Wednesday, September 16, 2020

15 Kunci Rumah Tangga Bahagia, Hubungan Suami-Istri Harmonis

Setelah menikah dan menjalani bahtera rumah tangga, tentulah semua pasangan menginginkan rumah tangga yang harmonis dan bahagia. Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari masing-masing pasangan.

Namun keinginan tersebut tidak selalu terwujud dengan mudahnya. Dalam rumah tangga tentu akan ada beberapa masalah dalam menuju perjalanan rumah tangga yang bahagia.
Tetapi, setiap masalah yang muncul tentunya memiliki solusi tersendiri untuk diatasi.

1. Menikmati kehidupan satu sama lain
Inti dari keluarga yang bahagia adalah bahwa mereka benar-benar mengangkat satu sama lain dan bahwa semua bermuara pada bagaimana mereka memperlakukan satu sama lain.
Menurut Rabbi Shmuley Boteach, seorang keluarga dan penasihat hubungan yang berbasis di New York, ia menyebutkan bahwa, "ada kegembiraan yang menjadi ciri interaksi mereka."
Contohnya saja ketika orangtua pulang dan anak-anak akan senang melihat orangtuanya pulang.
Begitu sebaliknya, ketika anak-anak pulang dari sekolah dan disambut dengan bahagia oleh orangtua mereka.

2. Saling bertukar cerita
Saling bertukar cerita bisa menjadi kunci keluarga bahagia yang bisa Mama dan Papa coba di rumah. Hal ini agar tidak terjadinya kebosanan yang menyebabkan terjadinya disgungsi mulai dari perselingkuhan hingga anak-anak yang lebih memilih bersama teman dariapda keluarga.

Mulailah dengan saling bertukar cerita mengenai kesibukan hari ini, tanyakan pada pasangan atau anak-anak bagaimana mereka melalui harinya.
Dengan bercerita, bisa membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dan memperkuat rumah tangga yang bahagia.

3. Prioritaskan pernikahan
Memprioritaskan pernikahan juga menjadi kunci rumah tangga yang bahagia. Banyak pasangan yang telah memiliki anak akan menjadikan mereka sebagai prioritas utama, yang pada akhirnya membuat hubungan dengan pasangan mulai berkurang.
Rabbi Shmuley Boteach juga mengatakan, "hal ini buruk bagi keluarga, karena anak-anak pada akhirnya akan keluar rumah juga."
Jadi usahakan tetap memprioritaskan pernikahan dengan saling terbuka satu sama lain perihal apapun.

4. Makan malam bersama keluarga
Sering di anggap sepele, ternyata makan malam bersama keluarga juga bisa menjadi kunci rumah tangga yang bahagia lho, Ma!
Menurut Rabbi Shmuley Boteach, "makan malam keluarga sangat penting, ini bisa menjadi penghubung satu sama lain."
Boteach juga menyarankan minimal empat kali dalam seminggu Mama dan Papa menyempatkan makan malam bersama. Baik hanya berdua, ataupun mengikutsertakan anak-anak di dalamnya.

5. Menghabiskan waktu bersama
Menghabiskan waktu bersama keluarga memang menjadi kunci rumah tangga bahagia yang mungkin sulit dilakukan bagi banyak pasangan. Mulai dari kurangnya waktu, hingga rasa lelah yang membuat ingin segera pergi istirahat.
Tetapi cobalah menyempatkan menghabiskan waktu bersama seperti menceritakan sesuatu sebagai pengantar tidur anak, atau saling bertukar cerita dengan pasangan sebelum tidur.

6. Prioritaskan keluarga sebelum teman
"Dalam keluarga yang bahagia, keluarga didahulukan oleh teman," kata Rabbi Shmuley Boteach.
Hal ini seringkali terjadi pada anak-anak, mereka akan lebih mudah merasa bosan dan ingin mencari kesenangan di luar rumah bersama teman mereka. Biarkan mereka melakukan itu, tetapi sebagai orangtua penting memberi tahu mereka bahwa keluarga tetap lebih penting dari teman.
Sehingga dengan begitu, baik pasangan ataupun anak-anak akan tetap menempatkan keluarga sebelum teman sebagai prioritas mereka. Inilah yang menjadi kunci bahagia kehidupan rumah tangga.

7. Membatasi kegiatan anak setelah sekolah
Saat ini semakin banyak anak-anak yang memiliki jadwal lebih atau ikut sibuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Hal ini membuat orangtua harus mengantarkan mereka dalam segala kegiatannya, sehingga anak-anak tidak pernah di rumah pada saat tertentu.
Bagi Rabbi Shmuley Boteach, hal ini bukanlah cara untuk membuat keluarga bahagia. Cobalah membuat kegiatan setelah sekolah sendiri melalui keluarga. Misalnya dengan mengajak anak bermain sepatu roda atau bersepeda bersama di taman dekat rumah.

8. Memiliki ritual tersendiri
"Keluarga membutuhkan ritual," kata Rabbi Shmuley Boteach. Ritual sendiri dapat bersifat keagamaan, nasional, atau bahkan khusus keluarga seperti memakan pizza bersama setiap minggu.
Barbara Fiese, PhD, profesor dan ketua psikologi di Universitas Syracuse di New York, setuju. "Keluarga bahagia memiliki ritual yang bermakna dan tidak tertekan oleh mereka," katanya. "Mereka bisa menjadi unik untuk keluargamu sendiri. Ritual cenderung membawa anggota keluarga dekat karena mereka diulang dari waktu ke waktu."
Agar ritual keluargamu tidak kaku, buatlah semenarik dan semenyenangkan mungkin, hal ini agar hubungan satu sama lain lebih dekat karena terus mengulang dari waktu ke waktu.

9. Tetap jaga intonasi suara
Kunci keluarga yang bahagia juga dengan berbicara yang lembut satu sama lain, terlebih pada anak-anak. Pastikan ada lingkungan yang tenang di rumah sehingga kamu dan pasanganmu dapat menciptakan lingkungan yang damai bersama anak-anak.

Usahakan menjaga intonasi suara agar tidak berteriak terlebih pada anak. Bicaralah dengan mereka secara perlahan, beri mereka aturan dan hukuman jika mereka melanggar. Tetapi tetap usahakan untuk tidak berteriak, hal ini akan menunjukkan bahwa kamu di luar kendali dan justru akan menciptakan lingkungan yang tidak damai di rumah.

10. Jangan bertengkar di hadapan anak-anak
Pertengkaran dengan pasangan mungkin menjadi sesuatu hal yang tidak bisa dihindari, terlebih ketika kedua belah pihak sedang dalam keadaan yang tidak baik. Untuk mempertahankan rumah tangga yang bahagia, usahakan untuk tidak bertengkar dihadapan anak-anak.
Rabbi Shmuley Boteach mengatakan bahwa cobalah untuk tidak bertengkar di hadapan mereka, "Jika anak-anakmu melihatmu berkelahi dan berdebat, segera minta maaf dan katakan padanya, 'Kami minta maaf kamu harus melihatnya. Kami baru saja berselisih, tetapi semuanya baik-baik saja sekarang."

11. Jangan terlalu banyak bekerja
Orangtua sering beranggapan bahwa dengan bekerja lebih giat, mereka akan mendapatkan banyak uang untuk mencukupi kebutuhan anak-anak mereka.
Namun dengan bekerja terus menerus dan tidak membiarkan anak bermain bersama, tentu saja membuat anak merasa bosan. Padahal, kunci kebahagiaan rumah tangga adalah ketika pasangan dan anak-anakmu merasa dihargai dengan menghabiskan waktu bersama.
Meskipun orangtua memiliki tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan anak dengan bekerja, tetapi tetap berikan waktu luang bagi anak-anak agar mereka tetap merasa berharga di mata orangtuanya.

12. Usahakan menjaga harmonisasi antara saudara
Persaingan saudara bisa memecah belah. "Saya mencoba berbicara kepada anak-anak saya tentang betapa beruntungnya mereka memiliki saudara kandung," kata Rabbi Shmuley Boteach.
Oleh karena itu, untuk membangun rumah tangga yang bahagia dibutuhkan harmonisasi antara anak satu dengan yang lainnya. Sebagai orangtua, penting untuk menjaga harmonisasi anak-anak agar tidak terjadi pertengkaran diantara mereka.

13. Buat lelucon pribadi
Ahli juga menyebutkan bahwa memiliki lelucon di dalam keluarga membuat hubungan satu sama lain menjadi lebih dekat dalam membangun rumah tangga yang bahagia. Kamu dan pasanganamu juga bisa memberikan nama panggilan satu sama lain yang terdengar lucu dan berbeda dari biasanya.

14. Bersikap fleksibel
Seseorang harus memiliki sikap fleksibel agar hubungan mereka berjalan tidak menegangkan dan membosankan. Begitu pula dalam membangun rumah tangga yang bahagia, kamu dan pasangan harus bersikap fleksibel kepada seluruh anggota keluarga agar lebih mudah menyeimbangi sikap satu sama lain.

15. Berkomunikasi
Kunci keluarga bahagia memang tak lepas dari yang namanya komunikasi. Dalam keluarga yang bahagia, semua anggota unit keluarga harus bisa berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
Rose J. Perkins, EdD, profesor psikologi di Stonehill College di Easton, Mass., mengatakan bahwa keluarga yang bahagia adalah mereka yang berkomunikasi satu sama lain.
Dengan menjalankan komunikasi yang lebih terbuka satu sama lain, ini bisa membantu membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia. 

Sumber:
popmama.com