Jejaring Sosial dapat Membuka Peluang Bisnis
Menemukan teman melalui teknologi tidaklah sesulit menjalin hubungan pertemanan dalam dunia nyata. Ibaratnya, Anda hanya tinggal menekan mouse dan keypad saja untuk berinteraksi dengan mereka. Namun hal ini kadang justru menyebabkan pertemanan yang
diawali melalui jejaring sosial kurang memiliki nilai personal. Meski demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pertemanan seperti ini memiliki peluang atau manfaat bisnis tersendiri jika mereka mampu mempromosikan bisnis Anda atau mempengaruhi teman-teman mereka yang lain untuk ikut membeli produk Anda.

Jejaring Sosial adalah Awal untuk Membangun Hubungan Bisnis
Di awal perkenalan, jejaring sosial mungkin dibutuhkan untuk melakukan kontak secara personal dan membangun relasi nyata yang Anda butuhkan dalam bisnis. Namun, Anda juga harus paham bahwa di jejaring sosial, Anda akan banyak sekali menemukan orang yang cuek dengan kegiatan bisnis yang Anda lakukan.

Sumber:
newsindotrading.com

8 Kesalahan Membangun Networking Ini Bisa Merusak Reputasi

Kekuatan networking merupakan hal yang tak bisa dipandang sebelah mata. Tak sedikit orang yang akhirnya bisa sukses dalam hidup karena kekuatan networking-nya.
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan bantuan orang dan perlu berinteraksi dengan orang lain dalam hidupnya. Rutinitas untuk bersosialisasi dengan teman, tetangga, atau rekan kerja seakan sudah menjadi kebutuhan hidup yang tak bisa dielakkan.

Dengan mengenal banyak orang, seseorang akan mendapatkan banyak kemudahan dalam hidup seperti ketika mencari pekerjaan, mencari rekan bisnis, menanyakan suatu hal pada ahlinya, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar reputasi yang telah dibangun melalui networking tak rusak karena beberapa kesalahan seperti berikut ini:

Tidak Melakukan Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah salah satu aspek terpenting yang harus dilakukan setelah perkenalan untuk tetap menjaga kedekatan sesudah perkenalan berlangsung. Konflik mulai terjadi ketika kita tak membiarkan orang lain untuk mengenal diri kita lebih dalam.

Jangan hanya ingin berkenalan secara instan tanpa memikirkan apakah ada prospek jangka panjang yang bisa dilakukan dengannya. Jika melakukan hal ini, Anda akan melewatkan kesempatan untuk bisa mendapatkan prospek cerah dalam membangun relasi yang lebih matang.
Berikanlah nilai atau citra diri yang baik setiap kali bertemu dengan orang baru yang pertama kali dijumpai. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita membutuhkan bantuan mereka suatu saat nanti.

Tetap Bertahan dengan Lingkungan Perusahaan yang Buruk
Tempat bersosialisasi dan melakukan kegiatan sehari-hari akan membentuk persepsi orang lain terhadap diri Anda. Ketika tetap mempertahankan perusahaan yang lingkungannya buruk sebagai tempat bekerja, secara tidak langsung citra diri Anda juga akan buruk di mata orang lain, meskipun hal itu tak selalu berlaku secara mutlak.

Ketika berada di dalam sebuah perusahaan yang lingkungannya baik dan sehat, Anda berarti sudah berada di jalur yang tepat karena secara tidak langsung Anda bisa menerima dan mewarisi sifat-sifat baik dari sana.

Terlalu Lama Membalas Pesan
Setiap orang memiliki jatah waktu yang sama yakni 24 jam dalam sehari. Perbedaannya ialah bagaimana cara mengatur waktu sedemikian rupa sehingga dapat mengoptimalkan waktu yang dimiliki untuk melakukan berbagai kegiatan.

Waktu 24 jam dalam sehari rasanya masih cukup untuk menindaklanjuti hubungan sosial yang dimiliki dengan sekitar dan tetap berkomunikasi dengan kawan lama. Waktu tersebut juga cukup untuk melakukan penilaian apakah mereka termasuk orang yang penting bagi diri Anda atau tidak.
Seringkali, seseorang terlalu lama memberikan balasan e–mail atau pesan singkat kepada rekan-rekannya. Hal ini terlihat sepele, tapi dapat mengakibatkan dampak besar yang berujung pada renggangnya hubungan.

Jika terlambat membalas e-mail atau pesan, sampaikan bahwa seharian Anda sibuk dengan pekerjaan atau memberitahukan akan menghubungi lebih lanjut nanti. Terlambat membalas lebih baik daripada tidak membalas sama sekali, bukan?

Terlalu Fokus pada Diri Sendiri
Salah satu alasan utama yang menghambat networking ialah ketika Anda menganggap bahwa orang yang ingin membangun networking hanya demi keuntungan pribadi sendiri. Seseorang yang memiliki cara berfikir demikian biasanya memiliki watak yang egosentris. Hal inilah yang sering berujung pada konflik.

Jadi, cara terbaik untuk menghindari hal ini adalah dengan merubah cara pandang. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berarti kepada dan dengarkanlah apa yang mereka bicarakan. Tempatkanlah mereka sebagai orang-orang yang memiliki arti dan peran dalam hidup Anda.

Hanya Mau Bergaul dengan Orang-orang Kelas Atas
Di era modern yang mendekatkan kita pada hedonisme ini, sebagian orang yang hanya mau bergaul dengan kalangan tertentu bukanlah hal yang jarang ditemui. Orang lain bisa menganggap Anda seperti orang yang sombong atau angkuh karenanya. Akibatnya, reputasi Anda akan menjadi buruk di mata mereka.

Ingatlah bahwa kita tidak bisa mengontrol persepsi orang lain. Jangan lupa bahwa untuk mendapatkan nilai-nilai yang baik dalam hidup, Anda tidak harus selalu bergaul dengan orang-orang yang berada di level atas. Terkoneksilah dengan rekan-rekan kerja, tetangga, ataupun saudara-saudara Anda yang lain. Biasakan diri Anda untuk bisa membaur dengan kelas sosial manapun juga.

Meremehkan Kekuatan Kartu Nama atau Kontak Informasi di Sosial Media
Ketika bertemu dengan relasi, Anda tidak akan hanya bertemu dengan satu orang, namun ratusan orang. Sebagaimana yang kita lihat di media sosial, rata-rata orang paling tidak memiliki ratusan atau bahkan ribuan teman di lingkar jejaring sosialnya

Ketika Anda membutuhkan bantuan teman dengan keahlian tertentu, Anda dapat memanfaatkan jejaring sosial tersebut. Selain itu, kartu nama atau kontak informasi lainnya sebaiknya disimpan sebaik mungkin karena dalam waktu-waktu tertentu mungkin Anda akan memerlukannya ketika bertemu dengan teman lama atau bahkan rekan bisnis yang jarang bertemu.

Tidak Melakukan Apa yang Dikatakan
Pernahkah Anda mengatakan sebuah nasihat kepada seorang teman namun Anda sendiri tidak pernah menjalankannya? Hal seperti ini akan merusak kredibilitas Anda di mata mereka.

Jika ingin memberikan masukan namun ragu, katakanlah seolah-olah nasihat ini didapatkan dari teman Anda saat mereka memecahkan masalah. Pertimbangkanlah secara matang apa yang Anda bicarakan dengan orang lain karena mereka akan mengingat hal tersebut.

Berpikir bahwa Anda Tidak Membutuhkan Relasi Sosial
Networking merupakan kegiatan yang menyenangkan. Jangan pernah mengatakan bahwa Anda tidak memerlukan networking. Dalam kejadian sehari-hari, kita seringkali mendapatkan undangan dalam berbagai acara.

Namun, jika diperhatikan lebih dalam, biasanya selalu ada sesorang yang seringkali menolak acara tersebut karena berasalan tidak memiliki waktu dan lain sebagainya. Jadi, jangan sengaja membangun sebuah tembok untuk menutup diri dari dunia luar.

Sumber:
newsindotrading.com

Apa itu CSR, Tujuan dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan respon sosial atau tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan. Kegiatan tersebut dapat berupa menjaga lingkungan sekitar perusahaan, membangun fasilitas umum, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, memberikan bantuan kepada masyarakat sekitar, dan 
lain sebagainya.

TUJUAN CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Berikut ini merupakan beberapa tujuan kegiatan CSR:

  • Berkonstribusi pada pengembangan lingkungan dan masyarakat sekitar
  • Menjalin hubungan yang baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholder)
  • Membina hubungan yang baik dengan masyarakat di luar perusahaan
  • Menjaring sumber daya manusia yang potensial
  • Mengurangi risiko perusahaan terhadap korupsi dan kerugian
MANFAAT CSR BAGI PERUSAHAAN
MENDAPATKAN DUKUNGAN SOSIAL UNTUK BEROPERASI
Masyarakat merupakan komunitas atau pihak pertama yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Jika Anda ingin mendirikan sebuah perusahaan, misalnya pabrik, selain harus mendapatkan izin mendirikan usaha dari pemerintah, Anda juga harus mendapat izin dari masyarakat setempat. Sebab, dengan mendapatkan izin dari mereka, Anda akan mendapatkan fleksibilitas untuk menjalankan menjalankan bisnis di wilayah mereka. Oleh karena itu, secara etis perusahaan dianjurkan untuk memberikan ‘imbalan’ terhadap masyarakat dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang melibatkan mereka.

MENINGKATKAN CITRA PERUSAHAAN
Tak dapat dipungkiri bahwa hampir setiap perusahaan melakukan kegiatan CSR dengan harapan untuk dapat meningkatkan citra perusahaan. Dengan melakukan kegiatan tersebut, konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian besar terhadap masyarakat. Selain dapat meningkatkan citra perusahaan, kegiatan CSR juga sangat berperan penting dalam meningkatkan product knowledge kepada konsumen melalui bagi-bagi produk secara gratis.

MENGEMBANGKAN KERJA SAMA DENGAN PARA PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER)
Dalam menjalankan kegiatan CSR, perusahaan tentu membutuhkan pihak lain agar acara berjalan dengan lancar. Di antara deretan pihak yang biasanya membantu perusahan menjalankan kegiatan CSR adalah para pemangku kepentingan, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun universitas lokal. Dengan menjalankan kegiatan semacam ini, perusahaan dapat memupuk kerja sama dan membuka relasi yang baik dengan para pemangku kepentingan yang memiliki ‘pengaruh’.

MENDAPAT KEPERCAYAAN DARI PARA INVESTOR
Tentu saja perusahaan yang memiliki kesadaran sosial akan lebih dilirik oleh para investor dibandingkan dengan perusahaan yang kurang memperhatikan tanggung jawab sosialnya. Pasalnya, perusahaan yang telah ‘diterima’ secara sosial oleh masyarakat, menjadi wadah yang aman untuk berinvestasi. Bayangkan saja Anda sebagai pemilik saham, tentu saja Anda tidak mau menanamkan modal Anda para perusahaan yang tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat setempat, bukan?

MEMILIKI NILAI LEBIH DIBANDINGKAN DENGAN KOMPETITOR
Jika CSR dilakukan oleh perusahaan, maka perusahaan mendapatkan kesempatan untuk menunjukan keunggulan komparatifnya sehingga dapat membedakannya dengan pesaing yang menawarkan produk atau jasa yang sama. Apalagi, jika perusahaan sudah mendapatkan penghargaan, tentu saja posisi perusahaan akan lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

MENINGKATKAN SEMANGAT PRODUKTIVITAS KARYAWAN
Perusahaan yang rutin menggelar kegiatan CSR tentu akan berdampak positif tak hanya terhadap masyarakat, tetapi juga para karyawannya. Secara tidak langsung mengajak para karyawan untuk belajar berbagi dan berkontribusi pada masyarakat. Jadi, karyawan tidak hanya menghabiskan waktu seharian di meja kerja untuk menghidupi diri sendiri, namun juga ikut berkontribusi membantu membuat lingkungan sekitar menjadi lebih baik. Sebuah kebanggaan tersendiri, bukan?

MENINGKATKAN HARGA SAHAM
Pada akhirnya jika perusahaan rutin melakukan CSR yang sesuai dengan bisnis utamanya dan melakukannya dengan konsisten dan rutin, masyarakat bisnis (investor,kreditur,dll), pemerintah, akademisi, maupun konsumen akan makin mengenal perusahaan. Maka permintaan terhadap saham perusahaan akan naik dan otomatis harga saham perusahaan juga akan meningkat.

Sumber:
newsindotrading.com