Sistem bisnis dimana seseorang membeli produk tertentu dari distributor/supplier untuk kemudian barang tersebut dijual kembali baik secara grosir ataupun eceran.
Reseller secara bahasa diartikan “menjual kembali”, reseller akan menjual kembali barang yang dibeli dengan harga yang lebih tinggi sehingga ada selisih keuntungan yang menjadi hak penuh dari pihak reseller.
Bila dijelaskan secara sederhana.
Semisal, ada distributor A menjual Baju Polos dengan harga satuan 50.000
Untuk harga reseller produsen A mematok harga 35.000 dengan minimal pembeliah 50 pcs.
Jika reseller membeli 50 pcs, maka harganya adalah 35.000 x 50 = Rp. 1.750.000
Selanjutnya barang akan dikirim ketempat reseller dan dijual kembali dengan harga jual satuan sama seperti distributor A yakni 50.000 ataupun diatasnya.
Dengan skema diatas maka reseller diuntungkan dengan harga beli dari distributor yang lebih murah dari harga satuan. Reseller leluasa mengatur harga dari barang yang telah dibeli.
Keutungan lainnya, reseller juga bisa memanfaatkan “Merk” dan segala fasilitas seperti tool kit, katalog produk, testimoni, grup diskusi yang biasanya disediakan oleh pihak distributor.
Bagi distributor sendiri, adanya reseller sangat menguntungkan karena barang yang dimiliki bisa langsung terjual dalam jumlah banyak.
Cara Kerja Reseller
Cara kerja reseller telah disebutkan pada bagian atas, yakni Kita membeli barang dari supplier/distributor dengan minimal pembelian sesuai ketentuan.
Selanjutnya barang akan dikirim ke gudang/rumah/tempat kita untuk kemudian kita jual, entah secara offline ataupun online di marketplace dan jaringan periklanan semacam fb ads, google ads ataupun instagram ads.
Pada beberapa kasus, pihak distributor biasanya memberikan pelatihan khusus untuk para resellernya. Mereka mengajarkan bagaimana cara berjualan, cara menarik pelanggan, cara beriklan, cara membuat copywriting, mindset bisnis, cara membuat foto produk yang menarik dll.
Terkadang distributor memberikan reward tertentu pada para reseller yang loyal atau menjadi penjual terbanyak dari produk yang dipasarkan.
Keuntungan Menjadi Reseller
Dengan menjadi reseller kamu akan mendapat beberapa keuntungan, diantara keuntungan reseller adalah sebagai berikut;
1. Tidak Perlu Memproduksi Barang Sendiri
Reseller tak perlu memikirkan produksi barang, tugas mereka adalah memikirkan strategi pemasaran agar barang laku dijual sebanyak-banyaknya.
2. Tidak Terikat
Dengan menjadi reseller kita bisa bebas menjual barang lain. Misalnya ketika menjual hijab kita dapat menjadi reseller dari beberapa brand hijab sekaligus seperti zoya, shapira, elzatta, rabbani dll.
3. Bebas Mengatur Harga Jual
Dengan menjadi reseller kita dapat membeli barang dengan harga lebih murah dari distributor utama dan menjualnya sesuka hati kita. Entah itu menjualnya, dibawah, diatas atau mengikuti harga pasar.
4. Mendapat Bonus, Komisi dan Diskon
Beberapa distributor menerapkan bonus, komisi dan diskon pada setiap resellernya yang loyal dan sering melakukan pembelian.
5. Komunitas Berbagi Ilmu
Setiap distributor umumnya membekali para resellernya dengan bimbingan berkelanjutan, mulai A-Z ilmu penjualan. Mulai dari bagaimana menjual barang secara offline, online dan ilmu-ilmu marketing lainnya.
6. Mengetahui Kualitas Barang dan Stok
Reseller memiliki barang yang akan dijual secara fisik, berbeda dengan dropshiper. Dengan menjadi reseller kita dapat mengecek kualitas barang sebelum dijual pada konsumen. Apakah ada kecacatan atau kerusakan pada produk yang dijual.
Kekurangan Reseller
1. Harus Memiliki Modal Untuk Stok Barang
Reseller harus memiliki modal yang cukup untuk melakukan stok barang. Ini dikarenakan distributor yang umumnya mematok minimal jumlah pembelian. Misalnya minimal harus membeli 100 pcs, 200 pcs dst.
2. Ketersediaan Tempat dan Pegawai
Reseller harus memiliki tempat atau gudang untuk menyimpan barang. Selain itu ia juga harus memikirkan strategi pemasaran agar barang yang dimiliki dapat terjual.
Hal seperti ini membutuhkan multitasking dan kemampuan untuk membangun tim dan manajemen secara baik.
3. Kerugian Ditanggung
Setiap kerugian, komplain atau keluhan dari pelanggan sepenuhnya menjadi tanggung jawab reseller. Hal seperti ini sebetulnya berlaku sama untuk para dropshipper.
Hanya saja reseller dapat meminimalisir keluhan pelanggan, karena mereka dapat melakukan quality control sendiri terhadap barang dan juga memastikan paket ter-packing dengan rapi hingga sampai ketangan pelanggan.
Perbedaan Dropship dan Reseller
Reseller dan dropshiper memiliki beberapa perbedaan mulai dari cara kerja, modal dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa perbedaan dropship dan reseller.
1. Cara Kerja Reseller dan Dropship
Reseller
-> Membeli barang dari distributor
-> Barang dikirim ke tempat kita (rumah/gudang)
-> Melakukan promosi offline/online
-> Jika ada pembeli, barang langsung dikirim dari tempat kita.
Dropship
-> Melakukan promosi offline/online (Umumnya online) dengan memajang katalog barang di marketplace, ig, fb dll
-> Jika ada pembeli, dropshipper akan menghubungi distributor untuk melakukan pengiriman barang
->Barang dikirim dari tempat distributor.
2. Modal
Reseller harus mengeluarkan modal untuk melakukan stok barang dan juga menyediakan tempat untuk menaruh barang (rumah/gudang)
Dropshipper tidak perlu mengeluarkan uang banyak karena tidak perlu stok barang ataupun menyediakan tempat barang.
3. Profit atau Keuntungan Dropship dan Reseller
Reseller mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan dropshipper. Ini salah satunya dikarenakan reseller akan membeli harga barang yang lebih murah dari pihak distributor.
4. Resiko
Untuk masalah resiko sebetulnya tergantung dari skill yang dimiliki oleh masing-masing Individu. Reseller bisa saja menanggung kerugian besar ketika misalnya melakukan stok produk dalam jumlah banyak namun barang tidak laku. Atau reseller (pe-resell) salah membaca pasar, sehingga stok barang kurang diminati dsb.
Dropshipper memiliki resiko yang minim, Namun kembali lagi pada kata diawal tadi, semuanya bergantung pada keahlian masing masing.