Thursday, October 29, 2020

10 Cara Pintar Menghadapi Anak yang Tidak Mau Belajar

Buah hati kita merupakan manusia-manusia kecil yang sedang mengalami tumbuh kembang. Tak hanya fisiknya yang makin besar, seyogyanya kepandaiannya pun juga terus meningkat. Oleh sebab itulah, anak-anak perlu dilatih untuk mencintai kegiatan belajar sejak dini.

Dengan belajar, pengetahuan mereka akan semakin kaya. Dan dengan belajar, mereka bisa mengasah keterampilan berpikir kritis.
Namun karena satu atau lain hal, kita kadang harus menghadapi anak yang tidak mau belajar. Kalau sudah seperti ini, tidak sedikit dari kita yang tak sabaran dan merasa frustasi.

Apalagi ketika anak sudah memasuki jenjang sekolah. Kekhawatiran kita membuncah-buncah memikirkan peringkat anak di kelas nantinya.

1. Ketahui Penyebabnya
Ketahui dulu apa penyebab anak Anda tidak mau belajar. Sebab selain rasa malas, ada kalanya anak Anda enggan belajar karena alasan yang jauh lebih serius.
Misalnya, ia memiliki disleksia yang membuatnya sulit membaca. Atau, ia punya pengalaman buruk dengan gurunya di sekolah.
Sebagai orangtua yang baik, tentu Anda harus mengerti alasan yang sebenarnya sebelum mengambil tindakan. Dengan demikian, solusi yang Anda terapkan pun nantinya tidak akan sia-sia belaka.

2. Semangati Anak
Apakah anak Anda tidak mau belajar karena ia merasa tidak pintar? Banyak lho anak yang merasa seperti ini. Sehingga mereka menganggap belajar adalah kegiatan sia-sia karena hasilnya pun sama saja.
Bila anak Anda memiliki mindset demikian, jangan dulu memarahinya secara membabi-buta. Bujuk dia secara perlahan dan semangati dirinya agar tidak menjadi orang yang mudah menyerah.
Agar makin afdol, Anda bisa membelikan komik atau buku yang mengisahkan murid yang pantang mundur dalam meraih cita-citanya.

3. Jangan Membanding-bandingkan
Salah satu hal yang tidak boleh dilakukan ketika Anda sedang menghadapi anak yang tidak mau belajar adalah membanding-bandingkannya. Apalagi membanding-bandingkannya secara berlebihan.
Sayangnya, di lapangan banyak orangtua yang melakukan ini. Para orangtua itu membandingkan anaknya sendiri dengan anak orang lain yang jauh lebih pandai.

Maksud hati ingin memotivasi anak, tapi kadang hasilnya kontraproduktif. Bukannya merasa termotivasi, anak bisa jadi malah depresi dan rendah diri.
Daripada melakukan itu, sebaiknya Anda bandingkan anak dengan dirinya pada masa lalu. Misalnya, dulu anak Anda rajin sekali.

Nah, bandingkan dirinya dengan ia di masa lalu itu. Atau, bila anak Anda rajin olahraga, katakan bahwa Anda pun ingin ia rajin saat belajar.
Perbandingan seperti ini jauh lebih sehat. Anak tidak akan merasa insecure. Ia justru merasa mampu untuk menjadi rajin karena toh, ia dulu pernah rajin.

4. Ciptakan Suasana Belajar Menyenangkan
Beberapa anak tidak bermasalah ketika menghadapi suasana belajar yang serius. Namun tidak bagi sebagian lainnya.
Sebagian anak memerlukan suasana yang lebih asyik dan tidak membosankan. Mereka umumnya senang ketika gurunya mengajar materi di kelas sembari melakukan permainan tertentu.

Nah, apabila anak Anda seperti ini, cobalah ciptakan suasana belajar yang asyik di rumah. Gunakan nyanyi-nyanyian bila anak Anda masih kecil, atau tebak-tebakan berhadiah untuk anak Anda yang sudah lebih besar.

5. Batasi Penggunaan Gadget
Kecanduan gadget di generasi muda zaman sekarang memang sudah sangat parah. Ada yang kecanduan media sosial, game online, sampai vlog. Saking kecanduannya, mereka mengabaikan kegiatan yang lain termasuk belajar.

Bila dibiarkan terus-menerus, mental malas akan mengakar di kepala anak-anak ini. Otak pun menjadi sulit untuk berpikir karena terbiasa melakukan hal-hal yang menyenangkan saja. Maka dari itulah, sebagai orangtua kita wajib membatasi penggunaan gadget pada anak.
Anda bisa menerapkan jadwal penggunaan gadget di jam-jam tertentu. Namun selebihnya, anak harus bisa melakukan kegiatan yang lain termasuk belajar.

6. Ajak Teman Anak Belajar Bersama
Tips berikutnya yang bisa dilakukan kala menghadapi anak yang tidak mau belajar adalah mengundang temannya. Ya, Anda bisa menciptakan kegiatan belajar kelompok yang menyenangkan.
Kenapa belajar kelompok? Sebab beberapa anak memang lebih suka belajar bersama dibanding sendiri.
Tentu, ada juga anak-anak yang lebih memilih belajar sendiri. Tapi bila anak Anda adalah tipe siswa yang suka belajar kelompok, maka ikutilah preferensinya itu.

7. Hindari Kegiatan yang Mengganggu
Selama anak Anda belajar, jangan melakukan aktivitas yang membuatnya terganggu. Apalagi ketika anak Anda sedang berusaha agar bisa belajar dengan disiplin.
Contoh-contoh kegiatan yang mengganggu antara lain menonton TV keras-keras, menyapu di ruangan di mana anak sedang belajar, hingga ngobrol dengan nada suara yang terdengar di mana-mana.
Anak jelas akan sangat terganggu oleh perilaku-perilaku seperti itu. Selain tidak bisa berkonsentrasi, bisa-bisa ia malah tertarik untuk mengikuti kegiatan yang Anda lakukan.

8. Berikan Asupan Gizi yang Baik
Percaya tak percaya, asupan gizi yang baik bisa memengaruhi kecepatan belajar kita. Mereka yang asupan gizinya buruk, biasanya lebih lambat berpikir. Akibatnya, mereka pun tidak suka belajar, karena bagi mereka belajar adalah aktivitas yang melelahkan.
Sebaliknya, bila asupan gizinya baik, otak akan lebih cepat berpikir. Dengan demikian, belajar menjadi aktivitas yang menyenangkan.

Oleh karena itulah, jaga asupan gizi anak Anda. Pastikan ia mendapatkan karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin yang cukup.
Soal harga, Anda tak perlu khawatir. Makanan yang murah pun bisa sangat menyehatkan. Misalnya saja tempe dan tahu untuk sumber protein yang bisa dibeli dengan harga sangat terjangkau.

9. Berikan Waktu Istirahat Cukup
Jangan pernah memaksa dan memforsir anak. Saat menghadapi anak yang tidak mau belajar, Anda juga harus memberinya waktu untuk beristirahat. Sebab, bila Anda terlalu memaksanya, semua hal yang dipelajari pun pasti tak ada yang masuk ke otak.

Idealnya, anak harus tidur 8 jam sehari. Untuk buah hati yang lebih kecil, mereka juga harus tidur siang.
Jam-jam istirahat ini jangan diganggu dan dipakai untuk belajar. Selain tidak efektif, anak juga bisa sakit bila istirahatnya tak cukup.

10. Puji Anak dengan Kemajuannya
Sekecil apapun kemajuan yang dibuat anak, Anda harus menyemangatinya. Misalnya, dua minggu lalu, ulangan matematikanya mendapatkan nilai 3. Setelah bersusah payah belajar, minggu ini ia mendapatkan nilai 6.
Baik nilai 3 ataupun nilai 6 memang bukan nilai yang baik. Tapi lihatlah, si anak sebenarnya sudah menunjukkan kemajuan pesat dengan mengubah nilai 3 menjadi 6!

Tentu saja ini sebuah hasil yang sangat baik. Bila ia tetap semangat belajar, bukan tak mungkin nanti nilainya bertambah 3 lagi menjadi 9.
Be optimist! Percayalah pada anak Anda. Agar anak semakin bersemangat, jangan segan untuk membelikan kado sesuatu yang ia inginkan ketika sudah mencapai target yang tinggi.

Penutup
Pada akhirnya, memang kita harus bersabar kala menghadapi anak yang tidak mau belajar. Setiap anak itu unik. Mereka memiliki karakter diri dan kesulitan yang berbeda-beda.
Ketika kita ingin membantunya agar lebih rajin belajar pun, kita harus tahu dulu mengenai hal-hal tersebut. Menerapkan cara di atas pun, pastinya juga tidak semudah sekadar memarahi anak yang malas saja.
Tapi percayalah, dengan 10 cara di atas, anak Anda berpeluang menjadi pribadi yang lebih rajin dibanding bila Anda hanya mengomel padanya saja.

Sumber: