Wednesday, October 21, 2020

5+ Cara Membuat Storyboard untuk Video Marketing

Video marketing 600% lebih efektif untuk promosi produk dibanding pemasaran dengan media teks. Itulah kenapa penting untuk membuat konten video yang menarik. Salah satu caranya, dengan memanfaatkan storyboard.
Dengan storyboard, pembuatan video marketing Anda lebih terencana sehingga lebih efektif untuk meningkatkan penjualan. 

Storyboard adalah outline untuk membuat video. Di dalamnya, Anda akan menyusun gambar yang membentuk rangkaian cerita. Pada masing-masing gambar, Anda bisa menyertakan beberapa keterangan yang lebih detail. Misalnya, sudut kamera, pencahayaan, transisi, dialog dan lainnya. 

Secara sederhana, storyboard mirip dengan komik. Namun, jangan salah. Bukan berarti Anda harus pandai menggambar.
Storyboard memang bisa Anda buat secara manual. Gambarnya pun tak perlu bagus. Yang penting, pesan dapat tersampaikan dengan baik. Akan tetapi, saat ini sudah banyak software yang bisa Anda gunakan untuk membuat storyboard seperti Storyboardthat. 

Jadi, bisa dikatakan membuat storyboard ini relatif lebih mudah. Namun, Anda tetap harus mengikuti panduan yang benar.

Bagaimana cara membuat storyboard yang baik? Ini dia tahapannya: 
1. Tentukan Ide Video Marketing 
Langkah awal membuat storyboard adalah menentukan ide. Temukanlah ide video yang menarik, baik dari cerita atau value yang ditawarkan supaya upaya marketing Anda tak membosankan. 
Lalu, bagaimana cara menemukan ide yang menarik? Cobalah jeli melihat keadaan saat ini dan mengambil cerita yang relevan dengan topik yang sedang trending. Misalnya, menjalani kehidupan new normal di tengah wabah Covid-19. 

Contohnya, seperti yang dilakukan Gojek. Upaya video marketing mereka berupa sebuah video animasi dengan pesan agar tidak mudik di tengah wabah Covid-19. Konten video ini tentu cukup menarik perhatian audiens mengingat bisnis mereka adalah di bidang transportasi.

Anda bisa menggunakan contoh ini untuk langkah promosi bisnis Anda. Tak melulu berupa video tentang penjualan produk, bisa juga tentang informasi branding seperti pada contoh di atas. 
Jika sudah mendapatkan ide, tuliskan secara detail video apa yang nantinya akan dibuat.

2. Buat Timeline Video 
Setelah menentukan ide, langkah selanjutnya adalah membuat timeline video. Sederhananya, Anda membuat perkiraan durasi dan pembagian waktu dalam video. 
Dalam pengaturan timeline, Anda tak perlu memberikan keterangan waktu pada setiap adegan. 

Cukup pastikan video marketing Anda memiliki: bagian pembuka, permasalahan, solusi, dan CTA. 
Pembuka: bagian ini dibuat untuk membangun dan menarik perhatian audiens.
Permasalahan: bagian ini menjelaskan konflik dari sebuah cerita. Umumnya, dikaitkan dengan masalah yang dihadapi oleh target audiens. 
Solusi: bagian ini menampilkan produk atau layanan Anda sebagai solusi permasalahan yang ada. 
Call to action: bagian ini dibuat untuk mengajak audiens melakukan tindakan yang Anda inginkan, misalnya mengunjungi website, subscribe channel, dan lainnya. 

Anda bisa mengatur sendiri timeline video sesuai jenis konten dan tujuan Anda. Sebagai gambaran, Anda bisa melihat contoh di bawah ini.

 

Dengan membuat timeline, Anda bisa lebih tepat dalam merencanakan isi konten video marketing tersebut. Jika pesan mudah dipahami, upaya promosi pun bisa berjalan optimal.

3. Siapkan Template Storyboard 
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan template untuk membuat storyboard. Template storyboard yang baik setidaknya memiliki kolom judul, kolom visual, dan kolom deskripsi. Namun, sesuaikan juga dengan kebutuhan video yang akan Anda buat. 

Untuk memudahkan Anda, kami akan berikan contoh template storyboard seperti berikut:

Anda juga bisa menambahkan kolom untuk catatan tentang angle kamera atau setting, detail adegan, dan lainnya. Intinya, tuangkanlah ide-ide yang ada dalam kepala pada sketsa ini. 
Langkah yang sama bisa Anda lakukan ketika menggunakan software seperti Canva atau Boords. 

4. Gambar Ide Anda 
Setelah menyiapkan template storyboard, sekarang saatnya menggambar ide Anda. 
Ingin menggunakan cara manual tapi tak bisa menggambar dengan baik? Tenang, Anda bisa menggunakan potongan gambar majalah atau koran. Lalu, tempelkan pada template storyboard yang sudah Anda siapkan.

Kalau menggunakan software, langkahnya lebih intuitif. Anda tinggal memilih gambar sesuai kebutuhan lalu letakkan pada template.


Pilihan gambar pada software storyboard cukup banyak, mulai dari tempat indoor atau outdoor, karakter, hewan, dan gambar lainnya. Setelah selesai, Anda bisa simpan storyboard yang dibuat. 

5. Masukkan Detail Adegan
Untuk memastikan storyboard mudah dipahami, tambahkan detail adegan pada tiap gambar. Misalnya nama adegan, dialog, penjelasan adegan. Dengan informasi ini akan lebih mudah bagi Anda ketika proses membuat video atau untuk berdiskusi dengan tim lain.

Jika ingin lebih detail, Anda juga bisa menambahkan penjelasan lain pada setiap thumbnail. Misalnya, ada teks atau deskripsi pada detik atau menit tertentu.
Singkatnya, sesuaikan proses pembuatan storyboard ini dengan kebutuhan Anda. Jika ide video sangat kompleks, berikan informasi lebih rinci.

6. Revisi Storyboard
Setelah storyboard siap, tugas Anda belum selesai. Sebab, Anda masih perlu melakukan tahap revisi. Tujuannya, untuk memastikan bahwa semua elemen sudah lengkap. 

Jika Anda bekerja dalam sebuah tim, mintalah rekan Anda untuk memeriksa dan memberikan masukan. Tidak hanya pada alur cerita dan keterangan yang diberikan, tapi juga memastikan video yang akan dibuat sesuai dengan tujuan promosi.

Mengapa Storyboard itu Penting? 
Membuat storyboard memberikan Anda berbagai manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai Acuan Proses Pembuatan Video 
Dalam proses pembuatan video, storyboard berfungsi sebagai patokan atau acuan pembuatan. Ibaratnya, inilah skenario proses produksi yang akan dilakukan. Mulai apa saja adegan yang dibutuhkan, sudut pandang pengambilan adegan agar sesuai tujuan, hingga waktu pelaksanaan produksinya. 

2. Membuat Proses Produksi Lebih Efisien
Kalau Anda sudah memiliki storyboard, proses pembuatan video bisa jadi lebih efisien. Kenapa? Karena Anda sudah memiliki acuan dalam pembuatan video. Pada praktiknya, Anda jadi bisa menyiapkan apa yang diperlukan untuk berbagai kebutuhan visual yang dibutuhkan. 

Misalnya, jika membutuhkan pencahayaan yang natural, itu artinya Anda bisa mengatur pengambilan gambar pada siang hari. Atau, Anda juga bisa menata kamera di sudut tertentu karena itulah angle yang tercatat di storyboard untuk beberapa adegan. 
3. Memudahkan Komunikasi

Storyboard juga sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja secara tim. Alasannya, Anda bisa lebih mudah untuk menyampaikan ide-ide Anda ke rekan tim lain. Selain itu, catatan yang detail akan membuat konsep video mudah dipahami.

Bahkan, dengan storyboard, Anda juga bisa sekaligus mengevaluasi konsep video Anda. Jika masih ada yang kurang sempurna, rekan kerja Anda bisa memberi ide tambahan atau mengoreksi ide adegan dalam video tersebut. 

Contoh Storyboard untuk Video Marketing yang Sukses
Untuk memberikan gambaran tentang storyboard, kami akan memberikan beberapa contohnya dari beberapa brand ternama berikut ini. 
1. B&Q


Salah satu brand yang menggunakan storyboard untuk video marketing adalah B&Q, sebuah brand peralatan dan bahan dekorasi ruangan. Ide ceritanya adalah bagaimana B&Q menawarkan solusi untuk mendekorasi ruangan agar lebih berwarna. 

Pada storyboard, direncanakan opening dengan gambar tokoh Zebra dengan background berwarna-warni. Hal ini mampu diwujudkan pada hasil akhir video. Bedanya, dilakukan penyesuaian pada settings yang menggunakan cahaya masuk dari jendela dengan dinding yang memajang beberapa foto.

Pada tahap problem-solution, sang tokoh utama menjelaskan bagaimana rumahnya kurang menarik karena hanya hitam putih. Hal ini digambarkan secara detail di storyboard yang dibuat. Mulai dari pergi ke toko cat hingga proses pengecatan rumah. 

2. CandyCrush Saga

Contoh brand lain yang menggunakan storyboard untuk video marketing adalah game Candy Crush. Ide cerita adalah memainkan game dalam kehidupan nyata.
Pada storyboard, dirancang adegan saat tokoh utama bertemu dengan maskot Jelly Queen. Penggambaran maskot pada storyboard tentu memudahkan dalam pengerjaan video. Dalam hal ini, sang maskot akhirnya diwujudkan dalam bentuk animasi.

Selanjutnya, cerita berjalan dimana sang tokoh dan maskot memainkan game di dunia nyata. Itulah inti pesan yang disampaikan. 
Pun demikian, hasil akhir video menggunakan beberapa penyesuaian dari ide storyboard. MIsalnya, tokoh utama yang figurnya berbeda dan background CTA yang bukan aerial view tapi landscape dengan fokus sunset.

3. Honda

Video marketing milik Honda ini juga menggunakan storyboard. Konsep video ini sangatlah sederhana, yaitu menampilkan beberapa mobil melintasi tebing dengan background lagu yang sesuai dengan tagline perusahaan tersebut: “The Power of Dream”. 

Untuk memastikan pesan tersampaikan dengan baik, storyboard tersebut menampilkan bagaimana susunan lirik dalam lagu tersusun per adegan. Hasilnya, realisasi video di tiap kemunculan lirik bisa lebih terencana dengan baik. 
Selain itu detail lain juga ditampilkan lebih rapi, mulai dari warna mobil yang melintasi setiap lirik lagu, latar tempat video, hingga jumlah mobil yang muncul di akhir video. 

Buat Storyboard untuk Sukseskan Video Marketing Anda! 
Nah, Anda sudah belajar tentang storyboard untuk mendukung upaya video marketing Anda.
Tidak hanya bermanfaat, membuat storyboard juga cukup mudah. Bisa dilakukan secara manual atau dengan bantuan software. Tak harus gambar yang bagus, yang terpenting ide bisa tersampaikan dengan jelas. Mulailah dengan menentukan ide dan lakukan revisi sebelum menuju proses pembuatan video.

Jika video marketing Anda berjalan dengan efektif, strategi digital marketing Anda pun akan menuai hasil sesuai harapan.

Sumber:
niagahoster.co.id