Sunday, November 8, 2020

Jenis Macam Gaya Bahasa (Majas)

Gaya bahasa atau majas, yaitu cara memilih bahasa yang sesuai dengan cita rasa pengarang. Bahasa yang dipilih adalah bahasa yang dapat menimbulkan perasaan tertentu dalam hati orang lain.

Gaya bahasa pada umumnya dipakai untuk menarik hati pembaca agar tidak bosan dan selalu memperoleh kesegaran dalam membaca karya sastra. Gaya bahasa dipakai untuk menghidupkan dan memberi jiwa pada karya tulis. Tak heran dalam sebuah novel pasti terdapat macam-macam majas gaya bahasa sebagai daya tarik novel tersebut.

Menurut isi dan jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
  • Gaya Bahasa Penegasan
  • Gaya Bahasa Perbandingan
  • Gaya Bahasa Sindiran
  • Gaya Bahasa Pertentangan
Daftar Isi:
a. Gaya Bahasa (majas) Penegasan
1. Majas Pleonasme
2. Majas Hiperbola
3. Majas Litotes
4. Majas Repetisi
5. Majas Klimaks
6. Majas Antiklimaks
7. Majas Asidenton
8. Majas Polisindenton
9. Majas Koreksio
10. Majas Interupsi
11. Majas Tautologi
12. Majas Retorik
13. Majas Paralelisme
14. Majas Apofasis
15. Majas Pararima
16. Majas Aliterasi
17. Majas Sigmatisme
18. Majas Inversi
19. Majas Retoris
20. Majas Elispsis
21. Majas Eksklamasi
22. Majas Enumerasio
23. Majas Preterito
24. Majas Alonim
25. Majas Kolokasi
26. Majas Silepsis
27. Majas Zeugma
b. Gaya Bahasa (majas) Perbandingan
1. Majas Metafora
2. Majas Personifikasi
3. Majas Tropen
4. Majas Metonimia
5. Majas Sinekdoke
6. Majas Eufemisme
7. Majas Alegori
8. Majas Simile
9. Majas Antropomorfisme
10. Majas Sinestesia
11. Majas Aptronim
12. Majas Hipokorisme
13. Majas Dipersonifikasi
14. Majas Disfimisme
15. Majas Fabel
16. Majas Perifrasa
17. Majas Eponim
18. Majas Simbolik
19. Majas Asosiasi
c. Gaya bahasa (majas) Sindiran
1. Majas Ironi
2. Majas Sinisme
3. Majas Sarkasme
4. Majas Alusio
5. Majas Satire
6. Majas Innuendo
d. Gaya bahasa Pertentangan
1. Majas Paradoks
2. Majas Antitesis
3. Majas Hiperbola
4. Majas Litotes
5. Majas Oksimoron
6. Majas Anakronisme
7. Majas Kontradiksi Interminus

Macam macam gaya bahasa (majas) beserta contohnya
Pada pembahasan selanjutnya kami akan memberikan macam macam gaya bahasa berserta contohnya agar anda dapat mengetahui bentuk gaya bahasanya serta nama majasnya.

a. Gaya Bahasa (majas) Penegasan
Majas penesan adalah majas yang digunakan untuk menekankan sebuah hal agar tampak lebih tegas bertujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi pendengar atau pembacanya. Ada 7 macam jenis dalam majas penegasan. Berikut ini jenis majas penegasan beserta contohnya.

1. Majas Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk memperjelas maksud dengan menggunakan kata berulang dan maknanya sudah dikandung oleh kata yang mendahului.
Contoh: Burung itu sudah naik ke atas kemudian turun ke bawah lagi.

2. Majas Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk melukiskan keadaan secara berlebihan
Contoh: Anak tiu berlari sangat cepat bagai kilat

3.Majas Litotes
Dipakai untuk melukiskan hal sekecil-kecilnya utnuk merendahkan diri.
Contoh: Terimalah pemberianku yang tidak berharga ini.

4. Majas Repetisi
Adalah gaya bahasa mengulang kata-kata tertentu beberapa kali. Gaya ini sering digunakan dalam berpidato.
Contoh:
a. Jangan ragu-ragu Saudara, selama matahari masih beredar, selama bulan masih bersinar dan selama hayat masih dikandung badan saya akan memperjuangkan hak rakyat.
b. Engkaulah satu-satunya yang kunantikan
c. Bapaklah manusia yang membuatku bisa sampai seperti ini
d. Mari kawan semua, kita sambut revolusioner bangsa kita

5. Majas Klimaks
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sesuatu secara berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh:
a. Jangankan seratus ribu, lima ratus ribu atau satu juta, satu miliar pun kalau dijual akan aku beli.
b. Ditoko kami menjual barang-barang fashion mulai dari 5.000, 10.000 hingga milyaran.

6. Majas Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyebut sesuatu secara berturut-turut makin lama makin menurun.
Contoh:
a. Apalagi setahun, sebulan atau semingu, sehari saja dia tidak akan meninggalkanmu.
b. Saya menjual rumah dari yang ukuran 4 Ha, 2Ha, hingga 200 m.
c. Saya memiliki sepeda motor dengan kemampuan dari 500 cc, 250 cc, sampai 100 cc.

7. Majas Asidenton
Adalah gaya bahasa yang melukiskan beberapa hal secara terurai tanpa menggunakan kata penghubung.
Contoh: Besar, kecil, tua, muda semuanya hadir dalam acara pembukaan sekaten.

8. Majas Polisindenton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal dengan menggunakan kata penghubung.

Contoh: Sebelum berangkat ke sekolah pagi itu, saya menyapu lantai dan mengepelnya kemudian saya mandi dan sarapan pagi.

9. Majas Koreksio
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sesuatu yang slah, kemudian dibetulkan agar menarik.
Contoh: Kemarin sore… eh maaf tadi malam wanita itu datang di pondoknya.

10. Majas Interupsi
Adalah gaya bahasa yang menggunakan sisipan kata/frase di tengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.
Contoh: Pak Zaeni-lurah yang baru-orangnya sangat sederhana.

11. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah Majas yang skemanya mengulang kata dalam sebuah kalimat dengan perulangan kata untuk lebih menegaskan maksud dan maknanya. Biasanya juga persamaan katanya.
Contoh:
Aku yakin, percaya, dan mengimani bahwa Tuhan selalu bersamaku
Indonesia ini merupakan Negara aman, damai, terlindungi, tentram, sejahtera.
Majas Tautologi juga biasa digunakan dalam tulisan resmi seperti Contoh Surat Resign.

12. Majas Retorik
Majas retorik adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang tidak perlu dijawab. Majas ini biasanya digunakan untuk menegaskan pernyataan atau kalimat, bisa juga sebagai sarana untuk sindiran.
Contoh:
Apa benar kamu tidak membutuhkan uang, sementara keluargamu kelaparan?
Bisakah kamu bayangkan disaat orang sakit tapi malah kamu ketawa-ketawa didepannya?

13. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah bentuk majas yang sering digunakan untuk menegaskan maksud sebuah ujaran atau kalimat. Biasanya sering ada dalam bait-bait puisi.
Contoh:
Cinta adalah hal yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata, layaknya angin yang berhembus sepoi-sepoi menerba dataran gersang yang berpaut gerimis romantic.

14. Majas Apofasis
Majas Apofasis adalah salah satu majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa penyampaian penegasan seakan-akan melakukan penyangkalan mengacu pada penegasan sebuah pernyataan.
Contoh:
a. Sebenarnya saya hendak menerimamu sebagai kekasih, namun apalah daya, saya belum memiliki perasaan sedalam perasaanmu padaku.
b. Sejujurnya, aku begitu menyayangimu melebihi apapun, namun mau bagaimana lagi, aku tidak pantas jika memilikimu.
c. Kami memiliki standard operasional perusahaan yang kami yakin anda dapat mengikuti dan mentaatinya, namun sebelumnya kami minta maaf tidak bisa menerima anda karena kami sudah memiliki karyawan yang sama dengan anda.
Simpulan (Menarik Kesimpulan)

15. Majas Pararima
Majas Pararima merupakan majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa yang mengulang konsonan baik awal dan akhir dari sebuah morfem atau kata . Majas Pararima bisa juga menggunakan gaya bahasa dari suatu morfem dengan melakukan pengulangan kata sebagian yang berlainan.
Contoh:
a. Rinda kocar kacir saat ketahuan membolos sekolah dan bertemu dengan kepala sekolah di kantin sekolah
b. Mela hancur lebur ketika tahu kekasihnya telah selingkuh dibelakangnya
c. Gendhis harus bolak – balik ke pasar saat mamanya sedang persiapan pengajian di rumahnya

16. Majas Aliterasi
Majas Aliterasi adalah salah satu majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa perulangan konsonan yang berada di awal kata secara berurutan dan teratur. Penggunaan majas penegasan ini biasanya dipakai dalam dunia kesusastraan atau karya sastra.
Contoh:
a. Baik buruknya saat ini, takkan menjadi sesuatu hal yang mengacaukan hidup kita berdua saying
b. Sudah kusebrangi lautan, kudaki gunung, melewati lembah yang gersang agar perjumpaan kita ini menjadi kenangan manis untuk cinta kita
c. Aku tahu, memang aku hanya seorang laki-laki durjana yang tak pantas memilikimu, tapi percayalah baik buruknya aku, hatiku padamu selalu bersemi indah nan membahagiakan.

17. Majas Sigmatisme
Majas Sigmatisme merupakan majas yang menggunakan gaya bahasa dalam puisi. Anda tentunya sebagai penikmat syair atau puisi tidak akan kaget jika memahami majas ini. Majas sigmatisme merupakan majas yang menggunakan bunyi “S” yang diulang untuk memunculkan makna tertentu.
Contoh:
a. Gerimis ini akan membawaku pada mu dengan alur yang begitu romantic abis.
b. Ku menangis saat engkau beradu kata dengan lamis yang mengikis miris.
c. Tiga bahu atlantis yang begitu tertangkis oleh buih si kumis berpadu tangis.

18. Majas Inversi
Majas Inversi merupakan majas yang menggunakan gaya bahasa mendahulukan predikat yang disusul subjek ataupun keterangan.
Contoh:
a. Dimakan oleh serigala, sang kancil lari terbirit-birit.
b. Diolok oleh tetangga, Indah menangis di kamar sampai petang.
c. Dituduh pembunuh, seorang laki-laki paruh baya dari Surabaya bunuh diri.

19. Majas Retoris
Majas retoris adalah majas yang menggunakan pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab karena bersifat retoris
Contoh:
a. Apakah kita masih saling menyayangi?
b. Sudah jelas bukan, kaitannya hari libur, jika ini memang hari minggu?
c. Apakah kita sudah merdeka sejauh ini?

20. Majas Elispsis
Majas Elipsis adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa dengan cara menghilangkan unsur di dalamnya agar menimbulkan kesan tertentu, majas ini biasa digunakan dalam pemberitaan media massa.
Contoh:
a. Ibu ke sekolah saat aku ulang tahun (penggunaan pergi sebagai predikat dihilangkan).
b. Lorenso dan Rossi beradu dalam sirkuit (penggunaan balap motor sebagai Objek dihilangkan).
c. Akibat makan sembarangan, adik di rumah sakit (penggunaan sakit perut sebagai keterangan di hilangkan).

21. Majas Eksklamasi
Majas Eksklamasi adalah Majas penegesan yang berbeda dengan majas penegasan lainnya. Uniknya, majas ini menggunakan gaya bahasa berupa penggunaan tanda seru di dalamnya agar menimbulkan makna tegas.
Contoh:
a. Makanlah selagi enak di hati.
b. Pergilah saat semuanya telah menua.
c. Jadilah yang terindah dihatiku.

22. Majas Enumerasio
Majas Enumerasio adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa penjelasan secara detail, menyeluruh, agar dapat dipahami secara menyeluruh.
Contoh:
a. Anak – anak kelaparan, ibu-ibu menderita penyakit kulit, bapak-bapak kebingungan, saat bencana tsunami sudah mereda.
b. Mobil kebakaran, bis kebakaran, uang pun kebakaran, ketika api melahap bank itu.
c. Roti basi, nasi basi, lauk pauk basi, dan minuman menjadi anyir ketika rumah kami tinggalkan mudik selama setengah tahun.

23. Majas Preterito
Majas Preterito adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa menyembunyikan sesuatu seolah –olah ada rahasia yang tidak akan diungkap.
Contoh:
a. Andi tidak ingin berbicara karena dia sedang sakit gigi.
b. Gendhis tidak mau bercerita kepada mama saat dia sedang sakit hati.
c. Arvin tidak mau bercerita kepada papanya kalau dia sedang patah hati.

24. Majas Alonim
Majas Alonim adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa penggunaan variasi nama tertentu dalam penyebutannya agar menimbulkan makna penegasan tertentu.
Contoh:
a. Dok, saya henda berobat.
b. Mama Gendhis, kemarin saya sudah berikan uang titipan arisannya lho jeng.
c. Sis, jangan lupa transfer ya.

25. Majas Kolokasi
Majas Kolokasi adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa pengguaan morfem yang sifatnya tetap berdampingan dengan morfem yang bermakna sama untuk berdampingan secara sintaksis.
Contoh:
a. Pekerjaanku, harus diselesaikan bersama si kutukupret itu.
b. Hubungan asmaranya, berakhir indah ketika kampret itu telah meninggalkan mereka untuk selamanya.
c. Mainanku harus rusak, saat si gendut datang di waktu yang tidak tepat.

26. Majas Silepsis
Majas Silepsis adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa penggunaan satu kata yang bermakna ganda dan memiliki fungsi sintaksis lebih agar memunculkan kesan penegasan tertentu.
Contoh:
a. Pupus sudah segala keinginan dan hasratku.
b. Perjuangan dan jerih payahnya menghasilkan kesuksesan yang tidak disangka-sangka.
c. Hati dan perasannya luluh lantak ketika tahu bahwa ibunya telah meninggal.

27. Majas Zeugma
Majas Zeugma adalah majas penegasan yang menggunakan gaya bahasa berupa penggunaan kata tidak bermakna logis dan tidak sinkron secara susunan sintaksis pada bagian kedua. Tujuan penggunaan gaya bahasa ini agar menimbulkan kerancuan di dalamnya.
Contoh:
a. Mama sedang sakit, namun perangai dan kewibawaannya tidak berkurang sedikitpun.
b. Kakak sudah tahu, ketika diri dan mentalnya sedang diuji.
c. Ayah tidak memahami betul, ketika ayah sedang berada pada zona yang tak semestinya ayah sadari dengan seksama.Lihat daftar isi

b. Gaya Bahasa (majas) Perbandingan
1. Majas Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain secara langsung.
Contoh: Usahanya bangkrut karena memiliki hutang dengan lintah darat.

2. Majas Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang melukiskan benda mati yang diungkapka seperti manusia.
Contoh: Angin malam telah melarang aku ke luar.

3. Majas Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang tepat dan sejajar dengan pengertian yang dimaksud.
Contoh: Dia telah terbang menggunakan pesawat Garuda, maka jangan biarkan dirimu hanyut dalam kesediahan.

4. Majas Metonimia
Adalah gaya bahsa yang menggunakan benda yang dimaksud dengan sebuah nama (merek dagang).
Contoh: Belikan saya sebungkus Gudang Garam di warung.

5. Majas Sinekdoke
Gaya bahasa ini terdiri atas dua macam yaitu:
a. Pars Prototo : menyebutkan sebagian untuk menyatakan keseluruhan.
Contoh: Sejak tadi tidak kelihatan batang hidungnya, ke mana?
b. Totem Proparte : menyebutkan keseluruhan yang dimaksud sebagian.
Contoh: Tadi malam Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.

6. Majas Eufemisme
Adalah gaya bahasa yang menggantikan kata yang lebih halus sehinga lebih sopan
Contoh: Sejak ditinggal kekasihnya, anak itu menjadi kurang ingatan (gila).

7. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas yang dipergunakan sebagai sarana menjelaskan hal tertentu secara tidak langsung namun masih memiliki keterkaitan. Alegori menerangkan hal yang tersirat dengan menggunakan perbandingan diluar konteks.
Contoh:
Menjalani hubungan rumah tangga itu seperti mengarungi lautan dengan perahu. Ada saat dimana melihat deburan ombak nan indah menyejukkan hati, adakalanya melihat badai dan angin kencang yang meresahkan hati. Namun keduanya harus dilalui agar sampai ketujuan akhir.
Manusia selalu memiliki sifat seperti rumah yang bersih, rapi, tertata, dan indah, namun ada juga manusia yang memiliki sifat bak rumah kosong, using, kotor, berserakan, dan penuh dengan ilalang. Karena baik buruknya seseorang tergantung darimana hati manusia itu berada.

8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan dua hal menggunakan kata penghubung.layaknya, bagai, bak, bagai, dan lain sebagainya. Kok sama dengan majas perumpamaan, ya memang hampir mirip
Contoh:
a. Cintaku laksana angin yang menghembuskanmu seperti dedaunan yang jatuh dari rantingnya, sehingga cintaku membelenggu hatimu erat-erat.
b. Mereka Bagaikan Rama dan Sinta yang keduanya takkan mampu untuk berpisah sekalipun rahwana yang memberikan rentang jarak keduanya.

9. Majas Antropomorfisme
Merupakan majas yang memposisikan hewan atau benda lain seperti melakukan aktifitas layaknya aktifitas yang sering dilakukan oleh manusia. Majas Antropomorfisme biasanya sering digunakan pada karya sastra, baik cerpen atau novel yang bersifat fable atau cerita yang menceritakan hewan sebagai tokoh pelaku di dalamnya.
Contoh:
a. Anak lebah sedang berusaha mencari kerabatnya yang tersesat di taman bunga.
b. Bebek meminta anak-anaknya untuk belajar berenang.
c. Singa itu pun tergeletak lemas karena dihajar kumpulan banteng.
d. Burung itu menyanyi begitu indahnya saat ada suara burung lainnya.
e. Ayam itu berteriak pagi ini lebih awal karena tahu pemiliknya sedang malas.
f. Anak ayam itu sedang belajar mendengarkan dongeng dari induknya.
g. Sepulang dari perjalanan yang melelahkan, elang muda itu beristirahat dipohon jati yang rimbun.
h. Semut di meja selalu mengingatkan pemiliknya agar jangan menaruh gula diatas meja.
i. Jam tangan ituo menerikaki andi sekeras-kerasnya karena andi bangun kesiangan.
j. Jangan salahkan kami para nyamuk, jika darahmu adalah salah satu sumber rejeki kami.
k. Saat burung sedang membentangkan jemarinya yang elok, langitpun searah membukakan warnanya.
l. Pohon manggis merasa bersedih ketika sang pemiliknya sudah tak merawatnya kembali.
m. Sinar Matahari sedang menyapa dedaunan yang dingin oleh malam
n. Cahaya ini benar benar menusuk mataku
o. Angin sepertinya menyapa malam ini dengan membawa hujan untuk bersanding dengannya
p. Kayu ini telah menua dan tidak bermanfaat lagi
q. Tembok ini membisu saat cerita masa itu didengungkan
r. Air pun malu untuk menetes ketika peristiwa tersebut terjadi
s. Kuda itu kegirangan ketika mendapatkan tapal emas di kakinya
t. Ayam itu sudah kewalahan saat mencari anaknya yang hilang

10. Majas Sinestesia
Gaya bahasa yang dilakukan dengan membandingkannya dengan sesuatu yang dapat dirasakan oleh panca indera. Perlakuan perbandingan ini pada umumnya memang seperti majas atau gaya bahasa metafora. Namun untuk majas Sinestesia ini khusus mempersandingkan dengan panca indera.
Contoh:
a. Senyumanmu membuatku pilu. Pantas aku begitu rindu denganmu.
b. Kisahnya yang begitu pahit mengajarkanku cara menghargai wanita seutuhnya.
c. Wajahnya Gendhis yang manis membuatku enggan berkedip melihatnya.
d. Karena masalah itu membuatnya menampakkan wajah masam.
e. Suaranya yang indah membuatnya semakin memesona.
f. Tangannya hitam pahit paska kebakaran di rumahnya.
g. Tawamu yang renyah membuatku tidak bisa melupakanmu.
h. Sikapnya yang dingin mengindikasikan jika dia ada masalah.
i. Sikap Gendhis yang panas membuat kami diam.
j. Ibu meminta kami untuk selalu tersenyum manis walaupun kami disakiti.

11. Majas Aptronim
Merupakan majas yang mengandung unsur penyebutan nama atau benda berdasarkan profesi yang melekat pada sifat atau benda tersebut.
Contoh:
a. Mari kita bersama-sama makan di Karto Nasgor (Karena mas Karto berjualan nasi goreng)
b. Dina lebih suka memperbaiki netbooknya ke temannya Andi TI dari pada di outlet komputer karena harganya jauh lebih murah (Penyebutan Andi TI ini karena andi merupakan mahasiswa Teknik Informasi di kampusnya)
c. SMA N 1 Jetis mengirimkan Dina Waranggono ke Kompetisi Lomba Seni Antar Sekolah Se-Propinsi Yogyakarta (Penyebutan Dina Waranggono karena Dina merupakan siswa yang sering bernyanyi di acara-acara pesta dan panggung wayang kulit).

12. Majas Hipokorisme
Adalah majas perbandingan yang menyatakan kekerabatan di dalamnya. Perubahan penyebutan yang membandingkan kedua persamaan mengarah pada kekerabatan atau keakraban. Gaya bahasa ini lebih bisa menampakkan sisi kekerabatan dari penggunaan gaya bahasa pada umumnya.
a. Bro Andi mau kemana?
b. Hari ini kita mau ngapain Guys?
c. Adik nina, kemarin sepertinya saya melihatmu sedang makan malam di restoran ujung jalan.
d. Sis Gendhis, saya minta dikirimkan daftar nama yang kemarin dibicarakan ya.
e. Saya mendapatkan info anda dari Gan Reno.
f. Siap Ndan, sore ini akan kami tindaklanjuti.
g. Gimana DAB?

13. Majas Dipersonifikasi
Majas dipersonifikasi adalah majas atau gaya bahasa yang membandingkan seseorang dengan benda mati atau bukan manusia. Penggunaan perilaku pada benda mati yang diterapkan pada manusia.
Contoh:
a. Saya sudah pusing bagaimana cara mencairkan hatinya yang sudah beku karena cinta.
b. Kamu tentunya akan membuat dia meleleh jika melakukan hal begitu.
c. Dia mongering seketika disaat segala hutangnya diambil oleh pihak bank.

14. Majas Disfimisme
Majas Disfimisme adalah majas perbandingan yang dengan sengaja menggunakan gaya bahasa kasar secara disengaja. Penggunaan majas ini memang memiliki maksud tertentu. Majas atau gaya bahasa Disfimisme merupakan kebalikan dari majas Eufimisme.
Contoh:
a. Jangan sampai ketika nanti kita berada dijalan karena tidak hati-hati mampus lho
b. Pelacur-pelacur itu sedang mangkal di pinggir jalan menuju makam pahlawan, hati-hati. Pengemis itu suka sekali datang ke pasar setiap hari rabu

15. Majas Fabel
Merupakan majas yang menerangkan perilaku hewan yang seperti manusia. Anda dapat mengetahui hal tersebut jika ada penyebutan hewan di dalamnya.
Contoh:
a. Elang itu berbondong-bondong bergotong royong menyerang gerombolan kambing di sabana.
b. Bebek yang sedang asyik saling bermesraan ternyata hanya umpan untuk buaya.
c. Ayam yang sedang menggosip di kandang rupanya sedang diintai oleh para musang.

16. Majas Perifrasa
Adalah majas yang mengungkapkan lebih dari penyebutan lazimnya dengan menggantikan dengan ungkapan yang pendek dari penamaan sebenarnya atau biasa dengan julukan.
Contoh:
a. Gendhis sekarang belajar di Kota Pelajar sudah 4 tahun ini (maksudnya Kota Yogyakarta).
b. Mira sudah tidak sanggup menghadapi si lintah lagi walaupun dia begitu mencintainya (Maksudnya kekasih yang suka melorotin keuangannya).
c. Gendhis sedang bertamasya ke negeri jiran dalam rangka hari jadi kantornya (maksudnya adalah Malaysia).

17. Majas Eponim
Majas Eponim merupakan yang menggunakan gaya bahasa yang menggantikan sesuatu peristiwa atau keadaan dengan tokoh atau karakter yang popular di masyarakat.
Contoh:
a. Negeri ini membutuhkan sosok kartini yang baru untuk membina mental dan kemaslahatan perempuan di negeri ini.
b. Kampung ini jika tidak dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara, tidak akan mungkin kampong ini akan memiliki sifat Tut Wuri Handayani diantara warganya
c. Rakyat kini telah memiliki Superman baru untuk menumpas korupsi yang ada di negeri ini

18. Majas Simbolik
Majas Simbolik merupakan majas perbandingan yang menggunakan unsur benda mati, hewan, atau tumbuhan di dalam situasi yang mendukung peristiwa tersebut. Penggunaan gaya bahasa ini bertujuan agar menimbulkan makna tersirat.
Contoh:
a. Tikus berdasi rupanya sudah banyak diringkus oleh polisi (Koruptor).
b. Gendhis sedang asyik bermain dengan bidadari kecilnya (Anak perempuannya).
c. Ayah teman saya dibawa ke meja hijau pagi ini (meja persidangan).

19. Majas Asosiasi
Majas ini merupakan majas yang membandingkan yang berbeda namun memiliki makna sama. Biasanya penggunaan gaya bahasa ini menambahkan perumpamaan, seperti, laksana, kayak, bagai, bak.
Contoh:
a. Wajahnya bak mentari pagi yang cerah.
b. Sikapnya pagi ini laksana hujan dimusim kemarau.
c. Reno selalu membantah jika dinasehati, memang kepala batu.Lihat daftar isi

c. Gaya bahasa (majas) Sindiran
1. Majas Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling halus. Kadang yang disindir sampai tidak terasa. Gaya bahasa ini dipakai dengan cara menggunakan kata-kata yang mengandung arti kebalikan yang dimaksud.
Contoh:
a. Manis sekali kopi yang kau buat (maksudnya sangat pahit)
b. Pagi benar kau datang. Jauh ya?

2. Majas Sinisme
Adalah gaya bahasa sindiran yang agak kasar.
Contoh: Dengan jarang mengikuti pelajaran, semog kau lulus dengan nilai terbaik.

3. Majas Sarkasme
Adalah gaya bahasa sindiran yang paling kasar sehingga sangat menyakitkan hati bagi orang yang disindir.
Contoh: Hai, penjilat! Belum puas kau merampas hak orang lain!

4. Majas Alusio
Adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan peribahasa/ungkapan yang sudah lazim.

Contoh: Anda ini senang kura-kura dalam perahu, bukanlah sudah gaharu cendana pula. (pura-pura tidak tahu, bertanya pula).

5. Majas Satire
Majas Satire adalah salah satu majas sindiran yang serupa dengan sarkasme. Majas sindiran ini menggunakan gaya bahasa sindiran agar bertujuan menimbulkan makna tersirat kepada yang dituju.
Contoh:
a. Kopi ini begitu manis sekali, sampai-sampai seperti malam yang gelap gulita.
b. Itutu si gendhis, dia tu kalau ngomong tu cantik banget, masak bisa-bisanya aku dikatakan wanita galak di depan ibu-ibu komplek.
c. Rumahnya kayak istana sultan lhoo.. masak air saja harus ambil di belakang rumah.

6. Majas Innuendo
Majas Inuendo adalah majas sindiran yang cukup memiliki perbedaan dari majas sindiran yang lain, penggunaan bahasanya lebih mengarah pada pemakaian gaya bahasa yang berbeda dan mengacu pada konteks yang jauh daripada majas sindiran lainnya. Ciri Majas Innuendo ini menggunakan ungkapan dengan menganggap sepele fakta yang sebenarnya terjadi.
Contoh:
a. Ini bukan perang dunia ke-2, ga usah alay, ga dapat uang jajan aja lebay
b. Kamu ni bukan cewek yang baru kemarin sore belajar naik motor kan, masak naik motor aja bisa nabrak orang, ini siang bro, bukan malam
c. Mbok ya jadi cowok tu jangan kayak banci, diputusin Gendhis aja kayak kiamat aja. Lebay kamuLihat daftar isi

d. Gaya bahasa Pertentangan
1. Majas Paradoks
Adalah gaya bahasa pertentangan yang di dalamnya jika diteliti ternyata tidak ada pertentangan, sebab pokok pembicaraan sudah berlainan.
Contoh:
a) Orang itu sangat kaya di daerah ini, tetapi sangat miskin di hadapan Tuhan.
b) Setelah ditinggal pergi anaknya, ibu itu merasa sepi hidup di kota yang ramai ini.

2. Majas Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan artinya.
Contoh: Sedih-gembira, berat-ringan harus kita hadapai dengan bersera kepada Allah SWT.

3. Majas Hiperbola
Majas Hiperbola adalah gaya bahasa dengan model melebih-lebihkan daripada kenyataan atau bahasa kekinian adalah lebay, sehingga memberikan kesan tertentu bagi yang membaca atau mendengarnya.
Contoh majas hiperbola:
a. Mulutnya begitu berbisa sehingga membuatku tak sadarkan diri.
b. Wajahnya benar-benar mengalihkan duniaku

4. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa kebalikan dari majas hiperbola atau majas yang terkesan merendahkan perumpamaan agar memberikan kesan santun atau merendah.
Contoh dari majas litotes:
a.Minumlah air putih ini seadanya.
b. Janganlah mengandalkan orang tidak tau apa apa seperti saya ini.

5. Majas Oksimoron
Majas Oksimoron adalah bagian dari majas pertentangan yang menggunakan gaya bahasa seperti majas paradoks, hanya saja gaya bahasa dalam majas oksimoron menggunakan kata-kata yang berlawanan dalam satu kata.
Contoh:
a. Kita akan selalu bersama sayangku, dalam keadaan suka maupun duka.
b. Ayah adalah sosok yang tidak akan tergantikan, beliau selalu berusaha bahagia sekalipun sedang dalam keadaan susah dalam mendidik kami.
c. Dalam keadaan senang maupun susah, kita harus selalu bersyukur pada-Nya.

6. Majas Anakronisme
Majas Anakronisme adalah salah satu majas pertentangan yang menggunakan gaya bahasa berkebalikan atau berbeda dari fakta yang ada. Kami belum bisa mengambil kesimpulan apakah ungkapan-ungkapan hoax masuk di dalamnya.
Contoh
a. Alien merupakan nenek moyang dari manusia.
b. Dibawah tanah hidup manusia yang mengalami evolusi 4x lebih canggih daripada manusia permukaan bumi.
c. Aplikasi Whatsapp dapat mencium bau-bauan.

7. Majas Kontradiksi Interminus
Majas Kontradiksi Interminus adalah bagian dari majas pertentangan yang menggunakan gaya bahasa pertentangan penyangkalan yang sudah diungkapkan sebelumnya.
Contoh:
a. Semua Mahasiswa boleh mengikuti perkuliahan saya, kecuali yang badannya gendut,
b. Seluruh anaknya bekerja menjadi PNS, namun dia yang menjadi wirausaha,
c. Dia selalu pegang handphone, kecuali saat tidur,Lihat daftar isi

Sumber: