Bila Anda melihat tokoh besar dunia bicara, Anda akan terkagum dengan yang disampaikan. Mereka mampu berbicara mengetarkan hati siapapun pendengarnya.
Seorang tokoh besar tidak memiliki daya tarik bila bicaranya tidak dimengerti oleh pendengar, berbicara mengetarkan hati pendengar sudah menjadi ciri khas mereka.
Seperti salah satu pidato Presiden Obama ketika melakukan kampanye, disambut meriah dan kepercayaan para pendengar.
“Jika masih ada yang ragu bahwa Amerika adalah negara dengan kemungkinan tak terbatas, jika masih ada yang bertanya apakah impian para leluhur masih hidup di zaman kita, jika masih ada yang mempertanyakan kekuatan demokrasi, maka malam ini adalah jawaban atas pertanyaan Anda semua.”
Seperti biasa, mengutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Menurut Jason Tomaszewski dari Education World, pidato Obama di depan para pendukungnya setelah memenangkan pemilu sangat luar biasa.
Obama termasuk dalam orator handal, ia memiliki kekuatan yang luar biasa dari bicaranya, meski jika melihat orangnya tidak sekuat ucapannya, namun ternyata ucapan Obama bisa mempengaharui siapa saja yang mendengar.
Ketika berbicara, Obama menggunakan intonasi yang hampir sama, ia memulai bicara dengan penuh berirama dan klimaks, menjelaskan kesimpulan dengan tenang dan sama sekali tidak membuat pendengar bosan.
Ia terkadang berbicara dengan nada lemah dan kadang dengan nada kuat, kadang lambat dan kadang cepat. Selain itu Obama bisa menyesuaikan emosinya ketika berbicara, ia benar-benar menguasai panggung.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadirkan irama dalam berbicara?
Apa tipsnya agar berbicara seperti para tokoh besar, tidak membosankan dan nyaman di dengar ? simak berikut ini.
Ada empat unsur yang diperlukan: volume, kecepatan, intonasi dan jeda.
VOLUME
Suara yang terlalu kecil tidak memberikan pengaruh apapun. Meski demikian, suara keras juga solusinya.
Besar kecilnya suara harus dijaga agar pesan yang Anda sampaikan bisa diterima baik oleh audiens.
Suara harus disesuaikan dengan isi pembicaraan. Ini adalah kunci pertama agar bisa menciptakan irama dalam bicara.
KECEPATAN
Kecepatna bicara akan mudah didengar oleh audiens bila 200-300 kata permenit.
Namun biasanya orang yang gugup akan mengeluarkan segalanya dalam satu waktu.
Jika bicara terlalu cepat, maka akan menurunkan daya tangkap audiens karena terlalu cepat Anda bicara.
Maka coba perlambat cara bicara Anda, tenang dan tarik nafas sebelum bicara.
Lakukan seperti yang Anda ucapkan, bicara cepat jika mengatakan semangat, gembira, marah dan lebih santai lebih bicara mengenai kesedihan.
INTONASI
Bicara dengan intonasi dapat meningkatkan konsentrasi pada audiens.
Bicara yang tidak memiliki intonasi seperti bicara untuk mau tidur.
Lakukan penekanan suara dan lembutkan suara, cobalah bicara dengan intonasi, naik ketika memberi semangat, rendah ketika bicara duka.
Tinggi ketika bicara tentang peluang, kehebatan dan planing ke depan, intonasi rendah jika bicara kegagalan yang tidak tercapai.
Dengan kata lain, makna ucapan bisa berbeda tergantung letak penekanannya.
JEDA
Kita bisa memberikan tekanan pada makna ucapan melalui jeda di depan kata atau pada kalimat. “Untuk rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini”.
Berikan jeda agar para pendengar penasaran dengan apa yang Anda ucapkan selanjutnya
Sumber:
mediapeneliti.com