Ketika sedang memeriksa neraca keuangan keluarga, Anda mungkin mengklasifikasikan aset berupa rumah, kendaraan, dana pensiun, atau investasi keuangan. Hanya saja, terdapat unsur lain yang bisa memberi manfaat yang tidak bisa diberikan oleh aset lain. Aset ini adalah asuransi jiwa.
Ya, asuransi jiwa merupakan bentuk perlindungan finansial yang diberikan oleh perusahaan asuransi jiwa atas seseorang (pemegang polis) terhadap risiko meninggal dunia.
Sehingga, pihak yang ditinggalkan (tertanggung) tetap dapat menerima sejumlah uang tertentu, dimana uang tersebut bisa digunakan sebagai biaya hidup oleh pewaris.
Asuransi jiwa perlu dimiliki oleh setiap orang. Selain memberikan perlindungan terhadap kerugian finansial yang disebabkan oleh risiko ketidakpastian dalam hidup, asuransi jiwa juga bisa mendukung rencana hari tua yang bahagia dan sejahtera.
Cara Menghitung Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Sebelum membahas bagaimana cara menghitung uang pertanggungan, ada baiknya sebagai calon pemegang polis asuransi jiwa, Anda sudah memiliki poin-poin berikut ini.
Nilai ekonomis yaitu suatu nilai dimana hasil pendapatan setahun Anda rata-ratakan dalam setiap bulannya. Atau bagi seorang pegawai adalah besarnya gaji bersih yang dibawa pulang ke rumah. Untuk kepentingan uang pertanggungan, fokusnya hanya pada nilai ekonomis bukan cukup atau tidaknya gaji tersebut.
Adanya individu selain Anda yang sangat bergantung dengan nilai ekonomis tersebut, misal istri, suami, anak, kakak, adik atau orang tua yang sudah pensiun.
Sangkutan dana pihak lain di dalam aktivitas bisnis, misal pinjaman personal di luar utang bank atau lembaga pembiayaan lain yang tidak memiliki asuransi jiwa.
Lalu, bagaimana cara menghitung uang pertanggungan yang optimal? Berikut kami berikan penjabarannya.
1. Metode Human Life Value
Pada metode ini, uang pertanggungan mutlak dihitung berdasarkan pendapatan bulanan dikali dengan lama dana tersedia untuk menopang hidup, tanpa memperhatikan faktor bunga maupun pertumbuhan dana jika uang pertanggungan disimpan dalam produk perbankan.
2. Metode Income Based Value
Metode ini menghitung uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return jika uang pertanggungan yang diterima disimpan dalam produk perbankan.
3. Metode Financial Needs Based Value
Besar uang pertanggungan memiliki kisaran minimal sama dengan besarnya uang kebutuhan tertentu saat ini (present value) dikali dengan 150%. Sedangkan uang pertanggungan maksimal adalah sebesar uang di masa mendatang (future value) dikali dengan 80%.
Metode ini mutlak dikombinasikan dengan investasi yang dilakukan (baik secara bulanan atau tahunan) untuk mencapai kebutuhan keuangan di masa mendatang (future value) dari kebutuhan keuangan tersebut. Metode ini juga dapat dipakai bagi mereka yang berpenghasilan bulanan sangat besar.
Sehingga kedua metode lain diatas tidak mungkin digunakan lagi, karena akan memberikan jumlah uang pertanggungan yang terlalu besar (kecil kemungkinan uang pertanggungan disetujui oleh perusahaan asuransi).
Contoh Kasus Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa
Untuk lebih jelasnya, kami akan berikan contoh kasus berikut ini.
Seorang ayah 35 tahun memiliki penghasilan bersih Rp 5 juta setiap bulannya, istri ibu rumah tangga mereka memiliki 1 orang anak usia 9 tahun. Jika sang ayah meninggal maka besarnya uang pertanggungan adalah sebagai berikut.
1. Jika menggunakan metode Human Life Value, maka uang pertanggungan asuransi jiwa adalah:
Rp 5.000.000 x 12 x 5 =Rp 300.000.000
Ini berarti, jika diambil sebesar Rp 5 juta setiap bulannya akan bertahan selama 5 tahun (tanpa menghitung bunga atau pertumbuhan dana).
2. Jika menggunakan metode Income Based Value, maka uang pertanggungan asuransi jiwa adalah:
(Rp 5.000.000 x 12) / 6% = Rp 1 miliar
Mengapa dibagi dengan 6 persen? Karena jika uang pertanggungan diterima, maka dana tersebut ditempatkan pada instrumen investasi pendapatan tetap seperti ORI (Obligasi Ritel Indonesia), reksadana pendapatan tetap, bukan pada deposito.
Secara historis memiliki kinerja setahun pada kisaran 6 persen s/d 8 persen. Jadi, uang sebesar Rp 1 miliar akan menghasilkan Rp 5 juta setiap bulannya karena Rp 1 miliar x (6% / 12) = Rp 5 juta.
3. Jika menggunakan metode Financial Needs Based Value, maka pertanggungan asuransi jiwa adalah:
Nah metode ini untuk memproteksi biaya pendidikan kelak jika sang ayah meninggal. Misalkan biaya pendidikan di universitas sekarang adalah Rp 200 juta, maka 9 tahun lagi biaya pendidikan menjadi sekitar Rp 550 juta dengan perkiraan kenaikan 12% setiap tahunnya.
Jadi, uang pertanggungan untuk memproteksi biaya pendidikan adalah sebesar Rp 550 juta.
Atau kalau ingin lebih murah bisa dengan uang pertanggungan Rp 275 juta, namun wajib dengan melakukan kombinasi investasi pada reksadana saham sebanyak Rp 250 ribu setiap bulannya, dengan target return sebesar 18% minimal per tahun.
Selanjutnya, bagaimana cara terbaik untuk memilih produk asuransi jiwa paling sesuai? Dalam hal pemilihan produk, tentu Anda akan memilih produk paling optimal.
Dalam kasus di atas, tentunya Anda harus mengetahui kisaran premi untuk masing-masing uang pertanggungan yang ada. Sehingga Anda dan keluarga mendapatkan manfaat terbaik yakni uang pertanggungan tinggi namun dengan pembayaran premi minimal.