• Health

    Informasi Seputar Kesehatan

  • Parenting

    Informasi Seputar Keluarga

  • Relationship

    Informasi Seputar Hubungan Pacaran

  • Wedding

    Informasi Seputar Pernikahan dan Rumah Tangga

  • Sex

    Informasi Seputar Seks

  • Life

    Informasi Seputar Kehidupan

  • General

    Informasi Hal-hal Umum

  • Entrepreneur

    Informasi Seputar Wirausaha

Wednesday, October 21, 2020

Tips Bicara dan Persiapan Melakukan Presentasi Agar Sukses

Melakukan presentasi baik itu dalam dunia pendidikan maupun dunia pekerjaan, memang menjadi sesuatu yang lumrah.
Seseorang yang ingin maju dari orang lain harus bisa melakukan presentasi dengan baik, sehingga para audiens bisa menilai bahwa Anda mampu melakukannya dan dipercayakan pada sesuatu hal yang pastinya menguntungkan.

Ada beberapa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam presentasi. Anda harus benar-benar memperhatikan ini agar tidak terjadi kesalahan yang membuar Anda malu berkepanjangan.
Apa saja hal tersebut?
Simak berikut ini seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.

Lakukan Riset
Sebelum melakukan presentasi, maka ada baiknya Anda melakukan riset. Dengan adanya riset, Anda akan mengetahui baik tentang topik yang dipresentasikan.

Anda bisa memaparkan dengan rinci mengenai sebuah produk atau topik. Namun, jangan mengulang apa yang Anda baca, memang menghafal bukan sebuah kesalahan, tetapi jika Anda hanya mengulang yang dibaca, ini tentu akan sangat membosankan.
Coba setelah membaca dan mengingat, Anda bahasakan dengan bahasa sendiri dengan melibatkan audiens dalam presentasi Anda.

Caranya Anda bisa memberikan pertanyaan atau komentar cerdas, sehingga Anda tidak terlihat seperti membacakan kembali seperti ada dibuku atau bahan riset.
Selanjutnya, bila Anda membuat slide, jangan buat slide yang berisi banyak tulisan ketika presentasi.

Sajikan saja poin-poin yang ingin Anda sampaikan secara singkat dan padat. Anda juga dapat menggunakan gambar yang menarik dan sesuai.
Perasaan audiens akan lebih mudah tergerak dengan satu gambar daripada ratusan kata.

Pada hal inilah orang kebanyakan tidak lolos pada presentasi, karena tidak melakukan riset atau persiapan yang matang.
Secara umum, ada empat tipe presentasi yang tidak cukup persiapan yakni :

Presentasi yang Kurang Bahan dan Informasi
Sebelum melakukan presentasi, Anda harus menguasai data tentang produk yang akan Anda bicarakan. Namun, biasanya banyak yang hanya mengandalkan kemampuan bicara dan mempersiapkan data sekadarnya. Presentasi bukanlah ajang memamerkan kehebatan berbicara. Meskipun kemampuan bicara Anda sedikit kikuk, Anda dapat menutupinya dengan mempersiapkan materi dengan matang.

Presentasi ala Khotbah
Presentasi jenis ini akan mudah dilupakan oleh audiens. Pada dasarnya presentasi bertujuan untuk mengorek kebutuhan konsumen dan membujuknya agar membeli produk kita. Kebanyakan pemula tidak memerhatikan reaksi konsumen dan terus saja mengeluarkan argumen-argumennya.
Jika mereka memahami bahwa konsumen adalah yang utama, maka mereka tidak akan pernah berani untuk terus berkhotbah.

Presentasi yang Terlalu Bergantung Pada Slide
Memerhatikan lembar demi lembar Power Point adalah hal yang baik. Namun, terlalu bergantung pada slide akan membuat sang penyaji lupa bahwa dirinya merupakan inti dari presentasi tersebut.
Jika pandangan hanya terpaku pada slide sepanjang presentasi, audiens tentu akan semakin tidak tertarik. Penyaji selalu menjadi inti dalam presentasi, sementara slide cukup digunakan sebagai pelengkap saja.

Presentasi yang Membanggakan Diri Sendiri
Menjabarkan pencapaian perusahaan atau kelebihan produk untuk kebutuhan mendukung argumen tidaklah masalah.
Namun, bila sejak awal hingga akhir terus saja memuji perusahaan sendiri secara berlebihan, hal ini rawan menimbulkan penolakan dari audiens.
Anda harus menyesuaikan dengan ekspektasi audiens, mendekati audiens, dan menyampaikan informasi yang dibutuhkan audiens.

Persiapkan Presentasi Seperti Seorang Ibu Menyiapkan Makanan
Bagaimana cara mempersiapkan presentasi yang baik? Sesuaikan dengan 4P:
  • People (pendengar)
  • Place (tempati)
  • Purpose (tujuan)
  • Presenter (penyaji)
Selain itu bisa juga Product (produk),
  • Price (harga),
  • Place (tempat)
  • Promotion (promosi/percepatan)
Sedemikian dekatnya presentasi dengan marketing, seperti seorang ibu yang menyiapkan makanan dengan sepenuh hati, mempersiapkan presentasi dengan memerhatikan setiap aspek dari 4P.

People, Kenali Calon Pendengar
Sebelum melakukan presentasi, ada baiknya Anda mengenali calon pendengar Anda, bisa dari tingkat pendidikan dan ekonomi, serta keinginan audiens.
Presentasi umumnya cenderung ke arah audiens sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan presentasi bergantung pada analisis tentang audiens.

Place, Amati Tempat
Perhatikan dengan baik lokasi presentasi, seperti layar, penempatan kursi, pencahayaan, dan penghangat atau pendingin ruangan.
Cek semua lokasi secara teliti, seolah Anda sedang mempersiapkan acara lamaran untuk kekasih Anda.

Purpose, Jangan Lupakan Tujuan
Presenter adalah nakhoda yang mengajak audiens berkeliling dengan kapal bermama presentasi. Oleh karena itu, ia harus selalu ingat arah menuju destinasi perjalanan tersebut.
Jangan sampai ia membawa kapal ke arah yang menyimpang di tengah perjalanan. Ingatlah bahwa tujuan utama presentasi adalah membujuk audiens dengan intisari yang mudah dipahami.

Presenter, Pembicara Harus Selalu Siap
Seorang penyaji harus menguasai materi yang diperlukan dalam presentasi dan mempersiapkan dengan baik mulai dari Powerfoint, handout, sikap, hingga suara.

Sumber:
mediapeneliti.com

4 Tips Bicara Seperti Tokoh Besar Dunia, Ubahlah Bicara Anda, Maka Dunia Akan Berubah

Bila Anda melihat tokoh besar dunia bicara, Anda akan terkagum dengan yang disampaikan. Mereka mampu berbicara mengetarkan hati siapapun pendengarnya.
Seorang tokoh besar tidak memiliki daya tarik bila bicaranya tidak dimengerti oleh pendengar, berbicara mengetarkan hati pendengar sudah menjadi ciri khas mereka.

Seperti salah satu pidato Presiden Obama ketika melakukan kampanye, disambut meriah dan kepercayaan para pendengar.
“Jika masih ada yang ragu bahwa Amerika adalah negara dengan kemungkinan tak terbatas, jika masih ada yang bertanya apakah impian para leluhur masih hidup di zaman kita, jika masih ada yang mempertanyakan kekuatan demokrasi, maka malam ini adalah jawaban atas pertanyaan Anda semua.”

Seperti biasa, mengutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang.
Menurut Jason Tomaszewski dari Education World, pidato Obama di depan para pendukungnya setelah memenangkan pemilu sangat luar biasa.

Obama termasuk dalam orator handal, ia memiliki kekuatan yang luar biasa dari bicaranya, meski jika melihat orangnya tidak sekuat ucapannya, namun ternyata ucapan Obama bisa mempengaharui siapa saja yang mendengar.

Ketika berbicara, Obama menggunakan intonasi yang hampir sama, ia memulai bicara dengan penuh berirama dan klimaks, menjelaskan kesimpulan dengan tenang dan sama sekali tidak membuat pendengar bosan.

Ia terkadang berbicara dengan nada lemah dan kadang dengan nada kuat, kadang lambat dan kadang cepat. Selain itu Obama bisa menyesuaikan emosinya ketika berbicara, ia benar-benar menguasai panggung.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadirkan irama dalam berbicara?
Apa tipsnya agar berbicara seperti para tokoh besar, tidak membosankan dan nyaman di dengar ? simak berikut ini.

Ada empat unsur yang diperlukan: volume, kecepatan, intonasi dan jeda.
VOLUME
Suara yang terlalu kecil tidak memberikan pengaruh apapun. Meski demikian, suara keras juga solusinya.
Besar kecilnya suara harus dijaga agar pesan yang Anda sampaikan bisa diterima baik oleh audiens.
Suara harus disesuaikan dengan isi pembicaraan. Ini adalah kunci pertama agar bisa menciptakan irama dalam bicara.

KECEPATAN
Kecepatna bicara akan mudah didengar oleh audiens bila 200-300 kata permenit.
Namun biasanya orang yang gugup akan mengeluarkan segalanya dalam satu waktu.
Jika bicara terlalu cepat, maka akan menurunkan daya tangkap audiens karena terlalu cepat Anda bicara.

Maka coba perlambat cara bicara Anda, tenang dan tarik nafas sebelum bicara.
Lakukan seperti yang Anda ucapkan, bicara cepat jika mengatakan semangat, gembira, marah dan lebih santai lebih bicara mengenai kesedihan.

INTONASI
Bicara dengan intonasi dapat meningkatkan konsentrasi pada audiens.
Bicara yang tidak memiliki intonasi seperti bicara untuk mau tidur.
Lakukan penekanan suara dan lembutkan suara, cobalah bicara dengan intonasi, naik ketika memberi semangat, rendah ketika bicara duka.

Tinggi ketika bicara tentang peluang, kehebatan dan planing ke depan, intonasi rendah jika bicara kegagalan yang tidak tercapai.
Dengan kata lain, makna ucapan bisa berbeda tergantung letak penekanannya.

JEDA
Kita bisa memberikan tekanan pada makna ucapan melalui jeda di depan kata atau pada kalimat. “Untuk rakyat, (jeda) dari rakyat, (jeda) pemerintahan rakyat tidak akan pernah hilang dari muka bumi ini”.
Berikan jeda agar para pendengar penasaran dengan apa yang Anda ucapkan selanjutnya

Sumber:
mediapeneliti.com

Tuesday, October 20, 2020

Tips Meyakinkan Pendengar Gunakan Bahasa Nonverbal

Berbicara menggunakan bahasa nonverbal sebagai tambahan ketika berbicara merupakan salah satu cara agar yang Anda sampaikan bisa dipercayai dan dimengerti.
Bila nada suara Anda kecil, maka bahasa nonverbal ini bisa membantu untuk berbicara lebih dimengerti.

Tips ini sambungan dari tips-tips sebelumnya, seperti dikutip pada buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ oleh Oh Su Hyang, pakar bahasa dari Korea Selatan. Pembahasan mengenai publik speaking ini akan dituntaskan, karena untuk mahir menjadi pembicara yang baik, tidak cukup hanya satu malam.
Maka, tips-tips yang kami berikan kepada Anda, adalah rangkuman dari pembahasan dari buku tersebut.

Berbicara dengan bahasa nonverbal atau bisa dikatakan bahasa tubuh salah satu cara yang bisa membuat cara bicara Anda lebih diperhatikan oleh pendengar. Terkadang, ada beberapa orang yang kurang bisa berbicara, namun ia bisa memperagakan maksud yang diucapkan dengan gerakan tangan, maka akan membantu Anda untuk dimengerti.

Seperti sebuah pidato yang memperlihatkan karisma kuat dari seorang pria, sorot mata yang penuh kekuatan dan percaya diri, serta gestur tubuhnya yang gagah akan membuat pendengar lebih kagum daripada orang berbicara dengan suara lantang, namun hanya menunduk tanpa melihat pendengar.

Psikolog Albert Mehrabian, sekaligus pakar komunikasi Amerika Serikat, menyebutkan bahwa suara dan gerak tubuh merupakan unsur yang sangat penting dalam berbicara. Menurutnya, ucapan dipengaruhi 7% oleh isi, 38% oleh suara, dan 55% oleh gerak tubuh.
Suara dan gerak tubuh dapat membuat perbedaan besar. 
Berikut ini tips meyakinkan pendengar, gunakan bahasa nonverbal untuk memikat hati para pendengar.

Tips ini sangat baik bukan hanya untuk saat Anda berbicara, namun saat Anda mendengarkan orang berbicara juga sangat baik diterapkan pada kehidupan sehari-hari. 

Penampilan yang Baik 
Tips meyakinkan pendengar yang pertama adalah dengan berusaha berpenampilan baik ketika bertemu dengan orang lain. Kesan pertama kali bertemu dalam waktu singkat sangat penting untuk memberikan nilai baik pada orang lain.

Usahakan untuk memberikan kesan baik pada pendengar. 
Cobalah untuk lebih memperhatikan gaya rambut, penampilan, serta gaya bicara. Coba lihat para artis atau orang yang memiliki pengaruh, sering kali mereka harus mengubah penampilan untuk memerankan seorang tokoh. Ini dilakukan agar tokoh yang diperankan benar-benar nyata. 

Maka, jika Anda ingin terlihat berkesan pada orang lain, mulailah memperhatikan diri Anda, mulai dari gaya rambut, pakaian, atau apapun terkait penampilan Anda.
Gunakan pakaian yang benar-benar cocok dan nyaman untuk Anda kenakan. Agar ketika orang melihat, mereka akan berkesan pada Anda. 

Selalu Tersenyum
Tips meyakinkan pendengar yang kedua adalah dengan sering tersenyum pada pendengar. Anda jika bertemu dengan seseorang yang baru kenal, jika orang tersebut terlihat menyeramkan dan terlihat sangat tidak bersahabat, Anda pastinya akan berpikir berkali-kali untuk berbicara dengannya. 

Nah, jika Anda sendiri tidak merasa nyaman dengan orang seperti itu, maka Anda jangan melakukan hal sedemikian, kita akan pasti lebih tertarik dengan orang yang ramah, wajah penuh senyum dan cerah. 

Senyum ini memiliki kekuatan untuk membuat orang yang melihatnya menjadi gembira. Oleh karena itu, biasanya murah senyum dan sapalah orang, atau Anda bisa sedikit memberikan senyuman pada orang lain. 

Sama halnya ketika Anda naik pesawat, atau ke bank, para pekerja pada tempat tersebut pasti akan memberikan senyum pada Anda, tentu dengan diberikan senyum itu membuat kita merasa lebih akrab dan merasa bersahabat dengan mereka. 
Anda bisa berlatih dengan mengigit pulpen untuk berlatih menaikkan sudut bibir. Ada beberapa cara untuk mudah tersenyum, yakni dengan melemaskan otot wajah dan mengeritkan dan melemaskan wajah. 

Atau Anda bisa mengucapkan huruf vokal A-U-I-E-O dengan membuka mulut lebar-lebar. Selain itu, Anda bisa melatih tersenyum dengan sering mengucap kata-kata Cookiwe, Waikiki dan Whsikey. Praktek seperti ini akan membuat senyum Anda dengan sendirinya. 

Pupil Mata yang Membesar dan Tatapan yang Stabil
Mata tidak dapat berbohong, mungkin ucapan bisa saja dirangkai sehingga terdengar seperti benar, namun mata Anda tidak bisa berdusta. 
Biasanya pupil mata akan membesar jika Anda merasakan kebaikan orang lain dan mengecil jika Anda kurang suka. 

Sebuah penelitian memperlihatkan bahwa pentingnya sorota mata yang stabil dan menatap orang ketika berbicara juga sama pentingnya. Apakah Anda senang jika ada orang yang sedang berbicara dengan Anda tapi ia melihat pintu, langit-langit atau melihat orang lain? 

Pendengar juga perlu merasakan, orang yang berbicara di depannya berbicaranya dengan dirinya, jika Anda bisa memberikan perhatian kepada pendengar, maka pendengar akan memperhatikan dan menyimak yang Anda sampaikan. 

Sikap Percaya Diri 
Percaya diri baik, tapi jangan membanggakan diri, sikap percaya diri ini maksudnya ketika berbicara Anda terlihat tegas, postur tubuh juga mendukung, jangan membungkuk, karena akan terlihat loyo. 
Percaya diri dalam berbicara, berbicara dengan suara jelas, serta tatap pendengar dengan rasa percaya diri serta anggap mereka yang mendengar Anda adalah orang yang butuh sesuatu dari Anda. 

Gestur yang Tepat 
Gerak tangan memberikan berbagai macam makna bagi pendengar atau lawan bicara Anda. Misalnya dengan tangan mengepal memperlihatkan maksud yang kuat.
Dengan gerakan tangan, pendengar juga lebih melihat Anda lebih menguasai diri ketika berbicara di depan mereka. Gestur tangan yang baik biasanya memperlihatkan telapak tangan dan bergerak dari dalam ke luar. Rajin berlatih di depan kaca akan membuat Anda menemukan gestur yang tepat dan terbiasa menggunakannya.

Sumber:
mediapeneliti.com

Tips Berbicara agar Berkualitas Cocok untuk Pasangan Suami Istri

Berbicara sedikit namun berkualitas rasanya lebih baik daripada berbicara banyak tapi tidak ada artinya sama sekali, benar menurut Anda?
Tips berbicara ini masih seputar buku "Bicara itu Ada Seninya" karangan Oh Su Hyang. Kami sengaja tetap mengutip dari buku ini, agar pembahasan tersampaikan menyeluruh dan tidak putus-putus. Anda pun bisa memahami isi buku tersebut dari yang kami paparkan.
Baik, langsung kita mulai. Pada buku tersebut, tertera judul yang cukup menyita perhatian.

Pasangan yang Tidak mengobrol 30 menit dalam Sehari
Pada buku tersebut diceritakan bahwa ada pasangan suami istri yang jarang berbicarapun kalau berbicara maka akan terjadi pertengkaran antara keduanya. Hal ini disebabkan karena dari awal kurangnya percakapan antara keduanya sehingga terbawa-bawa sampai usia pernikahan yang tidak muda lagi.

Kesibukan bekerja menjadi salah satu faktor pasangan suami istri malas untuk berbicara. Suami pulang kerja dengan keadaan lelah, atau istri pulang kerja dengan penuh masalah di tempat kerjanya, kemungkinan besar malas untuk berbicara karena terlalu lelah untuk mengungkapkan yang ia alami.

Sebenarnya, dengan berbicara, salah satu cara agar masalah yang dialami bisa berkurang. Konfilik selain bisa muncul karena terlalu banyak bicara, kurangnya bicara juga menjadi salah satu faktor konflik.

Namun, rumus seperti yang diuraikan pada pembahasan sebelumnya masih bisa diterapkan, yakni dengan teknik C=QxPxR.

Tanya + Puji + Reaksi. Inilah teknik yang bisa Anda gunakan setiap saat.

Berikut ini percakapan suami istri yang baik dan bisa dijadikan sebagai contoh dalam berbicara.
“Menurutmu bagaimana hasil promosi jabatan kali ini?”

la yang tadinya menatap televisi langsung menoleh ke arah saya. Lalu dengan wajah tidak enak hati ia menjawab,
“Aku tidak terlalu berharap”.

Kemudian saya berkata,
“Ya, kesempatan bukan kali ini saja. Kalau bukan kali ini, mungkin lain kali. Semoga yang terbaik”.

la pun tersenyum hangat. Tidak berhenti sampai di sini. la mungkin tidak tertarik lagi kepada televisi, dan langsung bangkit serta duduk di dekat saya dan bercerita.

la yang biasanya pendiam dan tidak banyak bicara mengemukakan kontribusi, prestasi, dan kehebatannya selama di perusahaan. Saya akan mendengarkan sambil menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan “Oh Ya” “Oh, begitu.” Dengan demikian, suami saya pun dapat mengungkapkan seluruh isi pikirannya.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan di Korea, penyebab utama pasangan suami istri kurang berkomunikasi karena pekerjaan. Selain itu, ditambah dengan adanya televisi, computer, handphone, maka dialog antara suami istri semakin berkurang.

Teknik berdialog bukanlah tentang waktu, namun mengenai rumus berkomunikasi, yakni kemampuan berdialog dengan baik. Banyak pasangan lupa bahwa pentingnya teknik dalam berbicara selain meluangkan waktu untuk bersama.

Faktor Positif dan Negatif dalam Dialog
National Institute of the Korean Language mengeluarkan bahan riset yang menarik, bahwa semakin banyak waktu berdialog, maka semakin tinggi indeks kebahagiaan, dan sebaliknya semakin sedikit dialog maka semakin rendah indeks kebahagiaan.

Di dalamnya terungkap pula faktor positif dan negatif dalam sebuah percakapan, yaitu sebagai berikut:
Faktor Positif Dialog
Menggunakan panggilan yang diinginkan satu sama lain, saling menyapa saat pulang ke rumah, menggunakan bahasa yang sopan, saling memuji dan mensyukuri, berusaha mencapai kesepakatan, mendengarkan lawan bicara hingga selesai, menunjukkan reaksi mengerti saat lawan sedang bicara.

Faktor Negatif Dialog
Menggunakan umpatan atau kata-kata kasar saat marah, membanding-bandingkan dengan orang lain, berbohong situasi mendesak, meluapkan perasaan yang terpendam saat marah, tidak nyaman berbicara sambil menatap wajah lawan. tidak menggunakan humor, saling mengkritik dan menuding mengungkit-ungkit kebaikan diri sendiri, mengakhiri obrolan dengan pertengkaran.

Kita harus mengetahui hal-hal seperti ini dengan lebih banyak berdialog. Di “faktor positif dialog”, kita dapat melihat rumus komunikasi. Tertarik terhadap lawan bicara, memberi pujian, dan bereaksi.

Sementara untuk “faktor negatif dialog” perlu diingat dan dihindari. Alih-alih memberikan pujan, berbicara menggunakan kata-kata kasar atau umpatan dan membandingkan dengan orang lain akan membuat komunikasi tidak terbentuk sama sekali.

“Lelaki sebelah rumah katanya naik pangkat.” (Membandingkan dengan orang lain)
“Bisa apa kita dengan gaji sekecil itu?” (Mengkritik dan menuding)
“Penghargaan ini kita dapat berkat kemampuanku yang hebat.” (Menyebut-nyebut kebaikan diri sendiri)
“Aku capek. Berhentilah.” (Mengakhiri obrolan dengan pertengkaran)

Dalam hubungan dengan orang yang sering dijumpai seperti keluarga, teman, atau rekan kerja kita dapat menemukan kesulitan akibat komunikasi.

Karena kita mengira orang lain dapat mengerti perasaan kita hanya dengan berbicara secukupnya. Mari kita eratkan hubungan dengan orang terdekat dengan “faktor positif dialog.”

Dengan berbicara seperti contoh di bawah ini, waktu dialog pasti akan menjadi lebih banyak.
“Semua baik-baik saja di kantor?” (Saling menyapa saat pulang ke rumah)
“Terima kasih, Sayang.” (Saling memuji dan mensyukuri)
“Benarkah?” (Menggunakan bahasa yang sopan)
“Capek, ya? Aku mengerti.” (Menunjukkan reaksi mengerti dan mendengar)

Tips Berbicara yang Memikat Hati Lakukan ini Agar Anda Terus Diingat Pasangan
Pastinya Anda ingin berbicara dengan nyaman, lawan bicara nyaman mendengar Anda bicara, pun dengan Anda sendiri, dengan bebas serta tidak merasa tertekan. 
Ada beberapa ucapan baik bila diucapkan maka yang mendengar akan lebih menyentuh hati, terlebih bila Anda mengharapkan sesuatu pada lawan bicara. 

Coba deh, Anda berbicara dengan orang baru Anda kenal sebelumnya. Hasilnya hanya ada dua, jika bukan Anda dianggap ramah karena menegur, Anda bisa saja dianggap sok kenal sok dekat, intinya kembali pada bagaimana Anda berbicara pada permulaan pertemuan. 

Masih seputar buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang, pada buku tersebut tertulis mengenai bagaimana berbicara sehingga ucapan bisa memikat hati yang mendengar. 

Bagaimana caranya? mau tahu? Yakin? yaudah ayok kita bahas. 
Ucapan Khusus Memikat Hati

Beberapa orang sering bertanya, karena mereka memiliki kesulitan dalam berbicara dan menyampaikan keinginannya seperti :

“Apakah aku berubah?”
“Ucapan apa yang bisa menyenangkan pacar saya?”
“Apa yang harus saya katakan agar pacar saya senang?”

Ucapan yang disenangi oleh laki-laki maupun perempuan tentunya ada, siapa saja bila bisa menguasainya kemungkinan besar bisa menjadi ahli dalam mengambil hati lawan bicara, (ambil hati maksudnya mendapat perhatian ya guys, bukan ambil pisau belah dada terus ambil hati). 

Beberapa orang bermasalah dalam ucapannya, jika Anda seorang wanita, laki-laki biasanya tidak menyukai pertanyaan yang mengarah pada pertanyaan “Ini cantik, ya?” atau “Apakah aku berubah?”. 
Ucapan demikian sebenarnya kurang disenangi oleh laki-laki. Jika bisa jangan tanyakan hal demikian pada mereka. 
Selain itu, ada beberapa ucapan lain yang kurang disenangi oleh pria, sebaiknya Anda menghindarinya agar para pria tidak bosan kepada Anda dan memilih mencari perempuan lain yang bisa mengerti dirinya dan menghargai keberadaannya. Seperti : 

“Minta maaf, dong!”
“Sayang, ini bagus, ya?” 
“Apakah aku berubah?”
“Terserah.”

Ucapan “Minta maaf, dong!” membuat seorang pria merasa serba salah, karena biasanya pria tidak mengetahui apa kesalahannya, maka sebaiknya diskusikan dahulu apa yang menjadi permasalahan sebelum menjudge ia bersalah. Bukankah permintaan maaf lebih bermakna jika diucapkan dengan penuh kesadaran? 

Selanjutnya pertanyaan “Sayang, ini bagus, ya?” akan membuat pria merasa terbebani, karena pria ini jika ditanyakan demikian, ibarat sebagai kode bagi dirinya untuk mendapatkan barang yang Anda anggap bagus, ini sama saja seperti Anda meminta kepada dirinya membelikan barang itu. 

Jika ia memiliki cukup uang untuk membelanjakan Anda barang keinginan Anda, tidak menjadi masalah, namun yang menjadi masalahnya, tidak semua laki-laki memiliki cukup uang untuk membelanjakan pasangannya dalam waktu dekat, ada juga sebagian laki-laki harus menabung terlebih dahulu untuk membelikan barang keinginan perempuannya. 

Pertanyaan ketiga “Apakah aku berubah?” membuat pria tidak tahu harus menjawab apa, berbeda dengan wanita, pria lebih banyak yang tidak perduli pada fashion. Memang sebagian ada juga yang sangat memperhatikan fashionnya, namun lebih banyak yang tidak peduli. 

Sehingga jika Anda bertanya mengenai fashion, maka laki-laki akan lama memberikan jawaban, ia harus berpikir mendalam sebelum memberikan jawaban atas pertanyaan Anda. 

Kalimat keempat, “Terserah.” Kalimat ini sangat sering digunakan wanita kepada laki-laki. Dibalik ucapan terserah, perempuan ingin laki-laki untuk menebak keinginannya. Namun, sebagian pria tidak mengetahui atau bisa menebak keinginan dari wanitanya. 

Ucapan yang memberikan masalah baru kepada laki-laki ini sebenarnya tidak terlalu disukai, karena menambah beban bagi laki-laki maupun perempuannya. Sarannya, ucapkan terus terang apa yang para wanita inginkan pada laki-laki, setidaknya ia tahu keinginan Anda, bila pun keinginan Anda tidak mampu ia penuhi, kalian bisa diskusikan apa yang terbaik dilakukan, agar kedua belah pihak merasa menguntungkan.

Satu Kata yang Menarik
Kita coba mencari tahu, ucapan apa yang disukai pria kepada wanitanya. 
Pria itu mudah hanyut dengan ucapan atau gaya berbicara yang bersifat manja. 

Misalnya jika seorang berbicara yang mendayu, itu akan membuat hati pria lebih bergetar daripada ucapan sinis dan ucapan tegas. 
Wanita bisa memenangkan hati pria dengan nada bicara yang memikat. Lalu bagaimana cara bicaranya ? begini

Akhir Kata Dipanjangkan
ini membuat ucapan terdengar lebih lembut dan manis, seperti “sayaang”, “makasiih”, “I love youuu”. Tetapi, jika terlalu panjang juga dapat mengurangi efeknya.
Sedikit Menyalahi Tata Bahasa

Misalnya “bocen” (bosan) dan “tayang” (sayang) terdengar lebih memikat. Namun, cara ini pun harus digunakan seperlunya. Jika tidak, maka Anda akan terlihat konyol dan mungkin membuat ilfeel.

Mengulang-ulang Kata
Misalnya kata “maaf” atau “sabar” yang diulang dua kali akan terdengar lebih bagus. Sangat bagus untuk melelehkan hati pria seperti rengekan anak bayi.
Seruan yang Lucu dan Hidup

Seruan seperti “ih”, “huh”, “ya ampun” membuat wanita terkesan lebih feminin. Semakin mudah wanita mengeluarkan Seruan yang hidup dan lucu, semakin terlihat lucu wanita.

Selanjutnya ada beberapa ucapan pria yang disenangi wanita. Menurut Dr. Melanie Green dari Buffalo University dan Dr. John Donahue dari North Carolina University, wanita lebih langgeng berhubungan dengan pria yang pandai berbicara daripada yang bertampang keren.

Pernyataan mereka seperti ini, “Wanita menilai pria yang pandai berbicara akan lebih menarik dan pantas untuk dihormati, serta dapat menjadi pemimpin yang baik.” Oleh karena itu, ingatlah baik-baik ucapan yang disukai wanita agar ia selalu dalam pelukan Anda.

Ada empat jenis ucapan yang disukai wanita:
Respons yang Membuat Tersentuh
Beberapa respons seperti “Hah!”, “Yang benar”, “Kok bisa?”, dan “Ada apa?” sebenarnya membuat hubungan Anda semakin mesra.
Kata-kata ini memperlihatkan ikatan emosional yang kuat dan saling berempati. 

Kalimat yang Semakin Sering Diucapkan
Semakin Berefek Ungkapkan perasaan dengan kalimat seperti “Cantik”, “Kamu kok semakin semakin cantik, sih?”, “Hari ini kamu terlihat cantik”, atau “Kamu dandan seperti ini di depanku saja kan” dan sesuaikan dengan situasi yang ada.
Memuji wanita dengan ungkapan cantik seperti membuat hati wanita seolah-olah telah memiliki segalanya di dunia. 

Kalimat Penghibur di Situasi Kurang Baik
“Kenapa kamu bisa sakit?”, “Capek?”, “Kamu nggak apa-apa? Aku khawatir.” Wanita akan tersanjung saat ada seorang pria mencemaskannya dengan kalimat-kalimat seperti itu.
Bagi wanita, ucapan tersebut membuatnya berbunga-bunga karena seperti mendapat dukungan yang sangat kuat.

Menanggapi Cerita dengan Pertanyaan
Memang ada sebagian kurang bisa membuat pembicaraan menjadi menarik. Untuk mengakalinya, serta tetap mendapat antusias dari wanita, pria harus bisa memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar pembicaraan wanita. 

Misalnya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembicaraannya misalnya ketika ia berkata “Hari aku ikut klub bulu tangkis,” jawablah dengan “Hmm, klub yang mana? “Demikian pula saat ia bercerita, “Sabtu lalu aku bertemu Yejin, maka jawablah, “Yejin teman SMA kamu, kan?

Sumber:
mediapeneliti.com

Tips Berbicara yang Menarik Perhatian, Lakukan ini Agar Anda Berhasil Presentasi

Melakukan presentasi pekerjaan atau presentasi kuliah, memang menjadi momen mengerikan bagi sebagian orang, terlebih bila tidak memiliki cukup materi untuk disampaikan. 
Coba bayangan, Anda diminta untuk menjelaskan sesuatu mengenai tugas kuliah, sedangkan Anda sendiri tidak paham mengenai topik pembahasan, sehingga yang banyak terdengar dari ucapan Anda hanya Hah Heh Hoh, karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan teman diskusi. 

Jika Anda diminta berbicara, maka mereka percaya ada sesuatu pada diri Anda yang tidak dimiliki oleh orang lain, sehingga mereka meminta Anda untuk mengeluarkan isi kepala Anda, agar yang lainnya bisa berdiskusi dan memahami yang Anda pikirkan. 

Maka, diperlukan persiapan, supaya Anda tidak terlihat memalukan di depan umum. 
Tips ini dikutip dari buku ‘Bicara itu Ada Seninya’ karangan Oh Su Hyang. 

Presentasi 10 Menit yang Menarik 10 Suara
Apakah bisa kita menjual lemari es pada orang yang ditinggal di daerah es (eskimo) ? tentu saja jawaban adalah ‘Bisa’. 
Mengapa orang tinggal di kawasan es mau membeli lemari es lagi ? jawabannya karena ‘Bujukan’. 

Bujukan sangat berpengaruh dalam berbicara, dengan bujukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, seperti dalam melakukan negosiasi, bujukan juga sangat berpengaruh dalam proses berhasilnya negosiasi. Mengapa ? karena dengan bujukan, kedua belah pihak merasa diuntungkan, sehingga sesuatu yang dikehendaki bisa tercapai. 

Mengapa bujukan berhasil dalam proses negosiasi atau semacamnya? karena pada bujukan mengandung kalimat persuasif, kalimat persuasif ini bisa menggerakkan hati orang banyak. 
Dalam negosiasi atau kalimat bujukan hal paling utama yang harus dilakukan adalah mengetahui sepenuhnya isi yang akan disampaikan.

Selanjutnya pahami dan kenali keinginan audiens, kemudian buat pesan yang Anda sampaikan sesuai dengan bahasa yang mereka ingin dengarkan. 
Berusahalah mendapatkan simpati dari audiens dan gerakkan hati mereka dengan memberikan semangat sebelum membujuk. 

Ada rumus yang bisa diterapkan yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian. 

P = Px SxT

Persuasion Punch Sympathize Touch
‘P’ pertama adalah persuasion (bujukan), ‘P’ kedua adalah punch (pukulan), ‘S’ adalah sympathize (simpati), dan T’adalah touch (sentuhan).

Pebisnis, presenter, negosiator, dan karyawan yang ingin memperoleh keinginannya dengan membujuk orang lain tidak boleh melupakan tiga hal ini.

Punch diterapkan pada pembukaan berbicara, karena jika ada orang yang tidak saling kenal sebelumnya, pasti akan bersikap wasdapa dan mengamati setiap gerak gerik satu sama lain. 

Mengucapkan bujukan dalam keadaan tegang pasti akan sangat sulit, jika pada permulaan pembukaan Anda sudah mengatakan keinginan Anda, maka tujuan Anda pasti akan gagal, karena mereka belum mengenal sebelumnya. 

Sebelum mengucapkan tujuan, buatlah suasana menjadi hangat dahulu, sehingga mereka yang mendengar merasa lebih rileks. 

Ada pertanyaan yang bagus untuk mencairkan suasana yakni “Cuaca hari ini bagus, ya?” “Cari kerja sekarang susah, ya?” “Anda kesulitan merencanakan masa tua?”. 

Kalimat atau pertanyaan seperti ini akan membuat pendengar merasa penasaran dengan diri Anda, sehingga mereka tidak segan membuka hati menerima yang Anda sampaikan, karena merasa Anda bukan orang lain, namun sudah ibarat seperti tetangga atau teman dekat mereka. 

Seperti para wanita yang memulai pertanyaan pada temannya dengan “Kamu tahu apa yang aku lakukan kemarin?” saat membuka obrolan.

Pertanyaan seperti ini memiliki makna “Mulai sekarang simak ceritaku baik-baik”.
Selain itu, Anda juga bisa memberikan pertanyaan seperti : 

“Mengapa 320 warga Amerika bisa meninggal dunia akibat makanan yang dimakannya?”
“Kenapa Apple bisa menjadi perusahaan yang inovatif?”
“Saya ada satu pertanyaan. Pengalaman apa yang tidak bisa Anda lupakan tentang Olimpiade?”

Sympathize atau simpati salah satu membuat hati pendengar mengerti dengan perasaan Anda. Menyesuaikan perasaan, pendapat, hal ini memang bukan perkara mudah. 

Jangan menyampaikan nilai moral untuk pendengar merasa sedih mendengar cerita Anda, karena sebagian orang tidak percaya dengan yang Anda bicarakan. Namun, sampaikanlah kebenaran yang sebenarnya pada pendengar, kisah yang sebenarnya. 

Kisah yang alami yang Anda alami secara pribadi akan meraih perhatian para audiens. 
Seperti kisah di bawah ini, yang cukup menyentuh perasaan. 

“Saya tinggal dan besar di pinggir rel. Siang dan malam, suara kereta selalu terdengar. Orangtua saya bekerja di pabrik sepatu dan keadaan keluarga kami tidak begitu beruntung, saya adalah anak yang tumbuh tanpa mimpi,”. 

Bila Anda berhasil mendapat perhatian pendengar dengan cerita itu, maka akan muncul reaksi dari penonton, mereka akan langsung menatap ke arah Anda dan mendengarkan dengan seksama yang Anda sampaikan. 

Touch adalah menyentuh perasaan. Setelah memberikan pukulan pada saat pembukaan dan memperoleh simpati, hal terakhir yang diperlukan adalah memberi sentuhan.

Dengan menyentuh perasaan, barulah lawan bicara akan terbujuk. Pada tahap ini, lawan bicara tidak akan ragu lagi dan kemantapan hatinya akan berubah menjadi tindakan.

Dalam dunia bisnis, pada tahap inilah konsumen memutuskan untuk membeli produk. Oleh karena itu, Anda harus memotivasinya untuk membeli dan memanas-manasi bahwa ia akan menyesal jika tidak membelinya sekarang.

“Anda dapat memelihara kesehatan dengan biaya murah.”
“Sepuluh menit sebelum kami tutup.”

Bagaimana dengan berbicara di depan banyak audiens? Pada tahap ini, Anda harus mengarahkan audiens agar membuat keputusan.

Anda dapat mengakhiri dengan ucapan seperti ini,

“Nah, berakhir sudah wisata kita pada hari ini. Kini masa depan kalian yang mengejutkan akan dimulai.
“Sekarang saatnya Anda memutuskan setelah mendengar saran yang saya berikan.”

Sumber:
mediapeneliti.com